Didepan roling door warnet gue bersama beberapa kawan gue. Mereka adalah orang orang hadir di hidup gue sejak mulai bisa berjalan sampai saat ini dan seterus nya sampai tuhan memisahkan kita satu persatu, entah karena mengejar cinta atau mengejar cita cita, entah karena perpisahan, karena pernikahan maupun kematian. Yang pasti suatu saat kita akan berpisah dan gue berharap mereka takan pernah melupakan keceriaan semasa masih bersama sampai kapanpun dan gue berdoa semoga tuhan mentakdirkan kita bahagia di masa depan kelak.
Disitu ada abang, apet, alvin. Entah apa yang dibahas kala itu, kami semua nampak bahagia dengan guyonan guyonan receh yang entah kenapa membuat kami tertawa lepas.
"Gimana col rasanya pesantren? Enak kan? Hahaha" tanya apet yang kala itu gue sedang memandang arah jalan depan gang warnet. Ocol adalah nama panggilan gue di kalangan teman teman rumah gue, beda lagi kalau di sekolah. Intinya nama samaran gue banyak dan kalau ada teman gue menanyakan diri gue dengan nama selain nama asli gue ataupun "Ocol" teman teman rumah gue tak ada yang mengenalnya
"Ya gitulah pet" jawab gue sekenanya
"hahahaha gue inget waktu lo berangkat ketemu gue di pom, mukanya kasian banget hahahaha" ujarnya lagi dengan nada mengejek
"Emang lo ketemu die pet pas mu jalan?" tanya abang
"iya mukanya kek nahan nangis gitu hahaha"
"Col col lo udeh gede nangis begoooo hahaha" alvin menanggapi sedangkan gue diam tak mau menggubrisnya. Gue tau tipikal mereka ini, kalau gue diem pasti bakal terus dipancing dan kalaupun gue buka mulut, mereka lebih sadis lagi dalam memojokan gue yang selalu berakhir gue jadi bahan tertawaan mereka. Tapi inilah yang gue kangenin dari mereka ini, meskipun gue selalu jadi bahan "bully", gue selalu merasa nyaman bersama mereka, seakan akan tak ada beban dalam menghadapi kejamnya dunia ini, sesaat entah kenapa waktu seperti berlalu begitu cepat, mungkin karena gue terlalu menikmati waktu bersama mereka hingga lupa waktu sampai akhirnya gue harus dimarahi orang tua gue akibat pulang terlalu larut. Ada satu pesan dari seseorang yang sampai saat ini gue ingat. "Nikmatin waktu lo ngumpul sama kawan kawan lo, karena mungkin beberapa tahun lagi lo ga akan bisa bareng-bareng terus sampai akhir hayat, entah 1 tahun, 2 tahun, atau mungkin 5 tahun lagi, semuanya bakal nemuin jalan hidupnya dan akhirnya sibuk dengan aktivitas mereka masing masing"."eh 17an jadi naik?" gue mencoba mengalihkan topik pembicaraan
"tau tuh, emang jadi apa?" jawab apet yang termakan trik gue
"Jadi sih, cuma gue ga ikut" kata abang
"terus siapa aja yang ikut?" tanya gue
"paling olis, a yuda, cang mamat, a iwan, bang manu"
"yang gue denger sih cuma segitu hang fix" sambung alvin
"buset pertu semua yak hahaha" kata gue
"lo mau ikut col?" tanya abang
"Pengen nya sih gitu?"
"ikut aja" kata abang
"Budget berapa kira kira kesana yak?" tanya gue
"kurang tau deh 300-350 kayanya" jawab abang
"oh segitu" jawab gue. Pikiran gue sibuk memikirkan angka yang harus gue bawa nanti, padahal gue saat itu tak memiliki dana sama sekali, tapi gue harus tetap berangkat, karena ini udah menjadi tujuan gue dan orang tua gue menyetujuinya. Mungkin abah gue sudah menyiapkannya karena itu sudah menjadi perjanjian antara gue dengan abah dan beberapa hari lagi sudah waktunya.Olis datang dengan rokok filter di tangan. Waktu yang pas untuk menanyakan "trip" yang akan gue jalani.
"Lis"
"Kenapa col" katanya lalu duduk di hadapan gue
"lo ke prau ikut?"
"ikut, lo mau ikut?"
"Siapa aja yang jalan?"
"Paling gue, a iwan sama bininya, a yuda, bang manu, a iwan orang atas, cang mamat, sama temennya a iwan"
"anak anak ga ada yang ngikut?"
"tau deh tuh, pada kaga ada duit katanya"
"lo ikut kaga?" sambungnya
"pengen sih"
"yauda kalo mau lo prepare aja dulu, nanti malem kumpulin uang logistik, tinggal besok langsung jalan"
"Besok jalannya lis?"
"Iyalah, kali ini kita di jalan bisa setengah hari, besok kan tanggal 15 nah tanggal 16 kita nyampe sana, 17an kita di puncak, tanggal 18 kita udah sampe sini lagi"
"jalan malemkan besok?"
"iya paling jalan malem"
"oh okedeh"
"jangan lupa nanti malem kumpulin uang logistik"
"selau kalo itu"
Gue pun langsung mencari alat yang gue butuhkan. Maklum gue belum punya alat jadi harus mencari pinjaman. Maaf teman teman kalo gue nyusahin kalian terus kalo masalah kaya gini, hahahaha peace✌🏻.Gue hubungi beberapa kawan gue yang hobi hiking. Cerrier, matras, sleeping bag, ponco/jas hujan, senter/hadlamp, sepatu hiking, jaket, sarung tangan, kaus kaki, beberapa baju ganti, syal, trashbag sudah gue dapat, sekarang tinggal packing.
Ada tekhnik yang di butuhkan agar cerrier tidak miring, tidak berat, dan tidak kesulitan dalam mencari alat yang di butuhkan ketika berada di jalur pendakian. Semoga tak ada hambatan dan bisa kembali dengan selamat nantinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Muda
Teen FictionSemua orang punya masa nya masing masing, zaman ketika menjadi manusia yang merasa dirinya paling hebat, hingga akhirnya terjerumus dalam kenakalan remaja, zaman ketika para remaja pada umumnya mencari jatidiri, persahabatan pun bisa dikatakan sanga...