sesudah jimin mandi, sana langsung menyuruh jimin untuk turun dan makan malam bersama. namun setelah kejadian tadi jimin banyak diam. entah apa yang sebenarnya dia pikirkan.
'jim jangan membuatku khawatir, ada apa sebenarnya?' ucap sana karena daritadi melihat jimin seperti tidak selera makan
'anii.. aku akan makan sekarang' ucap jimin mungkin peka karena sana memperhatikan saat dia memainkan makanannya
sana tetap tidak percaya seratus persen dengan sikap jimin hari ini. dia seperti menyembunyikan sesuatu yang sana tidak tau apa itu.
~•~
kini mereka sudah berada dikamar. sana di kasur dan jimin di meja kerjanya. sudah lama sekali jimin tidak duduk disana biasanya dia akan membawa laptopnya ke kasur namun kali ini entah kenapa berbeda.
sana yang semula tidak mau ambil pusing malah menjadi kepikiran. dia meletakan ponselnya dan menghampiri jimin dengan mengalungkan tangannya pada tubuh jimin dari belakang
'sepertinya hari ini kau sedang kacau, apa ada yang sedang menganggu pikiranmu?' ucap sana sambil meletakan dagunya pada cekukan leher jimin
'tidak ada sana, aku baik baik saja' ucap jimin dengan senyum yang sana yakini itu palsu
'jangan berbohong sayang' ucap sana sangat lembut
jimin pada akhirnya berhenti memperhatikan laptopnya 'kemarilah' ucap jimin menyuruh sana berpindah dan duduk di pangkuannya. sana menuruti ucapan jimin dan segera duduk di paha jimin
'ceritakan sekarang. aku siap mendengarnya' ucap sana sambil memberikan senyum terbaiknya
jimin mulai mengambil nafas dan membuangnya kasar 'berjanjilah jangan pernah meninggalkanku' ucapan itu keluar dari bibir jimin
sana bingung kenapa tiba tiba arah pembicaraan itu mengarah pada hubungan mereka. padahal yang sana tau mereka sedang tidak bertengkar dan justru baik baik saja
'jangan bertanya kenapa' ucap jimin yang mengetahui tatapan bingung sana. dan sana masih saja diam, dia masih bingung sebenarnya jimin ini membicarakan apa
lagi lagi jimin mengambil nafas dan membuangnya kasar, 'ah.. tatapanmu selalu menbuatku lemah' ucap jimin
'jim, gwaenchana. katakan semua yang mengganjal di hatimu sekarang' ucap sana sambil mengelus pipi mulus jimin dengan tatapan mereka yang saling bertemu
'apa aku kurang manis dan perhatian dalam memperlakukanmu?' tanya jimin
sana mengerutkan dahinya 'apa?'
'apa kau punya pikiran akan mencari pria lain yang lebih manis dan perhatian suatu saat nanti?' tanya jimin
sana sedikit tidak mengerti, ini sungguh aneh. tatapan jimin begitu nanar padanya seakan dia sangat takut hal yang barusan jimin ucapkan terjadi, tapi disisi lain sana tidak bisa menahan tawanya, karena hal itu tidak akan terjadi karena dia tidak menginginkannya. timbul suatu perasaan ingin menggoda jimin sekarang.
'hmm.. sepertinya' ucap sana menggoda jimin namun raut wajah yang ditunjukan sana terkesan normal saja
jimin memberikan tatapan dan raut wajah terkejut atas jawaban sana. benar benar rasanya hati dan pikirannya semakin kacau sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me PARK JIMIN [END]
Fanfiction𝒊𝒕'𝒔 𝒐𝒖𝒓 𝒅𝒆𝒔𝒕𝒊𝒏𝒚 𝒐𝒓 𝒑𝒍𝒂𝒏𝒏𝒊𝒏𝒈? park jimin CEO besar perusahaan PARK yang akan segera menikah dengan Kim Sana seorang gadis muda yang masih memiliki harapan dan cita cita yang besar untuk digapai Warning🚫 Cerita mengandung un...