Bagian 20. Aku tidak akan pernah kecewa

262 51 27
                                    

2020

Laki-laki dengan kulit putih yang sejak tadi duduk di sebelah jendela menarik pandangan Chanwoo. Chanwoo tidak mengenalnya namun wajahnya tidak terlihat asing baginya. Dan lagi, laki-laki itu tengah menunggu bossnya. Jika dihitung laki-laki itu sudah dua jam duduk dan hanya terus sibuk dengan memainkan handphonnya.

Bagus, kini bosnya sudah datang.

"Ada yang mencari sajangnim" kata Chanwoo sambil menunjuk laki-laki yang kini ikut menatap bosnya.

"Coklat hangat" kata Jennie dan langsung mendekat ke arah jendela. Chanwoo langsung paham dengan perintah Jennie.

Hanya menaikkan alisnya Jennie mencoba bertanya. Laki-laki di depannya hanya tersenyum. "Sepertinya kau sudah mengenaliku"

Jennie hanya menyandarkan tubuhnya, malas menanggapi laki-laki di depannya. Chanwoo yang melihat suasana canggung di sekitar pertemuan bos dan tamunya sedikit sungkan untuk mengantarkan coklat hangat yang diperintahkan sebelumnya.

"Song Yunyheong" kata laki-laki di depan Jennie.

"Sudah tahu"

Yunyheong hanya tersenyum, kemudian membenarkan posisi duduknya. Menegakkan punggung dan keudian mengaduk minuman di depannya. "Kau sepertinya membenciku" kata Yunyheong tiba-tiba.

Jennie masih diam. Tidak penting untuk di jawab.

"Aku datang bukan untuk mendekatimu. Jangan berpikir bahwa aku tertarik padamu"

Jennie mengernyitkan dahinya, kesal dengan ucapan laki-laki bernama Yunyheong yang tiba-tiba menemuinya dan mengatakan hal-hal aneh. "Bukankah Jinhwan hyung sudah bercerita bahwa dia ingin mengenalkanku padamu?"

Jennie jadi ingat ucapan Yuri sebelumnya.

Yunyheong tersenyum, "Ada hal yang lebih penting kenapa aku menemuimu hari ini"

"Cepat katakan jangan banyak basa-basi" kata Jennie mendesak dengan suara yang terdengar tegas.

Yunyheong terkekeh, "Kau terlihat berbeda dari yang kutemui saat lamaranmu tahun lalu"

Oke, Yunyheong bisa melihat raut wajah Jennie yang sudah sangat kesal. Dirinya tentu saja tidak mau memiliki image jelek di pandangan Jennie. Jika boleh jujur, tentu saja Yunyheong bisa menyukai Jennie, tapi lagi dirinya tidak mau menghianati temannya sendiri. Siapa lagi kalau bukan Kim Hanbin.

"Soal Hanbin"

Jennie mendengus mendengar nama Hanbin, "Dia punya hutang denganmu?" ketus Jennie, kesal. Setelah kemarin lusa Jennie mendengar omongan konyol dari Lisa, hari ini dirinya tidak mau mendengar cerita lain tentang Hanbinnya.

Yunyheong mendekatkan tubuhnya, memajukan wajahnya. "Kau percaya orang yang sudah mati bisa hidup kembali?"

Benarkan, teman Hanbin yang duduk di depannya ini gila. "Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?"

"Kau ingin bilang kalau Hanbin yang sudah mati hidup kembali?" kata Jennie berturut-turut.

Yunyheong menghembuskan napasnya kasar, "Bukan itu maksudku"

"Jadi apa?" tanya Jennie singkat

Yunyheong mengetukkan jari-jarinya di atas meja, membuat ritme untuk mengatakan hal penting agar sesuai dengan waktunya.

"Maksudku kau tidak percayakan kalau orang yang sudah mati bisa hidup kembali?"

Masih tidak paham, ucapan Yunyheong tidak nyambung dengan pertanyaannya yang sebelumnya ia katakan.

Alone (Jenbin)- endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang