Mobil berwarna hitam itu dihentikan tepat di depan rumah megah milik Nora yang didominasi warna putih terang, sungguh disayangkan memang rumah seluas ini hanya ditinggali seorang gadis yang tak pandai mengurus rumah. Nora sangat ceroboh dan tak bisa dimengerti, terkadang ia seperti sangat menyenangkan kadang menyebalkan, kadang sangat pekerja keras kadang pula sangat ingin dimanja.
Pria itu tak kunjung keluar dari dalam mobil, suasana hening, hanya suara napas Nora yang sesekali terdengar menghela. Ada sesuatu hal yang tengah ia fikirkan, matanya tak kunjung ia palingkan dari gadis di sampingnya, mengingat kejadian bertahun silam yang menjadi petemuan pertamanya dengan Nora.
***
Bocah berusia sekitar 11 tahun menyaksikan gadis kecil menghabisi seorang perempuan yang berusia sekitar 40 tahun, dengan belati dilengannya dalam hitungan detik Nora yang usianya masih 9 tahun berhasil menghabisi perempuan itu dengan berkali-kali tusukan.
Bocah itu gemetar menatap kejadian yang baru saja ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri, ia ingin teriak sekuat tenaga tapi enggan, karena takut kehadirannya akan diketahui, 'bagaimana jika gadis itu menghabisiku?' Begitu fikir bocah itu.
Jam menunjuk pukul 10 : 30 pm, tak tahu apa yang dilakukan bocah itu sendirian larut malam seperti ini, yang pasti bocah itu pasti sangat menyesal telah menyaksikan satu kejadian tak terduga itu.
Kakinya terasa keram, ingin lari menjauh namun terasa amat sulit, tubuhnya sedikit merosot, sangat lemas bahkan untuk sekedar berdiri sekalipun.
Tapi beberapa waktu kemudian, Nora kecil meninggalkan korbannya dalam keadaan mengenaskan. Berjalan perlahan dengan wajah lesu, lalu saat menemukan tempat yang tepat ia merebahkan tubuhnya dibawah pohon rindang yang jaraknya beberapa meter dari tempat kejadian, bocah laki-laki itu tak dapat menghilangkan rasa penasaran dari benaknya, lantas cepat-cepat ia dekati gadis kecil itu.
Ia tertidur pulas, wajahnya terlihat sangat tenang, manis dan cantik, ada beberapa bercak darah disekitar lehernya, "sangat disayangkan...." fikir bocah itu, " jika tidak jahat mungkin aku bisa menjadikannya teman ".
Bocah itu berbalik, menatap korban yang mengenaskan tak jauh dari sana, tatapannya nenggambarkan ketakutan tapi kakinya tak dapat ia hentikan untuk melangkah dan mulai mendekati perempuan tak berdaya penuh darah itu.
Ia seolah berhenti bernapas, menatap perempuan di hadapannya itu lebih dekat, tatapannya yang semula penuh ketakutan kini berubah menjadi kosong. Teringat dengan mendiang ibunya yang beberapa hari lalu telah dikebumikan, sangat sulit baginya menerima kepergian sang ibu.
Tak lama lantas ia ambruk memegangi kedua lengan perempuan itu dan mulai menangis, tangisan khas bocah kecil yang tersendu-sendu, tangisan yang semakin lama semakin kencang, hingga beberapa orang disebrang sana dapat mendengarnya.
Beberapa warga mendekat karena mendengar tangisan bocah itu, alangkah terkejutnya mereka kala menatap perempuan berlumur darah itu, warga mulai riuh, ingin dengan cepat menghakimi bocah itu, sedangkan si bocah tak tahu-menahu mengapa warga terlihat marah padanya.
" Bocah ini menghabisi ibunya! "
Teriak seorang pria paruh baya yang nampak marah, beberapa bapak-bapak lainnyapun menyetujui, lantas mereka mulai memaki si bocah, ada beberapa yang bahkan tak segan memukulinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Hard Broke
HororThe Hard Broke Ada sesuatu yang amat sulit dihancurkan di Dunia ini, seperti rasa kasih sayang yang amat mendalam dari seseorang yang tak mengharapkan balasan. Ada sesuatu yang amat sulit dipatahkan, semacam harapan yang tinggi akan sesuatu hal, aka...