Bagian 6. Aku Terperangkap

348 54 14
                                    

November 2018

Hanbin dengan kemampuan menyetir yang memumpuni akhirnya mampu sampai ke tempat gedung WCN, kantor tempat Jennie bekerja. Hari ini dirinya menang tidak berjanji untuk menjemput perempuannya, tapi karena ada hal yang ingin Hanbin sampaikan akhirnya disinilah dia menunggu kepulangan Jennie.

Sambil menyandarkan tubuhnya di mobil, Hanbin melipat kedua tangannya melihat Jennie yang sedang berjalan sambil menunduk belum menyadari ada kehadiran dirinya.

Hanbin tersenyum, kemudian berjalan ke arah Jennie dan tertawa ketika Jennie menabrak tubuhnya. Tanpa melihat siapa yang ditabrak Jennie langsung membungkuk meminta maaf. Hanbin masih tertawa, mungkin karena mendengar tawaan Hanbin, kini Jennie menaikkan kepalanya dan langsung mengerucutkan bibirnya dan memukul-mukul dadanya.

"Ada apa?" Tanya Hanbin sambil menarik Jennie ke dalam pelukannya.

Bukannya menjawab, Jennie malah mendusel-dusel kepalanya di dada Hanbin. Sedangkan Hanbin tersenyum dan mengelus rambut panjang Jennie. Setelah lama keduanya saling berpelukan di ruang umum, Hanbin menyuruh Jennie untuk segera masuk ke dalam mobilnya.

Hanbin langsung memasangkan seat belt Jennie dan dirinya kemudian menekan gas agar mobilnya bergerak. Jennie hany melihat Hanbin yang terlihat sangat senang. "Kau baru menang lotre ya?"

Hanbin tersenyum menatap ke arah Jennie, "Lebih dari itu"

"Lalu"

Hanbin masih tersenyum, "Kita akan mempunyai keponakan" kata Hanbin diakhir dengan kedipan matanya yang tidak berhasil.

Jennie yang tak percaya melebarkan pupil matanya, "Seulgi unnie,.."

Hanbin langsung mengangguk, dan Jennie yang duduk di samping Hanbin ikut kegirangan dan menyuruh Hanbin mempercepat kemudinya.

Sampailah kini keduanya berada di rumah sakit tempat kakak iparnya melahirkan. Sudah ramai ketika Hanbin dan Jennie datang.

Jennie langsung mendekat di samping ibu Hanbin, tersenyum melihat kedua anak kembar dari Seulgi.

"Mereka sepasang ommoeniem?" Tanya Jennie masih melihat kedua bayi di dalam box.

Ibu Hanbin mengangguk sambil mengelus lengan Jennie.

Hanbin yang melihat Jennie dan ibunya sangat akrab tersenyum lebar. Kakaknya - Kim Hannan yang berdiri di samping Hanbin menyenggol memberi kode untuk menyusulnya. Hanbin hanya mengangkat jarinya mengisyaratkan ok.

Waktu berkunjung selesai membuat Hanbin, Jennie dan orang tuanya diharuskan untuk pulang. Jennie terus-terusan bercerita tentang anak Seulgi yang sangat manis dan menggemaskan sedang Hanbin hanya menimpali sekiranya.

"Jangan lama-lama, kalian juga harus segera" ujar ibu Hanbin menimpali.

Jennie tersenyum malu, "Pertengahan tahun depan omma, tapi jika omma menginginkannya aku bisa membuatnya sekarang"

Pukulan bertubi-tubi dilayangkan ke punggung Hanbin oleh ibunya. Sementara Jennie hanya tertawa melihat Hanbin yang tengah memohon untuk berhenti dipukulu.

"Kau jangan main-main" kini ayah Hanbin pun ikut memarahi Hanbin. Jennie hanya tertawa senang melihat kedekatan dari kelurga Hanbin. Dengan begini Jennie yakin hidupnya akan sangat bahagia ketika menikah dengan Hanbin. Oh Tuhan, bisakah kau mempercepat waktu. Karna Jennie sudah snagat menginginkan menjadi bagian yang sah di keluarga Hanbin.

Setelah sampai apartemen Jennie langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sementara Hanbin langsung duduk santai di depan tv sambil mengemil makanan. Kakinya ia naikkan ke atas sofa sambil berbaring miring. Posisi yang sangat pas untuk menonton drama.

Jennie yang selalu marah apabila Hanbin makan smabil tiduran langsung melempar handuk ke arah Hanbin tepat ketika keluar dari kamar mandi. Sadar, Hanbin langsung buru-buru mengganti posisi tubuhnya menjadi duduk.

Dan dengan mengambil handuk yang sebelumnya ia lempar untuk mengeringkan rambutnya, Jennie langsung duduk di samping Hanbin.

"Hanbin-ah"

"Hmmm"

Berdecak berkali-kali "ada apa?" Tanya Hanbin akhirnya.

"Aku ingin memesan gaun yang akan kugunakan saat ulang tahu boleh?"

Hanbin terdiam, menaruh cemilanny di atas meja dan kemudian menatap Jennie sambil tersenyum, "Tentu saja boleh"

Jennie tersenyum lebar, ya Jennie meminta izin karena Hanbin selalu menyuruhnya untuk menggunakan gaun yang ada ketika Jennie ingin memesan gaun untuk digunakan berpesta. Hanbin bilang, gaun-gaun milik Jennie masih banyak yang belum pernah dipakai. Sebelum gaunnya tidak muat di tubub Jennie, Hanbin selalu menyuruh Jennie menggunakan yang sudah ada.

Jennie langsung memeluk lengan Hanbin dan menyenderkan kepala di bahunya. "Kapan kau akan pergi ke butik?"

Jennie sedikit berpikir, "Besok sepertinya aku bisa pergi"

Hanbin mengangguk membenarkan posisinya agar kepala Jennie berpindah di pangkuannya. Sambil mengelus rambut Jennie yang masih sedikit basah. "Mau ku antar?"

Jennie tersenyum, kemudian mencolek hidung Hanbin sebentar. "Tidak perlu, aku akan pergi dengan Yuri"

Hanbin mengangguk, tangannya masih belum lepas mengelus rambut basah Jennie.






2020

Lagi dan lagi malam ini Jennie terbangun dari tidurnya. Seperti saran dari calon kakak iparnya Jennie mencoba mengurangi dosis saat meminum obatnya. Tapi, justru ia terbangun di tengah malam.

Jennie berjalan lemas menuju arah dapurnya, mengambil obatnya 3 butir dan langsung meminumnya. Menghembuskan napasnya kasar, duduk di kursi barnya dan merenung dengan tatapan kosongnya.

Jen,

Jennie mengelus kasar kedua lengannya, entahlah malam ini terasa dingin. Padahal pengahngat ruangan di apartemen Jennie sudah dinyalakan. Jendela balkon sudah ia tutup rapat, tapi entah kenapa tubub Jennie terasa dingin.

Jennie memutuskan untuk kembali ke dalam kamarnya setelah ia berhasil menguap.

Mengambil hoodie hitam milik prianya, meski sangat kebesaran ditubub mungil Jennie. Setidaknya mampu menghangatkan tubuhnya, selain itu harum tubub Hanbin masih membekas pada hoodie yang ditinggalkan di apartemennya.

Jen

Jennie bergerak untuk mencari posisi nyamannya. Mengatur napasnya dan mulai berhitung. Semoga setelah ini Jennie dapat terlelap dalam tidur nayamannya.

Tersenyum
Mencoba mengelus rambut panjang

Kembalilah menjadi Jennie yang ceria. Aku mohon.

——

Alone (Jenbin)- endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang