[Lima]

4.2K 760 58
                                    

Cahaya menerpa. Perlahan mataku terbuka. Mengakhiri putaran mimpi yang persis sama dengan memori lama. Matahari di atas sana menyilaukan pandangan tapi tak ada kehangatan yang terasa di tubuhku. Selain dari mantel tebalku ini.

Semalam rasanya melelahkan. Aku bahkan tak ingat kapan aku tertidur. Setelah menemukan semacam pos yang tidka digunakan, aku masuk ke dalam sana lalu berbaring. Padahal aku tidak bermaksud untuk tidur.

Karena aku tau mimpi itu pasti datang.

Sekarang apa? Dilarang untuk menemui mereka, di rumah pun yang ada monster itu. Tujuan hidupku benar-benar sudah tidak ada. Hm, bunuh diri? Iee iee! Makin dosa yang ada.

Tak ada yang mau menampungku selain orang baik itu. Oke, karena aku pun tak tau harus apa. Setidaknya, sebelum hari yang tidak diketahui itu tiba, aku harus melakukan kebaikan. Apapun itu.

Sebelum itu, aku pergi ke tempat terbengkalai lain. Yang ini sudah biasa kutempati. Juga tempat terbengkalai pertama yang kutempati bersama kedua kakakku. Sangat aman, belum pernah ada lagi yang kesini. Malah menurutku, inilah rumah yang sebenarnya. Entah bagaimana, tapi disini ada air bersih. Terjawab sudah ya, aku membersihkan diri disini.

Kembali ke tempat yang kukunjungi semalam. Toko milik Ukai Keishin. Si orang baik itu seperti biasa menyapa dan tersenyum padaku. Namun dirinya terkejut mengetahui niatku datang ke tempatnya.

"Apa aku bisa membantu sesuatu disini? Ukai san selalu membantuku sebelumnya, jadi.."

"O- oh, baiklah. Kau bisa membantuku membersihkan toko" kata Ukai.

Aku akan membantunya hanya sampai siang hari. Masih ingat dengan larangan dari Yamaguchi. Mustahil luka yang kugoreskan di hati Tsukishima bisa sembuh dalam waktu dekat ini. Tapi kuharap, semoga saja bisa.

"Malam ini aku tidur dimana ya? Mungkin di pos kemarin saja ya. Lumayan nyaman juga sih soalnya" gumamku pelan.

Membersihkan setiap sudut toko. Aku sangat menikmatinya. Ukai juga mengajakku mengobrol. Kadang diselingi candaan. Aku pun sempat bertemu dengan ibunya. Ibunya memiliki kebaikan yang sama persis dengan anaknya.

Berjam-jam disini. Tak terasa sudah siang. Aku hendak bersiap mengambil ransel untuk pergi. Mendadak ponsel Ukai berbunyi. Setelah itu, matanya terbelakak.

"Ah, ya ampun! baru ingat aku ada urusan dengan temanku. Ibuku pasti kembali beberapa menit lagi. Bisa tolong jaga toko sampai dia datang?" Pinta Ukai.

"Um, oke".

Dia masuk ke ruangan, dan keluar dengan pakaian yang berbeda. Aku menaruh kembali ranselku. Sekarang sendirian disini.

Aku duduk di salah satu kursi. Oh, ada yang masuk. Kelihatannya siswa. Tak salah lagi, pasti dari Karasuno. Seragam putri nya bagus juga. Kedua siswi itu mengambil es krim dan menyerahkannya padaku. Dengan senang aku melayani mereka.

"Apa kau baru disini?" Tanya mereka.

"Aku hanya membantu. Pemiliknya sedang ada urusan jadi aku yang menggantinya sampai dia pulang" jawabku.

"Wah baik sekali.. jaa, kami pergi ya.." pamit salah satu dari mereka.

Sudah lama juga tak berinteraksi dengan orang lain seperti ini. Senangnya...
Oh ya, mungkinkah ini jam pulang sekolahnya Karasuno? Kalau begitu, apakah akan ada kesempatan Kei akan-

"Dan, sebisa mungkin tolong untuk tidak muncul dihadapan kami? Sampai luka Tsukki benar benar sembuh"

Oke lupakan saja.

Drrk...

"Ah, selamat.. da- tang.." ucapku.

Mataku berbinar. Tingginya, rambutnya, kacamata. Mungkin terdengar gila, tapi aku melihat cahaya bulan di sekitarnya. Benar-benar indah. Tsukishima Kei, dia menghampiriku, menyerahkan dua botol minuman energi yang dibeli.

Chance (Tsukishima X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang