[Dua]

6.9K 769 79
                                    

Pemuda tinggi berkacamata dengan surai blonde. Seenaknya merebut bola yang ditujukan pada lelaki berambut jeruk, Hinata Shoyo. Orang di sampingnya yang memiliki rambut hijau, hanya terkekeh pelan melihat kawannya.

"Sepertinya pertandingan Sabtu nanti menjadi sangat penting bagi kalian. Tapi bagiku sama sekali tak penting. Aku bisa memberikannya kalau kalian mau" kata lelaki blonde itu.

"Nani?!" Seru Hinata tak terima. "Heh. Kau memberikannya atau tidak, kami akan tetap memenangkannya!" Timpal si mata blueberry, Kageyama Tobio.

"Santai saja dong ou-sama. Lagi pula ini hanyalah kegiatan ekskul kan?" Balas blonde.

"Apa-apaan maksudmu itu? Siapa kalian ini sebenarnya?" Hinata masih tak terima.

"Tsukishima Kei, kelas 1-4" jawab si surai blonde sambil mengembalikan bola voli yang dia ambil tadi. "Yamaguchi Tadashi" sambung si rambut hijau. Tak lama, mereka pun pergi meninggalkan Hinata dan Kageyama.

---

"Lagi lagi Tsukishima yang mencetak angka!"

"Dia itu kan seorang Ace. Ace memang keren ya..."

Gumaman penonton lain di sekitarnya, berhasil membuat anak berkacamata itu mengukir senyuman bangga di wajahnya. Tentu saja. Karena orang yang dibicarakan oleh mereka itu adalah kakaknya.

Ace dari SMP Amimeru, Tsukishima Akiteru itu menolehkan pandangannya menuju Tsukishima Kei, anak berkacamata tadi. Saling mengacungkan kedua jari mereka dan tersenyum lebar. Akiteru kembali fokus pada pertandingannya.

"Woah.. apa kau kenal dia?"

Tsukishima Kei menengok ke sumber suara. Gadis kecil dengan surai (h/c) menatapnya kagum. Matanya terlihat sangat berbinar. Kei menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Di- dia itu.. kakakku.." jawabnya gugup. Ini pengalaman pertamanya berbicara dengan seorang perempuan.

"Kakak?! Sugoii! Namaku (full name), yoroshiku!" Seru (name) dengan senyum lebarnya. Dia memberitau namanya walaupun pemuda kecil itu tidak menanyakannya.

"Tsukishima Kei, yoroshiku" tapi Kei tetap membalasnya.

"Oh ya, apa Tsukishima kun juga main voli?"

Siang itu, selain bangga atas permainan kakaknya yang selalu luar biasa, Kei mendapat kawan baru. Keajaiban menghampiri mereka. Kei dan (name) berlatih di tempat yang sama. Lama kelamaan, Kei pun merasa nyaman dengannya. Begitupun sebaliknya.

Bertemu dengan Yamaguchi, mereka bertiga menjadi sahabat yang tak terpisahkan. Kemanapun selalu bersama. Saking dekatnya, bahkan Kei mengizinkan Yamaguchi dan (name) untuk memanggil nama pertamanya.

Suatu hari, Kei datang dengan semangat yang berbeda.

"Akiteru-nii menjadi Ace di tim voli Karasuno! Katanya mereka itu sekolah kuat!" Umumnya. Berkali-kali (name) dan Yamaguchi mengucapkan selamat padanya. Kalian membuat hadiah kecil-kecilan untuk kakaknya Tsukki.

Seminggu kemudian, turnamen voli. (Name) agak tertarik untuk menonton voli SMA. Kebetulan, siang ini jadwal SMA Karasuno, timnya Akiteru bertanding. Dia pikir, dia bisa jadi mata-mata hebat untuk Tsukki. Kalau Tsukki tidak bisa menonton, dia yang akan memberitau kehebatan Akiteru.

Tapi kenyataannya lain. (Name) terkejut. Tidak ada wajah yang dia kenal di lapangan itu. Dimana orang yang minggu lalu dirayakan atas pencapaiannya menjadi Ace?

Dua detik kemudian. (Name) melihatnya. Ya, melihatnya berdiri di antara kumpulan pendukung tim Karasuno. Di bangku penonton. Nampaknya, Akiteru menyadari keberadaan (name).

Terkejut. Tentu saja terkejut. Betapa teganya Akiteru berbohong pada adik kecilnya. (Name) seketika langsung pergi. Berniat memberitau sahabat kecilnya. Tapi kemudian, tangan besar menggenggam lengannya. Akiteru mencegahnya.

"Bantu aku, jangan beritau Kei, ya? Aku hanya ingin dia bahagia" pintanya.

(Name) kecil, cita-citanya dari dulu memang sangat mulia. Dia sangat ingin membuat orang lain bahagia. Sayangnya, pikiran polosnya itu berlanjut ke menuruti Akiteru. (Name) mengangguk dan mmeikirkan apa yang akan dia katakan pada Tsukki besok.

"Kei!..." panggil (name) begitu masuk ke kelas. "Kemarin aku menonton Karasuno lho..." pamermu. Anak yang kau panggil itu langsung menghampirimu. "Akiteru-nii benar-benar ada?"

"Ada!"
"Bagaimana permainannya?"
"Keren sekali! Dia banyak membuat skor!"
"Whaaa!"

Berlanjut menjadi kebohongan bertahun-tahun. Hari itu, (name) sakit. Padahal Karasuno akan melakukan pertandingan terakhir bagi angkatan Akiteru. Biarlah, lagipula Kei tidak diizinkan kakaknya menonton pertandingan kan.

(Name) dengan tenang beristirahat di rumahnya. Sampai seseorang datang untuk menjenguknya. Akiteru. Menghampiri (name) dengan raut wajah yang tak biasa.

"Kei.. Kei sudah mengetahuinya.."

Deg!

Tak lama, Akiteru meninggalkan rumahnya. (Name) lah yang sekarang kebingungan. Apa yang harus dia katakan pada Kei besok di sekolah?

(Name) langsung menghampiri Kei siang itu.

"Kei,-"

"Pergi"

Kei memotong perkataannya tanpa sedikit pun melirik ke arahnya. (Name) tidak menyerah. Walau begitu, sebelum perkataannya sempat diselesaikan, Kei selalu memotongnya.

"Kupikir, aku bisa membuatmu bahagia" ucap (name) menahan isak tangisnya. "Bahagia katamu? Haha. Kamu ini siapa sebenarnya? Sudah berapa lama kita bertemu? Bahkan kita sudah saling menaruh kata sahabat. Bukankah seharusnya kau yang paling tau tentangku? Bukankah seharusnya kau tau aku paling benci kebohongan?!"

Kei membentak (name). Bahkan dia sampai berdiri saking kesalnya. (Name) perlahan menjatuhkan air matanya. "Maaf-"

Brak! Kei menggebrak mejanya. Menatap (name) tajam. "Pergi!" Serunya dengan intonasi yang lebih tinggi. Yamaguchi yang sedaritadi diam, mensejajarkan posisi berdirinya dengan Kei. "Lebih baik kau menurutinya, (l/n) san". Walau dengan intonasi yang rendah, di mata Yamaguchi terdapat tatapan kecewa. Bahkan dia tidak memanggil nama pertamanya.

Mau tak mau, (name) yang mendapat kekalahan telak itu membalikkan badannya. Berjalan perlahan keluar.

"Gomennasai!" Teriaknya, sebelum akhirnya berlari sambil mengeluarkan semua tangis yang dipendam sejak tadi.

---

"Tsukki, daijoubu?" Tanya Yamaguchi melihat kawannya melamun terus daritadi. Yang dipanggil 'Tsukki' itu langsung tersadar. "Daijoubu".

Yamaguchi menghela napasnya. "Tsukki, kalau tidak mau lanjut-", Tsukki tau apa yang akan dikatakan si rambut hijau itu. Tapi dia sangat tidak ingin membahasnya. "Urusai Yamaguchi".

"Gomen Tsukki..".

Sampai terlalu benci mengingatnya.

Baka! Untuk apa aku mengingatnya lagi?

°●--------------------●°

Mocha: Btw, ini request dari Kuniyuki79. Maaf kalau ga sesuai ekspektasi 🙏. Kami usahakan up setiap hari!

Kara: Kami? Kamu doang kali

Mocha: Hei!! -_-

Chance (Tsukishima X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang