Bagian 15. Kau kenapa?

295 57 21
                                    

2018

Suara teriakan membuat suasana syuting menjadi tidak kondusif. Hanbin yang sejak tadi mencoba untuk membiarkannya akhirnya menyerah. Dengan langkah tegas Hanbin mendekati perkumpulan di ruang ganti pemain filmnya.

"Ada apa lagi?" Tanya Hanbin dengan sedikit berteriak.

Semua orang yang berkumpul menengok ke asal suara. Perempuan yang sejak tadi menangis kini mulai meredakan tangisannya. Mengusap air mata di kedua pipinya.

Dua minggu tepat, perempuan yang bekerjan part time di lokasi kerjanya mampu membuat kerusuhan tiga hari berturut-turut sejak lokasi syuting berpindah di terowongan lama.

Hanbin menggelengkan kepalanya, mendekat dan ikut berjongkok "Kenapa?"

"Lihat hantu lagi?" Tanya Hanbin yang terdengar seperti sindiran.

Lisa-perempuan yang ditanya masih diam. Sesenggukkan.

Hanbin kemudian menyuruh salah satu staffnya untuk mengantar Lisa pulang. "Kau bisa mulai kerja jika lokasinya sudah berpindah"

Lisa mengangguk, "Maaf aku mengacaukan kembali"

Hanbin paham, kemudian menepuk pundak Lisa dengan hati-hati. "Pulanglah, jangan lupa istirahat yang benar"

Seperginya Lisa, Hanbin mencoba membenarkan suasana yang sudah tidak baik sejak tadi. Cuitan-cuitan yang tidak masuk ditelinya membuat Hanbin merasa muak. Staf-staf yang berada disekitarnya terus-terusan membicarakan mitos-mitos yang tidak masuk akal.

Mood Hanbin sudah rusak sejak tadi, bisa dilihat dari sorotan mata laki-laki berhidung bangir yang sangat tajam. Jennie yang datang secara diam-diam tersenyum ketika melihat kekasihnya yang sudah jelas tengah kesal.

Jennie membungkukkan badannya, menyapa para staff yang juga terlihat sangat tegang, bisa dipastikan Hanbin memarahi mereka habis-habisan. Sebenarnya apa yang terjadi hingga kekasihnya yang selalu bisa menahan emosi saat bersamanya bisa sampai kelepasan seperti ini.

"Hanbin-ah" panggil Jennie sambil mengelus rambut Hanbin yang sudah sangat berantakan.

Hanbin menengadahkan kepalanya ke atas, bertatapan dengan mata Jennnie. Kemudian memajukkan bibirnya.

"Sedang lelah ya?"

Hanbin hanya mengangguk.

Jennie tersenyum, mengusap kedua pipi kekasihnya."Ayo makan dulu, kau pasti lapar kan?"

Tidak menolak, Hanbin langsung beranjak dari duduknya, Jennie bisa melihat kelegaan staf-staf yang sejak tadi terlihat sangat tegang. Sebenarnya sangat menyenangkan bisa melihat Hanbin yang terlewat kesal seperti ini, namun Jennie tidak tega dengan teman-teman kekasihnya.

Bahkan Mr. Koo yang terlihat sangat dekat dengan kekasihnya tidak bisa mencairkan mood Hanbin kembali. Jika begitu, hanya dirinyalah yang bisa membuat Hanbin menjadi tenang kembali. Di sudut ruangan Jisoo yang mengangkat kedua jempol kepadanya.

Jennie tersenyum, bagaimana Jisoo memaksanya untuk datang ke lokasi syuting Hanbin.

Bukannya langsung memakan makanan yang telah Jennie siapakan, Hanbin justru mengistirahatakan kepala di pangkuan Jennie. Seperti paham, bahwa kekasihnya tengah memikirkan hal yang berat, jadilah Jennie hanya membiarkannya. Merapikan rambut milik Hanbin.

"Ada apa?" Tanya Jennie berhati-hati

Bukannya menjawab pertanyaan Jennie, Hanbin hanya mendenguskan napas kasarnya.

Jennie tersenyun, menekan hidung Hanbin.

"Mahasiswi yang kerja part time terus-terusan berteriak tak beralasan" kata Hanbin akhirnya

Alone (Jenbin)- endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang