Hukuman

11 2 0
                                    

Para santri asik terlelap di kobongnya masing-masing, suasana nampak begitu hening, dingin menyelimuti keadaan sekitar padahal posisi pesantren bukan di daerah pegunungan. Gue tidur di kobongnya sarnim bersama aan,nanang dan sarnim. Ketika sekitar memasuki waktu subuh tiba-tiba ada yang menggedor pintu kobong sedangkan kami masih asik berada di alam bawah sadar.

"Bangun bangun" terdengar suara dari luar walaupun samar samar. Tiba tiba kobong di dobrak dan ternyata orang tersebut adalah salah seorang pengurus pondok, mang sehu namanya.

"Bagun semuanya, kalo engga gue siram, mau?" bentaknya

Mau gamau kami bangun dari tidur dan duduk bersila. Mang sehu pun pergi entah kemana,mungkin ia ingin membangunkan santri yang lainnya. Gue yang hendak bangun ingin mencuci muka dan siap siap solat subuh, namun ketika melihat sarnim,nanang dan aan mereka malah kembali tertidur. Gue mencoba membangunkannya kembali namun tak di gubris oleh mereka. Alih-alih pergi ke masjid, gue malah ikut kembali tidur.

Ketika mulai memasuki dimensi mimpi, gue di kagetkan dengan siraman air. Keadaan pondok becek dan kami berempat langsung bangun.

"lo udah bangun malah tidur lagi, cepet bangun dikit lagi solat subuh" perintahnya

Kami berempat cepat-cepat keluar dan menuju kolam untuk cuci muka dan wudhu.

"Sialan baju gue basah" gerutu gue
"ganggu aja tuh orang, gue lagi enak-enak tidur tadi" ujar nanang
"kalo bukan pengurus, gue berantemin tuh orang" ujar sarnim kesal
"padahal tadi gue lagi mimpi lagi pacaran sama cewe,sial" aan mulai angkat suara
"yee pea,otak lo bener bener ye, cewe mulu" ujar gue
"ya gimana,namanya juga mimpi" jawab aan
"kasian si aan, pacaran cuma bisa dimimpi doang hahaha" nanang tertawa
"sorry yak, bukannya gue sombong, kalo lo tau, cewe antri buat pacaran sama gue" ujar aan
"cewean blorok kali lo hahaha" ujar sarnim
"liat aja nanti hahaha" aan dengan berjalan mendahului kami

Sesampainya di kolam,kami cuci muka dan wudhu lalu kembali ke kobong untuk berganti pakaian. Didepan kobong ternyata masih ada mang sehu, dengan tampang sewotnya ia pun berkata.
"lo pada ngapain lagi?bukannya pada ke masjid" ujar mang sehu
"iya mang,sebentar mau ganti baju dulu, basah nih" jawab nanang
"lagian mang sehu segala nyiram nyiram" ucap sarnim ketus
"siapa suruh lo batu,bukannya ke masjid malah tidur lagi" seru mang sehu
"namanya juga ngantuk" ujar gue ketus
"lo ngelawan ya pada, mau lo gue hukum?" ancam mang sehu
"udah ayo buruan,entar di hukum kita" bisik aan
"bodo amat" ujar sarnim lalu masuk ke dalam kobong dan mendapat tatapan elang dari mang sehu.

Setelah menganti baju mereka keluar lalu kami berempat menuju kobong yang gue tempati untuk mengganti baju.

"Buruan gus"ujar aan
"iya bentar" kata gue sambil membuka lemari dan mengambil baju dan sarung lalu menggantinya.

Lalu kami berempat pergi menuju masjid, sambil bersholawat kami menunggu waktu sholat subuh. Akhirnya adzan berkumandang lalu kami sholat qabliyah subuh dan setelahnya abah haji datang dan sholat subuh bersama.

Setelah sholat subuh dan berdzikir kami kembali ke kobong untuk mengambil kitab karena jadwal setelah sholat subuh adalah pengajian kitab fathul muin. Sesampainya di kobong, gue menyusul ke kobong sarnim, nanang dan aan bermaksud untuk bersama kembali ke masjid.

Sampai disana,gue kaget melihat mereka sedang tertidur, gue pun mencoba membangunkan mereka.

"eh bangun, buset malah pada tidur lagi" ujar gue
"ah gue ngantuk!" ujar sarnim
"eh nanti malah di omelin lagi"
"udah lo duluan aja nanti kita nyusul" ucap nanang. Akhirnya gue memutuskan untuk pergi ke masjid sendiri meninggalkan mereka.

Di masjid gue mengambil posisi paling belakang.s elain agar bisa nyender, juga buat jaga jaga semisal ngantuk gue ga ketahan dan bisa tidur.

Pengajian di mulai, kami memperhatikan apa yang di terangkan, mata gue yang udah tinggal 5watt pun ga sanggup buat nahan ngantuk yang begitu besarnya. Akhirnya gue posisikan badan gue meringkuk  dan akhirnya tertidur.

Ketika terbangun gue melihat abah haji udah engga ada,dan para santri sudah tak lagi ada di dalam masjid, hanya tersisa beberapa orang yang tertidur ketika pengajian tadi. Gue pun kembali ke kobong, ketika di jalan dari kejauhan gue melihat 3 kawan gue, sarnim, nanang, dan aan yang tengah di jemur. Jujur disitu gue ketawa melihat mereka jadi tontonan santri lainnya. Tapi gue gaenak kalo sampe mereka ngeliat gue,gue pun bergegas kembali ke kobong gue dan tidur.

Masa MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang