22. Takut Kehilangan

1.9K 133 12
                                    

Cinta pertamaku, aku bahagia karna Tuhan memberikannya sebagai kejutan manis dalam hidupku.
— Freya Dhafina Galandra.

Hari ini adalah hari kedua Freya menikmati udara Kota Berlin. Usai mandi, Freya langsung diajak bergabung untuk sarapan pagi bersama keluarga Hwaidi.

Mulanya Freya pikir pagi ini akan sama dengan sebelumnya ketika makan bersama Agra dan Almira, salah ternyata. Freya dibuat terkejut dengan kehadiran Clodio, Iselda, Dieter dan Hardy.

"Aku nggak nyangka kalau kalian ada disini." ucap Freya disusul seringai lebarnya.

Agra mengusap kepala Freya bak anak anjing yang menggemaskan meski kemudian ia menjadi cemberut karna Freya menjauhkan tangannya.

"Di rumah ini kan sedang kedatangan tamu... Ah, ralat. Maksudku calon ipar kami datang kemari, mana mungkin kami nggak menyambutmu." kata Iselda dengan wajah sumringahnya.

"Kalau aku sih dimana ada gadis cantik pasti disitu ada aku." Clodio mengerlingkan sebelah matanya dan langsung mendapat lemparan serbet dari Agra tentu saja. Semuanya lalu tertawa kecuali Agra yang masih kesal.

"Mukamu udah mirip banteng deh, Kak." gumam Almira dan mendapat anggukkan setuju dari Freya. Agra mendengus, "Mana ada banteng gantengnya kayak aku."

"Dih. Nggak ada akhlak, muji diri sendiri." sahut Iselda. Kembali Freya terkekeh geli karna ucapan di bule cantik itu.

"Tapi, apakah Kak Liese nggak datang ke sini?" tanya Freya, gadis ini memang juga menanti kehadiran Liese. Sayangnya gelengan Iselda dan Almira membuat Freya sedikit murung. Karna Liese adalah yang paling sering mengiriminya pesan.

"Liese hari ini ke New York. Dia ada pemotretan disana. Maklumlah dia kan super-model." ujar Dieter.

"Yah sayang banget kalau gitu. Sampai balik ke Indo pun nggak bakal ketemu Kak Liese." gumam Freya. Agra yang sedari tadi duduk disampingnya tak melepaskan pandangan darinya.

"Kamu mau ke NY untuk bertemu dengannya?" pertanyaan Agra segera dibalas gelengan Freya. Ia tahu, jika ia mengangguk pastilah Agra akan membawanya ke New York.

"Aku cuma kangen aja kok. Nggak pa-pa, pasti bakal ketemu lagi lain kali." ucap Freya menyeringai.

"Sayang banget. Padahal kalau kamu iya-in kita bisa liburan ke NY. Aku beneran butuh refreshing, ngurus perusahaan si anak manja ini bikin otakku panas terus. Everyday..." gumam Hardy dibalas tawa semua yang duduk disana. Dan mereka kembali melanjutkan acara sarapannya.

Ketika Agra, Hardy dan Dieter masuk ke ruang kerjanya Agra. Freya tentu harus ikut ketika Almira dan Iselda mengajaknya jalan-jalan melihat kemegahan metropolitan yang menjadi jantungnya benua Eropa itu. Iselda yang mengemudi, Freya duduk disebelahnya sementara Almira duduk di kursi belakang. Iselda dan Almira dengan senang hati jadi tourguide dadakan untuk Freya.

Ketiga perempuan cantik itu mengunjungi tempat-tempat ikonik di Kota Berlin. Mulai dari katedral, museum, istana Charlottenburg hingga Freya diajak belanja gila-gilaan oleh Iselda dan Almira di Kurfürstendamm dan Scheunenviert. Yaitu kawasan perbelanjaan paling terkenal, banyak butik-butik dengan brand lokal hingga internasional — dan Iselda yang mentraktir kedua gadis remaja itu tentu saja.

***

Freya merasa benar-benar lelah seharian pergi bersama Iselda dan Almira. Dengan sedikit meringis, Freys mengompresi betisnya yang terasa pegal, hingga ketukan pada pintu kamarnya sejenak menghentikan kegiatannya itu.

"Masuk aja. Nggak dikunci kok..." seru Freya. Pintu itu terbuka dan kemunculan Agra dengan penampilan kasualnya malah membuat Freya memujanya dalam hati sambil sholawatan.

Suamiku Bucin Banget!✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang