Teka-Teki Semu

14 1 0
                                    

Mata Nora terbuka sempurna, menatap sekelilingnya, Adrian berbaring disampingnya tengah tertidur pulas.

"Dimana ini?"

Nora kembali mengingat-ingat tempat ia berada sekarang, suasananya nampak tak asing, seolah ia sering mengunjungi tempat tersebut.

"Adrian?"

Nora menggoyang-goyangkan tubuh Adrian perlahan,berusaha membangunkan pria dengan jaket berwarna biru dongker tersebut. Tak ada gubrisan, Adrian tertidur dengan pulasnya, ah apa benar ia tertidur?

Disamping Asrian, Sena si gadis berambut sebahupun ikut terbaring.

"Adrian? Sena?" -Nora bangkit, berjalan menuju kedua temannya tersebut, lantas kedua lengannya ia gunakan untuk membangunkan keduanya.

Tetap tak ada gubrisan, semakin lama Nora semakin hawatir, "mungkin mereka bukan sedang tidur? Apa mungkin mereka...."-Cepat-cepat Nora menjauhkan fikiran itu dari benaknya, ia harus tetap tenang dan berfikir rasional.

Ini hampir tengah malam, banyak kabut terlihat menyelimuti penglihatan Nora, ia berlari tak tahu arah, hingga kakinya tersandung pada suatu batu berukuran sedang.

Mata Nora membulat, benda yang baru saja membuatnya hampir terjatuh adalah batu nisan, dan itu artinya sekarang ia berada di pemakaman?

Kakinya mundur beberapa langkah, kabut-kabut itu masih membuat penglihatannya terhalang, namun saat ia menengok ke belakang, ada cahaya lampu yang cukup terang hingga menampakkan tembok berwarna biru muda, barulah Nora sadar bahwa ia sedang berada di belakang sekolah Tresna. Pertanyaannya " Sejak kapan ada pemakaman dibelakang sekolah Tresna?"

Fikirannya kalang kabut, apa yang harus ia perbuat selanjutnyapun ia tak mengerti, sudah beberapa hari ini ia seolah merasa banyak sekali teka-teki yang harus diselesaikan.

Tak jauh darisana, Nora melihat sebuah jam berukuran besar, menunjuk pukul 11 : 45 tengah malam, Nora berlari mendekat, ada sebuah kertas tergulung disana.

Meski ragu akhirnya ia meraihnya, kertas yang cukup tebal itu akhirnya ia buka.

" Selesaikan teka-teki ini untuk pulang"

~Selesaikan teka-teki selanjutnya untuk mengisi teka-teki ini
~Siapa yang kau selamatkan?

"Selesaikan teka-teki ini untuk selamatkan temanmu"

~Salahsatu dari kedua temanmu semu
~Selamatkan dia yang benar-benar menjadikanmu teman

Waktumu hanya sampai tengah malam!

Nora dirundung bingung, dua teka-teki yang tak masuk akal samasekali. Mana yang harus ia pecahkan telebih dahulu, waktu yang tersisa hanya 15 menit. Ini mungkin saja jebakan jika Nora memilih salahsatu dari teka-teki tersebut, ia harus berhati-hati.

Berulang-ulang ia baca tulisan itu, akhirnya ia menemukan titik terang, tentu saja ia tahu siapa yang akan ia selamatkan, sudah ia bilang selain Adrian semua orang didunia ini semu.

Ia berlari menuju Adrian, dengan sepenuh tenaga Nora membopong tubuh itu cepat-cepat, kembali pada tempat teka-teki itu diletakan.

Satu gulungan lagi yang kini kembali membuat otaknya bekerja keras.

"XII-novembeR-1945"

Baiklah sejauh ini Nora tak pernah menyimak pelajaran sejarah maupun Kewarga Negaraan, ini salahnya karena tak belajar dengan sungguh-sungguh selama ini.

Kini didalam fikirannya hanya ada satu pertanyaan " Apa yang terjadi pada tanggal 12 November 1945?", dia tahu kemerdekaan indonesia tanggal 17 Agustus, semua manusia yang berwarga Negara Indonesia sudah tahu. "Ahh andai ada Pak Restu"-Fikirnya, ditatapnya jam yang sudah menunjuk pukul 11 : 50 malam, hanya tersisa 10 menit dan ia belum menemukan jawabannya. Sial!

Nora mulai terfikir mungkin jawabannya ada dibuku sejarah atau kewarga Negaraan. Ia buru-buru menaikan Adrian pada sebuah gerobak pengangkut sampah, tak ada pilihan lain selain itu baginya sekarang ini.

Ia berlari menuju ruang kelas 12, kelasnya dan Adrian, lalu mulailah mencari buku Sejarah dengan tergesa. Setelah ditemukan buku bersampul biru tua tersebut, ia mulai membuka dengan cepat,mencari tanggal 12 November pada setiap lembar. Entah dia mencari dengan teliti atau tidak yang pasti hingga lembar terakhir ia tak menemukan jawabannya.

Nora menghela nafas, ingin berteriak sekeras yang ia bisa, lalu saat harapan mulai menghilang, lengannya menyentuh sebuah benda kecil. Ditatapnya benda itu dengan teliti, mulailah dia menyadari.

XII-novembeR-1945 berarti :
-XII = Kelas duabelas
-novembeR = berhubung R ditulis dengan huruf kapital, R disana bisa mengisyaratkan nama Restu, bukankah ia juga berulangtahun dibulan November. Dan ya, dia juga wali kelas kelas 12.
-1945 = mungkin ini tanggal yang sangat berarti bagi Indonesia, dan pembahasan  Restu kemarin mengenai hari kemerdekaan, Jika tak salah.

Nora mendorong gerobak sampah dengan Adrian didalamnya menuju loker milik Restu, baguslah kuncinya masih berada padanya.

Ia berdiri didepan loker yang bertuliskan nama 'Restu Aditia', mengucap doa-doa penuh harap agar semua jawabannya berada didalam loker tersebut.

Kunci itu Nora masukan kedalam lubang kecil yang akan membuka loker tersebut, dibukanya loker kecil itu dengan ragu-ragu, jam menunjuk pukul 11 : 55 , hanya tersisa 5 menit, dan ia rasa jawabannya belumlah pasti.

Kala pintu loker sepenuhnya terbuka,  seisi loker menampakkan kegelapan, lalu seolah tengah berada di lumpur hisap loker dengan penuh kegelapan itu menghisap Nora dan Adrian, yang Nora rasakan saat ini hanyalah sesak dan gelap , Adrianpun tak nampak sedikitpun.

"Jawabanmu salah! Apa yang akan kau lakukan?"

Mata Nora membulat, apa yang salah dengan jawabannya? Bukankah Adrian memang satu-satunya orang yang menganggap Nora sebagai temannya.

"Apa mungkin aku salah mengerti Adrian?"

Cepat-cepat ia jauhkan fikiran itu dari otaknya, bagaimanapun juga ia harus tetap yakin dengan persahabatannya dengan Adrian. Nora mencari sosok pria jangkung tersebut, namun seberapa keraspun ia mencoba, yang ia temui hanya kegelapan yang tak berakhir.

***

"Nor?"

Lengan kekar itu berada di pipi Nora, hangat menjalar disekitar wajahnya, Adrian menatap Nora penuh khawatir, sedangkan Nora dengan cepat terperanjat dari mimpi buruknya.

Ditatapnya Adrian dengan selidik, memastikan pria itu benar-benar Adrian, apa yang terjadi dalam mimpinya barusaja membuatnya cukup bertanya-tanya.

Lengan mungil Nora menepis jari-jari itu dari pipinya, seketika Adrian terhenyak, menampakan mimik penuh tanya seolah mengisyaratkan pertanyaan "Ada apa?".

Nora menatap Adrian intens, tak ada yang salah , dari awal pertemuan mereka, Nora masih merasa Adrian tetaplah Adrian yang lama. Tapi, kali ini ia seolah memiliki perasaan untuk mengetahui kebenaran dari mimpinya. Apakah mimpinya itu pertanda sebuah isyarat atau hanya bunga mimpi belaka? Ya, Nora akan segera memecahkan semua mimpi-mimpi penuh teka-teki itu.


***

Whoammm😴
Author banyak tugas dari sekolaaaahhh;( maaf kalo part nya makin gaje:v

Salam sayang dari author ♡

Giriawas, Cikajang 2020

The Hard BrokeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang