Bagian 4. Aku Sendiri

419 57 5
                                    

April 2020

Jennie sadar ada yang membangunkan tidurnya, namun matanya sangat berat untuk ia buka. Mungkin karena tangisan semalam yang tak kunjung selesai membuat matanya kini berat untuk dibuka.

Seorang wanita paruh baya sudah duduk di samping ranjang, dan Jenniepun tak tahu sejak kapan dia sudah tertidur di atas ranjang di kamar Hanbin. "Pusing?" pertanyaan pertama yang Jennie peroleh ketika ia berhasil dengan susah payah membuka kedua matanya.

"Sedikit"

Wanita paruh baya yang merupakan ibu Hanbin itu tersenyum, "Kau masih minum obat?"

Jennie terdiam, matanya kembali fokus ke arah jendela. Pikirannya sangat kalut, kepalanya sangat berat. "Aku tidak bisa tidur jika tiduk minum obatnya ommoenim" jawab Jennie dengan mengalihkan pandangannya ke arah wanita di hadapannya.

Jenni kemudian mengusap wajahnya kasar, dan menarik-narik rambut panjangnya sehingga menampilkan diri Jennie sangat berantakan. Sambil menunduk Jennie menyangga kepala dengan kedua tangannya.

"Cobalah untuk mengurangi dosisnya Jen, ini sudah satu tahun kau mengonsumsinya kan? Biar ommoenim yang bilang pada Hannan nanti"

Jennie masih menundukkan kepala beratnya. Sedangkan ibu Hanbin sudah tidak bisa menahan air matanya melihat Jennie yang masih terlihat terpuruk akan kehilangan anaknya. Ibu Hanbin beranjak, meninggalkan Jennie sendiri kembali di dalam kamar anaknya.

"Hanbin-ah, ini sudah siang kenapa kau belum pulang? Kau pasti kelelahan, pulanglah. Aku di sini" ucap Jennie dengan sangat lirih.





jen?





--


Oktober 2018

Jennie tertawa ketika melihat Hanbin yang masih terlihat kaget karena surprise yang baru saja ia dapatkan. Hanbin sudah mengira kalau Jennie akan memberinya kejutan, tapi Hanbin tidak tahu jika Jennie melakukan di lokasi syutingnya. Bagaimana bisa Jennie mengkoordinasikan semua kru dan artis untuk mengerjainya. Pantas saja hari ini semua orang tak bekerja dengan benar, yang membuat Hanbin kesal.

"Kau tidak ad siaran?" tanya Hanbin sambil mengelap wajahnya yang masih banyak bekas crem kue. Sedangkan Jennie hanya menggeleng tersenyum.

Hanbin masih sibuk mengelap wajahnya dengan tisu basah, memastikan cream sudah tidak menempel di wajahnya. Sementara Jennie hanya diam memerhatikan kegiatan Hanbin.

Paham dirinya tengah diperhatikan oleh Jennie, Hanbin melirik sebentar ke arah Jennie dan tersenyum, "Ada apa?"

Jennie memegang wajah Hanbin, melihatnya segala sudut dan menggerak-gerakkan wajah Hanbin untuk meneliti semuanya, "Wajah seperti ini pasti banyak yang menyukainya"

"Hmmm?"

Jennie melepas tangannya dengan kasar dari wajah Hanbin dan mengerucutkan bibirnya, "Ada apa?"

Jennie kesal melipat kedua tangan di depan dadanya, dan masih menegerucutkan bibirnya kesal. "Jujur padaku, siapa yang mendekatimu?"

Hanbin tertawa. Paham, bahwa perempuannya tengah cemburu. Untuk membuatnya semakin menggemaskan Hanbin membohongi Jennie dan menunjuk perempuan-perempuan cantik yang ada di lokasi syutingnya. Hanbin memberi skenario di ceritanya. Jennie yang mendengarkan terlihat sangat kesal dan langsung saja berdiri, sepertinya Jennie akan melabrak perempuan-perempuan yang dikatakan Hanbin sebelumnya. Tapi sbeelum itu tangan Jennie sudah di tarik oleh Hanbin.

Kini Jennie berada dipangkuan Hanbin, "Aku bohong" ujar Hanbin sambil terkekeh menyebalkan.

Jennie yang kesal langsung berdiri dan pergi ke arah makanan yang dipesan Hanbin sebagai traktiran ulang tahunnya.


+

+

+


Tawaan dua manusia di bawah selimut yang sama, dengan ruangan yang gelap menambah kesan panas malam ini. Suara Jennie yang terus tertawa dan Hanbin yang menyuruhnya untuk diam. Dari sisi kanan selimut dilempar dengan sembarang pakaian yang keduanya pakai. Selimut yang terus bergerak bisa dipastikan keduanya tengah menikmati apa yang tengah mereka lakukan.

Bahkan kini hujan tengah turun, seperti alam menyetujui kegiatan mereka. Bunyi air hujan yang berjatuhan membuat desahan keduanya tersamarkan. Entah apa yang tengah dilakukan keduanya di bawah selimut putih yang sama. Yang pasti setelah hujan sudah berhenti keduanya sudah tertidur pulas, wajah keduanya sudah keluar dari persembunyian sebelumnya. Kepala Jennie disembunyikan di ceruk leher prianya, menghembuskan napasnya ditempat yang sama. Sedangkan Hanbin memeluk tubuh mungil Jennie di kedua tangannya.

Pagi selalu lebih indah ketika hal yang pertama kau lihat adalah seseorang yang kau cintai. Jennie yang sudah bangun sedari tadi tak berhenti mencium leher Hanbin kemudian di jeda kekehannya. Hanbin yang sudah bangunpun hanya membiarkan kelakuaan Jennie yang tak pernah berubah selama 5 tahun dengannya. Bahkan saat pertama mereka melakukannya Jennie sudah melakukan kebiasaannya seperti pagi ini.

"Apa kau sudah menemukan harta karun di leherku?" tanya Hanbin dengan suara beratnya

Bukan menjawab Jennie masih terkekeh dan kemudian mencium leher Hanbin kembali. Sudah tak tahan karena geli, Hanbin memiringkan wajahnya hingga menghadap Jennie sempurna. Jennie yang tidak sadar bahwa Hanbin telah mengganti posisinya, kini justru mencium bibir Hanbin.

Jennie yang merasa berbeda langsung membuka matanya, "yakkkk" kesal Jennie.

"Balikkan lagi posisi sebelumnya" pinta Jennie.

Hanbin tersenyum dan menggeleng, "Bukankah mencium bibirku lebih baik?"

Jennie kesal dan mengerucutkan bibirnya, Hanbin semakin gemas langsung saja bibir Jennie ia raup dengan bibir tebalnya. Seperti biasa, Jennie akan menolaknya tapi perlahan Jennie akan terpengaruh dengan ciuman Hanbin. Seperti sekarang ini, Jennie sudah sangat menikmati ciuman Hanbin yang semakin dalam.

----

Alone (Jenbin)- endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang