20 - Problem (3)

11.6K 486 9
                                    

MERRILYN

Aku mengerang lagi ketika mengingat ada luka di kepalaku. Sungguh. Ini keterlaluan. Coba kalau gak ada yang nolong aku? Gimana nasibku?

Sekarang aku akan menemui Yustin dan membicarakan hal ini. Kak Marcel sudah mengertahuinya dan dia sempat marah namun kutahan untuk tidak melabrak Yustin karena sejujurnya ini bukan salahnya.

"Kak, aku pergi dulu ya" kataku kepada kak Marcel dan di jawab tatapan tajam olehnya.

"Kemana?" Tanya kak Marcel.

"Mau ketemu Yustin?" Tebak kak Marcel membuatku mengangguk kaku.

"Gak! Kamu gak boleh pergi" katanya tegas.

"Tapi kak, aku harus membicarakan hal ini dengannya" kataku.

"Suruh dia jemput kamu!" Katanya lagi membuatku akhirnya pasrah. Karena bagaimanapun akhirnya aku gak bakal boleh pergi kalau tidak kuturuti kemauannya.

"Oke" jawabku akhirnya lalu mengeluarkan poselku dan memberitahu Yustin untuk menjemputku dan untungnya dia mau.

"Nanti suruh dia masuk" kata kak Marcel membuatku langsung dihinggapi perasaan takut. Takut kalau kak Marcel akan melukai Yustin.

"Ya kak" kataku pelan.

Tak lama kemudian sampailah Yustin di rumahku dan aku menyuruhnya untuk masuk sesuai perintah kak Marcel.

Saat Yustin baru menginjakkan kaki di ruang tamu, tiba tiba kak Marcel sudah berdiri dan berjalan kedepannya lalu meninju Yustin tepat di rahangnya membuatku terpekik kaget. Sedangkan Yustin, dia sudah jatuh tersungkur.

"Kak!" Kataku lalu aku segera membantu Yustin berdiri.

"Lo! Gara gara lo, adik gue jadi dalam bahaya" kata kak Marcel marah membuatku takut. Selama ini aku belum pernah liat kak Marcel semarah ini.

"Lo seharusnya jaga dia! Untung adik gue gak mati. Kalo sampe dia mati gue bisa aja bunuh lo" kata kak Marcel membuatku menggidik ngeri.

Mau saja kak Marcel melayangkan tinjunya aku segera berdiri dan menahan tangannya.

"Udah kak. Cukup" kataku. Asal kalian tau saja. Tanganku sudah bergetar karena takut.

"Bagaimana bisa cukup. Dia tidak menjagamu dengan benar" kata kak Marcel lalu menarik tangannya dan peganganku.

"Kalo sampe adik gue kena bahaya kayak gini lagi, gak bakal gue kasih ampun walaupun lo sahabat gue" kata kak Marcel lalu berjalan keluar rumah.

"Mau kemana kak?" Tanyaku.

"Ke supermarket" jawab kak Marcel singkat lalu tersenyum padaku.

"Jaga adik gue!" Kata kak Marcel pada Yustin dan di jawab anggukan

Setelah kak Marcel sudah pergi, aku segera melihat muka Yustin, untung saja hanya memar, tidak sampai patah.

"Mau aku obati?" Tanyaku dan dijawab gelengan lalu tangannya bergerak memegang keningku yang tadi terluka.

"Masih sakit?" Tanyanya lembut.

"Gak kok. Udah mendingan" kataku lalu tersenyum kecil.

"Syukurlah" kata Yustin lalu mencium keningku membuatku terkesiap.

"Kamu istirahat aja" katanya dan kujawab gelengan.

"Aku mau ngomong" kataku sambil cemberut.

"Oke oke. Mau ngomong apa?" Katanya sambil terkekeh.

"Aku takut orang itu berulah lagi" kataku khawatir.

"Aku juga" katanya.

"Tapi aku akan berusaha semaksimal mungkin menjagamu" katanya lagi lalu memelukku membuatku tanpa sadar membalas pelukannya sambil tersenyum kecil.

Mr. & Ms. CharmingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang