Klub voli Karasuno kembali ke toko. Sepertinya ini memang rutinitas mereka setiap malam sehabis latihan. Dalam hati aku berterima kasih pada kapten mereka. Karena dialah yang mentraktir roti untuk anggota voli.
Dan karena itulah aku bisa bertemu lagi dengan bulan dan penjaganya.
Aku mulai membersihkan saat mereka mulai berjalan keluar. Tsukishima juga keluar. Yamaguchi yang berada di paling belakang berhenti di depanku sebelum keluar. "Jangan lupa besok, ya. Jam delapan pagi di depan toko ini".
Selanjutnya, dia tersenyum. Membuka pintu lalu keluar dari toko.
Senyum lebar yang kurindukan, akhirnya bisa kulihat sekarang. Aku lanjut membersihkan ruangan sambil curi-curi pandang dari kaca melihat mereka berdua dari dalam.
Tuk,
"Ah". Tanpa sengaja aku menyenggol pulpen hingga terjatuh. Lalu ada secarik kertas di meja. Baru saja memberiku ide.
"Ukai san.." panggilku. Ukai menyembulkan kepalanya dari dalam gudang.
"Boleh kuminta kertas ini?" Tanyaku. Mata Ukai melirik ke arah tabganku yang memegang kertas tadi. "Ambil saja. Untuk apa?" Jawabnya sambil melontarkan pertanyaan balik.
"Hanya ingin menulis". "Jaa, ambillah dengan pulpennya sekalian.
"Oh, arigatou..". Ukai mengangguk lalu kembali masuk ke gudang.15 menit aku selesai membersihkan semuanya. Seperti hari sebelumnya, aku mendapat roti lagi. Kali ini aku mengambilnya untuk kumakan di tempatku istirahat. Pos terbengkalai dekat SMA Karasuno.
Di bawah langit malam, aku menuliskan sesuatu di kertas itu. Ini adalah rencana B untuk besok bertemu dengan mereka.
Aku menjadikan ranselku sebagai bantal. Merebahkan diri. Membayangkan akan seperti apa besok. Berjalan lagi bertiga bersama mereka. Lalu, aku akan menjelaskan dan meminta maaf pada Tsukishima.
Tenggorokanku merasakan sesuatu lagi. Aku terbatuk dan darah lagi. Tidak biasanya aku batuk darah sampai dua kali dalam sehari seperti ini. Sepertinya aku memang benar-benar harus menyampaikannya besok. Tak ada waktu lagi.
---
Pagi yang indah. Menggendong tas ranselku dan pergi ke tempat Ukai. Mana aku tau ini jam berapa. Aku tak punya jam. Tapi kira-kira, sepertinya masih setengah jam sebelum perjanjian.
Di depan toko Ukai, belum ada siapapun yang datang. Aku bersandar di dindingnya. Mengeluarkan secarik kertas, yang semalam kutulis. Aku membacanya kembali.
"Semoga tersampaikan" gumamku, memasukkannya kembali ke dalam saku jaket.
"Ohayou!"
Yamaguchi, dengan jaket biru tua dan syal hijau di lehernya menyapaku. Di sebelahnya berjalan Tsukishima mengenakan jaket merah, syal yang senada dengan rambutnya, juga headphone yang tak pernah lepas dari lehernya. Mereka berdua menghampiriku.
"Ohayou!" Sapaku balik.
Menegakkan diri dari sandaranku tadi. Tersenyum lalu menghampiri mereka. Yamaguchi mulai tersenyum balik padaku. Tapi Tsukishima masih dengan wajah datarnya. Ayolah, aku tidak tahan ingin melihatmu tersenyum lagi.
"Jaa, kita kemana sekarang?" Tanyaku.
"Taman kota, ya kan Tsukki?" Yamaguchi memastikan. Tsukishima memandang tajam diriku.
"Bukannya kami yang harusnya bertanya padamu?" Ujarnya. Aku dan Yamaguchi saling tatap, kebingungan.
"Kau itu seperti D*ra the Explorer. Kemana-mana bawa ransel. Di dalam situ ada peta kan?" Sindirnya dengan senyuman licik.
Dua detik,
Aku tertawa. Aku baru menyadari apa maksudnya. Yamaguchi ikut tertawa menanggapi candaan Tsukishima.
"Wah, apa kau menontonnya?" Tawaku. "Ternyata orang sepertimu tontonannya D*ra ya..." sambungku. Yamaguchi makin terbahak mendengarnya.
"Ternyata Tsukki juga tau dan menonton kartun itu?" Lanjut Yamaguchi yang masih berusaha menghentikan tawanya.
Semburat merah terlihat merona di pipi Tsukishima. Dia hanya melihat ke arah lain mencoba menyembunyikan rasa malunya. "Urusai, Yamaguchi".
Yamaguchi perlahan memelankan tawanya dan berhenti. "Gomen Tsukki!" Ucapnya sambil tersenyum. "Jaa, ikuzo!"
Kami berjalan menuju taman kota. Dengan posisi ditengah-tengah antara Tsukishima dan Yamaguchi. Padahal dulu waktu kecil biasanya seperti ini. Mungkin karena sudah lama tak mengalaminya, aku jadi merasa canggung lagi.
"Eum.. apa posisiku benar-benar harus di tengah seperti ini?" Tanyaku.
Tsukishima menjitak kepalaku. "Ittai yo!" Seruku. "Kami cuma takut yang kemarin terjadi lagi" kata Yamaguchi tersenyum.
"Bodoh!" Ejek Tsukishima.
"Ya tidak perlu segitunya juga kali." aku mem-pout-kan bibirku.
"Maa~ maa~"Sampai di taman kota, kami bermain salju. Salju yang tebal di taman, cukup untuk membuat boneka salju. Yamaguchi pun setuju denganku.
"Seperti anak kecil saja" tolak Tsukishima. Aku dan Yamaguchi menarik lengannya bersamaan. Dia pun akhirnya menurut.
"Kawaii! Kita harus berfoto!" Seru Yamaguchi. Tsukishima mengeluarkan ponselnya. "Jaa, kufo-"
"Mana boleh! Kau juga ikut!" Seruku. Yamaguchi mengangguk setuju. Dia memanggil seseorang untuk memfoto kami bertiga. Di belakang boneka salju yang kami buat.
Setelah memastikan hasil fotonya bagus, Tsukishima membelikan kami cokelat panas. Dia bersikap cukup baik kali ini walaupun masih dengan wajah datarnya. Kalau saja dulu aku tidak melakukannya, pasti sekarang dia tak akan seperti ini.
Matahari terbenam. Kami berada di depan gerbang sekolah Karasuno untuk menikmati pemandangan langit merahnya. Aku melipat tanganku. Aku ingin mengatakannya sekarang.
"(L/n) san, ada apa?" Yamaguchi bertanya. Tsukishima ikut melirik ke arahku.
"Etto.. Tsukishima-kun..". Tsukishima menegakkan badannya. "Nani?"
"Aku... aku ingin meminta maaf padamu!" Ucapku lantang. Tsukishima nampak tak bereaksi. Padahal Yamaguchi di sebelahnya sudah memasang wajah terkejut. Ah iya juga, dia kan lupa ya.
"Ano.. aku sahabat kecilmu dulu. Namaku, (full name). Ingat kan? Jadi, aku ingin-"
"Aku sudah tau" potongnya. Aku sedikit mendongak menatap wajahnya. "Tapi-"
"Hah aku sudah susah payah berpura-pura agar tak mengenalmu. Tapi kau sendiri yang mengungkitnya lagi" Tsukishima menyela perkataanku lagi.
"Jadi, Kei, aku minta maaf-"
"Permohonan ditolak. Aku tak akan mau memaafkan orang yang sudah menghancurkan hubungan keluargaku. Aku tidak akan memaafkanmu. Pergilah sekarang"
"Satu lagi, jangan pernah berani memanggil nama pertamaku. Aku benci mendengarnya darimu"
°●--------------------●°
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance (Tsukishima X Reader)
Fanfiction"Mengapa aku lahir? Kapan aku diberi kesempatan? Sekejam itukah aku?" -(Name) ⚠️ Angst Genre!!⚠️ Haikyuu ©️ Haruichi Furudate #1 YamaguchiTadashi (07/07/2020) #12 TsukishimaKei (07/07/2020)