Chap 12

340 41 12
                                    

Earth berjalan gontai, menyusuri trotoar. Hari juga sudah mulai sore. Sepulang dari toko, dia berniat mampir sebentar ke swalyan terdekat. Untuk membeli keperluan dapur yang dipesan oleh Fluke.

Entah karna lelah atau memang kurang fokus. Dia tidak sengaja menginjak lubang kecil. Yang menyebabkan dia jatuh terjerembab ke depan. Dan kakinya seperti tertarik kesamping.

“Aahhh” ucap Earth, saat mencoba berdiri. Yang dirasakannya kakinya benar-benar ngilu. ‘Ahh.. pasti terkilir’ batinnya.

Dirogohnya handphone yang ada ditas selempangnya. Berniat menghubungi Fluke. Baru ingin mengetik nomer Fluke tapi layar handphonenya sudah berubah hitam. Gelap.

‘Sial. Batrainya habis!’ umpat Earth dalam hati. Sekarang dia hanya duduk meratap bak gembel di trotoar, tidak tau harus bagaimana.

Saat ia mulai putus ada. Sebuah mobil SUV terlihat mundur mendekatinya. Terlihat familiar. Saat sang pengemudi turun. Earth bernafas lega.

“Earth??!” ucap sang pengemudi saat telah berada didepan Earth. Berjongkok. Dan memeriksa keadaan earth.

“Nong ada apa?” ucap laki-laki itu lagi. Khawatir. “Aku terjatuh dan tak bisa berbangun lagi Phi. Kemungkinan terkilir” ucap Earth.

“Sini Phi liat”

“Aaaaa!! Sakit Phi” ucap Earth sedikit meringis. “Ya sudah Phi bawa Nong ke dokter” ucap sang lelaki. Dia berjalan mendekati mobilnya kembali. Membuka kursi penumpang di samping kemudi. Kembali mendatangi Earth. Dan menggendong Earth ala bridel.

Memasukkan Earth kedalam mobil dan memasangkan saftybelt padanya. Berlari kecil menyeberangi mobil. Mengendarainya dengan sedikit terburu. Earth bisa melihat seberapa laki-laki disampingnya begitu khawatir padanya. Begitu memperhatikannya.

“Phi... Tidak perlu terburu-buru. Earth hanya terkilir. Nanti kalau Phi terburu-buru, Phi Title sendiri yang akan celaka” ucap Earth menenangkan Title. Dan tak sadar memegang lengan Title lembut. Title menoleh pada Earth. Dan tersenyum lembut. Perasaannya sedikit tenang sekarang.


Setelah pulang dari rumah sakit. Earth dibawa kecondo Title, dengan alasan ada seseorang yang ingin bertemu.

Sampai didepan condo. Earth baru memasukkan 3digit kombinasi kode pintu. Tapi pintu sudah terlebih dahulu dibuka dari dalam. Menampilkan seorang wanita muda. Yang awalnya bahagia karna Earth yang datang. Tiba-tiba terkejut. Karna melihat Earth dalam gendongan Phinya. Dengan kaki yang diperban.

“Phi Earth??!! Apa yang terjadi??!!” seru Mook heboh. “Mook.. izinkan Phi masuk dulu. Biar Phi-mu ini bisa istirahat dikasur dengan nyaman”

“Ahh.. maaf.. silahkan masuk” ucap Mook sambil menggeser badannya dan membukakan pintu lebih lebar. Untuk akses masuk Title yang sedang menggendong Earth.

Mook membuntuti dibelakang Title. Mengikutinya memasuki kamar utama. Untuk merebahkan Earth.

“Emmm.. Phi.. tidak perlu kekamar Phi. Aku bisa disofa saja” ucap Earth sedikit tidak enak dan malu. Tidak ada tanggapan dari Title dia merebahkan Earth lembut diatas kasurnya.

‘Apakah akan seperti ini nanti malam pekawinan kami? Saat Earth ku gendong untuk memasuki kamar kami? Dia terlihat malu’ batin Title.

“Phi.. Ada apa dengan Phi Earth??” seru Mook kembali khwatir. Dan menyadarkan bayang-bayang khayalan sejenak Title.

‘Apa yang kau fikirkan?!” maki batinnya.

“Phiii!!” seru Mook lagi. Karna ia meresa tak ada jawaban dari sang Phi. Earth hanya tertawa melihat dua kelakuan sodara kandung itu.

“Phi Earth-mu ini tadi terkilir saat dijalan. Tapi sudah Phi bawa kedokter. Sudah tidak apa-apa. Hanya saja tidak boleh berjalan dulu untuk beberapa hari” ucap Title.

“Ihhh!! Phi Title memang tidak bisa diandalkan. Menjaga Phi Earth saja tidak bisa. Sampai Phi Earth terkilir seperti ini” ucap Mook. Earth masih saja tertawa. Walau terasa seperti gurauan tapi entah kenapa hati Title merasa tak enak mendengarnya.

Tapi coba ditepisnya perasaan itu. Karna ia tau, adiknya pasti hanya bercanda mengucapkan itu.

Title kembali menghadap Earth, masih dengan posisi duduk di samping Earth di atas kasur. “Earth... Phi harus keluar sebentar. Ada yang harus Phi kerjakan” ucapnya. “Iya Phi, tidak apa” senyum Earth. Title lebih mendekatkan diri pada Earth, mengecup kening Earth sebentar, lalu mengelus puncak kepala Earth sayang.

“Mook, tolong temani Earth disini selama Phi keluar” tambahnya pada Mook.

“Siap captain!! Mook akan menjaga Phi Earth disini dengan baik!!” ucap Mook, dengan posisi berdiri tegap dan melakukan tangannya seperti sedang hormat.

Title berdiri, berjalan mendekati pintu kamarnya. Sebelum benar-benar keluar, ia kembali membalikkan badannya pada dua orang yang paling dia sayangi.

“Phi berangkat sebentar yaaa” ucapnya, lalu tersenyum dan menutup pintu kamarnya.


Didalam kamar Title...........

“Phi... Ada yang Phi Earth inginkan?” tanya Mook, saat ia sudah mendudukkan diri dikasur. Mengambil tempat disamping Earth yang kosong.

“Tidak Mook” geleng Earth. “Phi memang sudah makan??” tanya Mook lagi. “Belum sih” jawab Earth sambil terkekeh.

“Hihihi.. berhubung Mook tidak bisa masak. Bagaimana kalo kita delivery saja?” ucap Mook. “Boleh. Mook mau makan apa?” tanya Earth lagi.

“Emmm,, baby mau makan apa?” ucap Mook sambil mengelus perut ratanya.

Earth terdiam. ‘Apa maksud Mook dengan baby?’ batin Earth.

Mook seperti mengerti keterkejutan Earth. Lalu ia lebih mendekatkan diri pada Earth. “Emmm,, Phi jangan bilang-bilang pada Phi Title yaaa” melas Mook pada Earth.

“Hah??” Earth masih sedikit bingung.

“Baiklah,, Mook mengaku..” ucap Mook cemberut. “Emmmm,, sekarang Mook sedang hamil Phi” ucap Mook dengan mata berbinar. Tersenyum. Terlihat bahagia. “Baru 2minggu” tambahnya. Kembali mengusap-usap perut ratanya.

‘Apakah....??’ batin Earth

“Mook sudah bilang pada Phi Title?” tanya Earth. Mook langsung menggeleng  kuat. “Phi jangan bilang pada Phi Title. Mook tidak mau nanti dimarahi Phi Title” ucapnya manja.

“Tapi kan___” ucapan Earth terputus mendengar penuturan selanjutnya dari Mook.

“Toh sebentar lagi kami akan menikah” ucap Mook terlihat bahagia.

‘Ternyata benar.......’ batin Earth, rasanya menyayat hati, mengetahui seseorang yang dia cintai sekarang telah menghamili wanita lain. Tapi apa yang salah? Mereka bahkan sebentar lagi menikah. Sedangkan dirinya?? Hanya tempat persinggahan sementara.

“Mook sangat mencintai Pho dari baby, Phi” tambah Mook, masih terus mengusap perutnya. Seperti tidak memperhatikan ekspresi dari Earth, yang berubah sendu.

“A..apakah Phi Kao sudah mengetahuinya?” tanya Earth. Mook sedikit bingung dengan pertanyaan Earth. “Emm,, belum Phi, tapi nanti akan Mook kasih tau” ucap Mook kembali wajah sumbringahnya muncul.

‘Sudah saatnya menyerah Earth! Apa yang bisa Phi Kao harapkan dari seorang laki-laki sepertimu? Biarkan Phi Kao lebih fokus mengurus Mook!! Aku benar-benar harus menjauh dari Phi Kao!’ lafalnya dalam hati.

“Boleh Phi menyentuhnya?” tanya Earth. Mook langsung mengangguk semangat. “Pasti Phi” ucap Mook, sambil mengambil tangan Earth dan meletakkannya pada perut ratanya.

‘Seperti apakah nanti anak Phi Kao dengan Mook? Pasti akan cantik atau tampan. Seperti orang tuanya.’ batin Earth sambil mengusap perut Mook lembut.

Ada rasa yang tidak seharusnya muncul saat Earth menyentuh perut rata Mook, sejenis rasa tidak suka. Kenapa bukan ia yang hamil dengan Phi Kao.

‘Earth!! Apa yang kau pikirkan?!’ Earth tiba-tiba menarik tangannya dari perut rata Mook. “Kenapa Phi?” tanya Mook bingung, saat Earth dengan tiba-tiba menarik tangannya.

“Ahhh.. tidak.. maafkan Phi.. Phi tidak bermaksud..” ucap Earth sedikit tak enak hati dengan Mook.

“Hihihi.. tidak apa Phi” ucap Mook sambil menampilkan senyum bahagianya. ‘Mook terlihat sangat bahagia, pasti Phi Kao juga akan bahagia’ batin Earth.

“Bagaimana kalau kita pesan pizza Phi?” tanya Mook semangat. Earth rasanya takkan sanggup untuk berlama-lama dengan Mook saat ini.

“Emm.. bagaimana kalau Mook saja yang pesan pizza. Phi merasa mengantuk. Mungkin efek dari obat yang diberikan dokter sudah mulai bereaksi” ucap Earth panjang lebar.

“Phi benar-benar tidak mau?” ucap Mook kecewa. “Emmm... Begini saja.. Mook pesan pizzanya dulu. Nanti sambil menunggu pizza, Phi istirahat sebentar, kalau pizzanya sudah datang, Mook bisa bangunkan Phi” ucap Earth, tidak ingin membuat Mook kecewa.

“Oke!! Mook pesan pizza dulu yaaa” ucap Mook semangat. Ia keluar dari kamar Title. Saat pintu kamar Title kembali tertutup.

Earth lemas. Hatinya seolah diremat kuat. Sakit. Tak terasa air matanya yang sejak tadi ditahannya saat bersama Mook, berebutan keluar deras dari matanya.

Earth manahan isakannya. Terasa pedih. ‘Berhenti Earth!! Harusnya dari awal kau berfikir tentang menjauhi Phi Kao secepat mungkin!! Karna hal ini pasti akan terjadi!’ batin Earth.

Dert,, dert,, dert..

Getar handphonenya di nakas samping tempat tidur mengalihkan perhatiannya. Handphonenya baru saja menyala beberapa saat yang lalu setelah di chargenya.

Phi K

Nomer dengan id tersebut dulu selalu menjadi favoritnya. Dulu ia selalu tak sabar menunggu panggilan id tersebut muncul di handphonenya. Dulu setiap id itu muncul, ada rasa bahagia dan rindu yang membuncah. Dulu ia tak pernah membiarkan orang dengan id number tersebut menunggu lama untuk diangkat telponnya.

Tapi sekarang. Saat ia mengetahui bahwa ia harus benar-benar mundur. Rasanya panggilan dari id number itu membuat hatinya semakin terkoyak. Membuat hatinya seolah ditusuk dengan segala macam benda tajam. Membuatnya seolah diterjunkan pada jurang yang dalam.

Dan ini saatnya!! Mungkin ini adalah waktu yang tepat! Kao pasti akan bahagia dengan Mook dan calon anak mereka nanti. Earth terus menguatkan hatinya. Walau air mata tak berhenti mengalir, membasahi wajahnya.


~~~~~


D-Link Co, Bangkok


Seorang lak-laki dalam ruangan megah bertuliskan CEO tersebut seperti tak sabar dan khawatir, sambil terus mencoba menghubungi seseorang menggunakan handphonenya. Sudah kali ke 5 panggilannya tak diangkat oleh orang yang ditujunya.

‘Kemana Earth?? Tidak biasanya ia tidak mengangkat telponnya’ batin Kao khawatir.

Ditengah ia mengerjakan pekerjaannya. Kao tiba-tiba memikirkan Earth, dan hatinya seolah merasa tak tenang. Saat mencoba menelpon untuk menenangkan hatinya. Ia kembali dihadapkan bahwa Earth tidak mengangkat telponnya. ‘Apa yang terjadi padanya?’ batinnya.

‘Apa Earth masih bekerja jam segini?’ Pikir kao lagi sambil melihat angka pada jam tangannya. ‘Apa mungkin ia menggantikan shif temannya??’ Kao mencoba berfikir positif. Tidak ingin ke khawatirannya mendominasi.


Tok,, Tok,, Tok..


Sang sekretaris muncul dari balik pintu. Memberitahukan kalau rapat direksi akan segera dimulai. Kao mengiyakan apa yang disampaikan oleh sang sekretaris.

Ia segera keluar dari ruangannya dan diikuti oleh sang sekretaris. Menuju lantai dimana rapat akan dilaksanakan.

Hampir 2jam rapat berlangsung. Dan hati Kao sama sekali tak tenang. Ia juga tak mendapat balasan telpon dari Earth. Seandainya malam ini pertemuan dengan klein bisa dia gantikan dengan sekretarisnya. Maka sekarang juga dia akan terbang menuju Chiangmai.

Sudah 4 hari setelah mereka melakukan malam panas dicondo Earth, dan itu seperti berbeda. Kao tidak munafik dia menyukai berhubungan sex dengan Earth, walaupun baru pertama kali untuk Earth tapi rasanya tubuh mereka memang memancarkan sinyal bahwa mereka adalah pasangan yang pas.

Dan untuk pertama kalinya juga bagi Kao dia melakukan hubungan sex yang lembut, kalau bisa dibandingkan dengan kebiasaannya, ia memperlakukan Earth dengan sangat lembut malam itu. Malam panas mereka.

Dan saat ia kembali ke Bangkok, semua baik-baik saja sampai tadi pagi, sebelum Earth berangkat kerja. Mereka masih sempat menyapa lewat telpon. Menanyakan kabar dan kegiatan apa yang akan dilakukan hari ini. Tidak ada yang aneh.

Tapi sore harinya, Kao seolah kehilangan arah karna tidak mendengar kabar dari orang yang berharga untuknya. Benarkah Earth seberharga itu untuknya?

Kao seolah tidak tenang kalau tidak mendengar suara atau kabar dari Earth. Sebergantung itukah sekarang ia pada Earth?

Kao dan perubahan pada dirinya. Kao yang mulai merasakan hidup normal dengan Earth disampingnya. Kao yang yang selama ini tidak perduli pada orang lain, bahkan menganggap orang lain berharga selain keluarganya. Kao yang tidak bisa saat Earth mulai menghilang dari jangkauannya. Rasa posesif dan tidak suka ketika orang lain menyentuh Earth.

Earth Katsamonnat dan segala pesonanya, yang membius seorang Kao Noppakao, hingga ia tak bisa memalingkan wajah dari lelaki manis itu sejak pertama bertemu dengannya.


.


.


TBC


NP : 5 agust 2020

With You - KaoEarth (Complite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang