Episode 19

1.3K 58 27
                                    

[Yeorobun~ annyeong .. Malam jumat harus yang mantab-mantab]

Sudah hampir seminggu Taeyeon berada di rumah sakit sambil menunggu perkembangan dari tangan kanannya, ia tak marah saat Tiffany memberitahu bahwa tangan kanannya tak lagi bisa berfungsi seperti semula, baginya itu tak sebanding dengan luka saat Seulgi tak mau melihat ke arahnya.

Di lorong rumah sakit, langkah kaki milik seorang yeoja terlihat sedang menuju ke arah ruang rawat Taeyeon. Sementara yang berada di dalam ruangan sedang menatap keluar jendela sambil melamun.

click...

Suara pintu terbuka membuat Taeyeon mengarahkan pandangannya perlahan dan ia terdiam sejenak saat melihat seorang yeoja di depan pintu. Bahkan keduanya kini berada dalam sebuah keheningan pagi, hanya langkah heels dari yeoja itu yang membuat suara.

" Bagaimana tangan kanan mu ? "

" Darimana kau tahu aku ada disini ? "

" Sekretarismu yang memberitahunya. "

" Apa kau datang bersama Rose ? "

" Aniya. "

Taeyeon terus memandangi Seolhyun, sementara Seolhyun hanya tertunduk dan sesekali membuang pandangannya ke sembarang arah.

" Ada sesuatu yang ingin ku katakan padamu. ", ucap Seolhyun sambil mencengkram tali tasnya.

" Mwo ? "

" Appa memintaku untuk menyelesaikan semuanya. "

" Maksudmu ? "

Seolhyun melepaskan cincin yang masih menghiasi jari manisnya itu.

" Kita harus mengakhiri semuanya. "

" Seolhyun, tidak bisakah kau berpikir dengan logikamu ? Kau mengorbankan Rose untuk hal ini ? Apa kau pikir berpisah adalah pilihan yang terbaik ? "

" Aku yang akan mengurus dokumen itu dengan surat keterangan dari rumah sakit bahwa kau tidak bisa melakukannya. "

" Seolhyun! "

" Mwo ? "

" Pikirkan masa depan anakmu, kau sendiri yang mengatakan jika seorang putri tak bisa tumbuh dengan sempurna tanpa ayah di sampingnya. "

" Ne, kau benar, aku pernah mengatakan hal itu. Tapi selama dua tahun belakangan ini, aku rasa Rose sudah terbiasa dengan ketidakhadiranmu. "

" Jangan jadikan Rose sama seperti Seulgi! Tidak bisakah kau belajar dari hal itu ?! "

" Seulgi menjadi seperti itu karena sikap mantan istrimu! Jangan juga kau samakan aku dengannya! "

Tak ada lagi Seolhyun yang tenang dan sabar saat berbicara dengan Taeyeon.

" Seolhyun... "

" Jangan pernah sekalipun kau berani menyamakan nasib Rose dengan Seulgi. Aku bukan dokter itu. "

" . . . . "

Seolhyun berjalan ke samping tempat tidur Taeyeon dan ia meletakan cincin itu di sana. Namun, sesuatu yang tak terduga terjadi pada Seolhyun. Tangannya bergetar saat meletakan cincin itu, air matanya mengalir begitu saja, hatinya terasa begitu sesak dan sakit sekali.

" Jeosonghabnida, Seolhyun-ah. "

Satu kalimat itu membuat Seolhyun semakin sakit, bahkan ia tak lagi bisa menahan tangisnya dan tersungkur di samping tempat tidur. Jauh di dasar hatinya, Seolhyun masih sangat mencintai Taeyeon. Seperti batu karang di tengah lautan, sekuat apapun ombak yang datang, tak akan pernah mengubah apapun, seperti itulah perasaan Seolhyun pada Taeyeon yang sebenarnya.

A World of Married CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang