7. Semudah itu

4.4K 318 44
                                    

Keenan melajukan mobilnya ke Rumah sakit. Dokter pembimbing nya meminta datang pagi hari. Karena demi spesialis nya, Keenan menyanggupk. Keenan sudah menarget dirinya untuk segera mendapat sertifikasi praktik. Biar ia bisa segera punya kerjaan yang tetap untuk menghidupi Ayesha. Ia juga ingin segera punya anak. Keenan berharap Ayesha segera hamil.

Setelah lebih dari tiga jam melakukan bimbingan, Keenan berjalan ke kantin. Ia tadi belum sempat sarapan. Dan perutnya sudah sangat keroncongan.

"Heh diam aja," teriak Lisa ceria mengagetkan Keenan. Ia menatap wajah Keenan dengan berbinar. "Nih, aku bawain bekal dari rumah. Kamu belum pesan makanan kan?" tanya Lisa memastikan. Keenan menggeleng, ia belum sempat pesan karena sedang ramai.

"Nih dimakan, yang pasti ini menyehatkan!" ujar Lisa. Keenan membuka tutup bekal. Nasi, cah sayuran, terong goreng, dan nugget. Keenan langsung berselera. Kelihatan kalau bekal dari Lisa sangat enak.

"Eh eh jangan makan terongnya!" pekik Lisa saat Keenan mencomot satu terong goreng.

"Kenapa? Ini kelihatan enak."

"Setahuku kalau orang maag gak boleh makan terong. Di perut bisa panas." jelas Lisa. Keenan mengangguk-anggukan kepalanya. Ia memakan nasi, sayur dan nugget nya.

"Kamu gak suka pedes kan? Makanya aku gak kasih sambel." ucap Lisa. Keenan mengangguk masih meneruskan makannya. Entah dia yang lapar atau masakan Lisa memang enak.

"Heh berdua mulu, ntar yang ketiganya setan," ucap Zaky yang ikut bergabung. Zaky melihat Keenan yang makan dengan lahap.

"Ini dibawain Lisa?" tanya Zaky yang diangguki Keenan. Zaky memicing, sepertinya Lisa tertarik dengan Keenan.

Disisi lain, Ayesha tengah merenung di dapur rumahnya. Hari ini tidak ada jadwal penerbangan. Andai Keenan tidak marah. Ia ingin mengajak jalan-jalan Keenan ke pantai. Ingin mengirim pesan pada Keenan, tapi dia ragu. Ayesha memandangi hp nya. Menimang-nimang apakah ia perlu mengirim pesan. "Keenan milikmu, Ay. Kamu berhak atas dia!" jerit dewi batin Ayesha.

Ayesha💚:
Mas, aku minta maaf. Aku ngaku salah. Maafin ya😍

Beloved husband 🤠 :
Iya, udah ku maafin.

Ayesha cemberut. Cuma itu balasan dari Keenan?

Ayesha💚:
Kamu lagi apa, mas? Sudah bimbingannya?

Beloved husband 🤠:
Ini istirahat, mau siap-siap praktik lagi.

Ayesha💚:
Semangat, Mas.

Ayesha menghembuskan nafasnya kasar. Chat terakhir tidak dibuka padahal Keenan sedang online. Yang ditakutkan Ayesha adalah. Saat Keenan memintanya berhenti berkarir. Itu seperi mimpi buruk bagi Ayesha. Ia sudah terlanjur senang hidup mengudara. Dunianya ada di atas gumpalan awan yang membuat ia bahagia. Separuh hidup Ayesha adalah pekerjaannya.

Ayesha memutuskan untuk menyapu lantai, mengepel dan membersihkan halaman depan. Ia terlalu suntuk bila tidak ngapa-ngapain. Sore nanti ia akan membuatkan brownis full coklat untuk Keenan. Walaupun cowok, Keenan penggemar berat kue coklat.

Hari ini hari terakhir Keenan dan teman-temannya Praktik Dokter spesialis. Rasanya sangat lelah. Belum lagi para dokter muda yang berjenis kelamin perempuan, berebut ingin foto dengan Keenan. Kalau biasanya anak Koas dan Residen yang ingin foto dengan dokter, ini malah dokter yang ingin foto dengan anak Residen. Belum lagi para dokter senior yang ingin mengenalkannya pada anak gadis mereka. Keenan ingin berteriak kalau dirinya sudah menikah. Tapi malah akan banyak pertanyaan tentang siapa istrinya, kapan menikah dan bla bla bla.

Beloved Doctor (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang