Pulang

1 1 0
                                    

Hari ini gue izin pulang ke Jakarta karena gue ada planing buat naik gunung dan gue gamau planing gue berantakan. Ini pertama kalinya gue pulang dari pondok,dan jujur gue belom hafal jalan dan kendaraan apa yang harus gue naiki. Dengan berdoa doa kecil gue naiki angkot dan turun di suatu daerah. Gue ingat kali pertama gue dihantarkan ke pondok, waktu itu gue lewat daerah ini dan gue melihat bis yang bertuliskan tujuan jakarta.

Gue melipir ke sebuah warung di pinggir jalan, mencoba bertanya kepada pemilik warung dengan dalih membeli rokok. Ini merupakan sebuah trik dalam bertanya kepada seseorang agar tak canggung dan sulit berbasa basi.

Saat ini gue duduk di pinggir jalan dekat pertigaan. Informasi yang gue dapet dari pemilik warung, bis untuk tujuan jakarta biasanya lewat sini.

Setelah menunggu beberapa waktu bis itu datang, gue langsung naik dan mengambil posisi di dekat sopir.
"Bang ini ke terminal kali deres kan bang?" tanya gue kepada sang sopir
"iya dek" jawabnya
"kalo udah nyampe kasih tau ya bang"
"iya dek, adek baru pertama naik ya?"
"iya bang, saya baru pertama pulang dari pesantren jadi belum tau jalan, soalnya pas pertama di anter bapak saya naik motor"
"iyaudah kamu duduk disini aja ya"
"iyah pak"
datang kondektur bis untuk meminta ongkos, setelah itu gue membakar rokok yang gue beli tadi. Pikiran gue liar kesana kemari sampai akhirnya gue memutuskan untuk tidur.

Lama terlelap, gue di bangunkan oleh sopir bis tersebut, ternyata sudah sampai di terminal kalideres. Setelah turun gue menyambung dengan bus transjakarta. Ketika hendak membayar di loket ternyata cara pembayarannya harus menggunakan kartu. Gue bingung, gue belum memiliki kartu, gue melihat ada orang yang hendak masuk menggunakan kartu, gue langsung menghampirinya.
"permisi bu, saya boleh nebeng ga bu? Saya gapunya kartunya, nanti saya bayar pake uang cash" ujar gue
"oh boleh dek, ayo" ajaknya
Gue pun mengikutinya dari belakang. Dia menempelkan kartunya lalu gue masuk.
"Terima kasih ya bu, ini bu uangnya"
"Gapapa dek, pegang aja uangnya"
"Engga bu, saya kan numpang sama ibu"
"Udah buat ade aja"
"iyaudah bu makasih banyak ya bu"
"Sama sama dek, adek mau kemana emangnya?"tanyanya
"saya baru pulang dari pesantren bu, saya tinggal di daerah Jakarta Pusat"
"Oh gitu"
Kami ngobrol sambil menunggu bis datang, sampai akhirnya bis yang gue tunggu pun datang. Gue pamit dan menaiki bus tersebut

Didalam bus gue asik memperhatikan kondisi jalanan ibukota. Gue rindu suasana seperti ini. Sepintas gue teringat masa masa ketika menggunakan seragam putih biru. Pada masa itu gue biasanya berjalan di pinggir jalan bersama sahabat sahabat gue dulu. Kadang sambil tertawa karena hal konyol yang kami perbuat, kadang dengan perasaan cemas akan bahaya yang bisa saja datang menghampiri kami, ataupun lelah karena harus menghindari kejaran polisi, warga, ataupun musuh yang kami hadapi.

Tak terasa gue sampai di halte tujuan gue. Setelah turun gue berjalan menyusuri gang, melewati pasar dengan hiruk pikuk aktivitasnya. Semua masih sama dengan sebelumnya, sampai akhirnya gue pun sampai dirumah.

Masa MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang