Bagian 24. Aku disini

348 49 23
                                    

Setelah keluar dari rumah sakit, cara pakaian Hanbin sedikit berubah. Dulu Jennie sangat menyukai Hanbin yang selalu menggunakan kaos pendek dan celana kain, tapi sekarang Jennie lebih menyukai Hanbin yang menggunakan kaos dan celana panjang. Akhir-akhir ini Hanbin juga sering menggunakan beannie dikepalanya.

Jennie tersenyum menatap Hanbin yang sejak tadi serius.

Di taman rumah keluarga Hanbin kini keduanya berada. Hanbin sejak tadi sibuk memilih peralatan untuk mengisi rumah yang akan ditempatinya dengan Jennie.

Sedangkan Jennie hanya melihat kegiatan Hanbin dan tak berniat untuk mengganggunya.

"Jen," panggil Hanbin.

Jennie hanya berdehem, "Kau mau sofa yang mana? Coklat atau biru tua?"

Bukannya menjawab, Jennie hanya tersenyum. Hanbin melirik ke arah Jennie, mengernyitkan dahinya karena bingung melihat Jennie yang terus tersenyum. "Hei,"

"Terserah Hanbin, terserah kau saja" kata Jennie, dan langsung mendekatkan tubuhnya. Memeluk lengan Hanbin dan menyandarkan kepala di pundak kekasihnya.

Hanbin mengusap kepala Jennie sebentar kemudian fokus kembali memilih barang-barang untuk mengisi rumahnya.

"Jen" panggil Hanbin lagi

"Hmmmm"

"Maaf ya"

Masih tidak mengubah posisinya, Jennie bertanya apa maksud Hanbin. "Soal?"

"Maaf tidak bisa memberimu kesan yang baik dipernikahan kita nanti"

Jennie mengerucutkan bibirnya dan mendongakkan kepalanya "Kau sudah memberi segalanya padaku Kim Hanbin"

Hanbin tersenyum, "Pernikahan yang megah, aku selalu menginginkannya"

"Tapi melihat kondisiku, sepertinya aku harus merubah mukaku dulu baru bisa berkeliaran dengan mudah"

Ya, Jennie tahu. Semua orang yang tidak dekat dengan dirinya dan Hanbin memang hanya tahu kalau Hanbin sudah tiada. Mereka tidak tahu bahwa Hanbin sebenernya sudah kembali.

Tapi dengan Hanbin menampakkan dirinya justru akan membuat orang kebingungan bukan? Mungkin sebagian mereka akan menganggap bahwa ini hanya sebuah kekonyolan yang dibuat Hanbin.

Jadi, untuk sementara ini. Semua yang sudah tahu keadaan Hanbin sebenarnya akan merahasiakannya.

"Jangan di pikirkan, aku tidak peduli dengan kemegahan atau apapun itu. Aku hanya butuh kau" kata Jennie untuk meyakinkan.

Hanbin mengangguk, merangkul pundak Jennie dan memeluknya.

"Besok kita harus mengecek rumah, kau bisakan?" Tanya Hanbin

Jennie mengangguk.

Kegiatan mereka berlanjut sampai petang. Jennie yang terus bergelayut pada tubuh Hanbin, dan Hanbin yang masih sibuk memilih perabotan rumahnya.

"Noona?" Kata Hanbin sedikit berteriak.

Perempuan yang dipanggil noona, dengan menggendong anaknya tersenyun. "Jen, ayo makan dulu. Berduaan terus" sindirnya

Jennie hanya memutar bola matanya.

Sedangkan Hanbin yang melihatnya tersenyum karena gemas melihat tingkah Jennie.

Di ruang makan, tak banyak pembicaraan. Semua sibuk pada makanannya atau sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Bahkan Jennie tidak tahu kalau ibu dan ayahnya datang ke rumah Hanbin.

Alone (Jenbin)- endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang