14. Jangan lagi

3.8K 294 36
                                    

Hari minggu yang menyebalkan untuk Ayesha. Ia ingin jalan-jalan ke Mall, tapi Keenan masih asyik dengan bantal gulingnya yang dia peluk. Keenan sama sekali tak terusik dengan gangguannya. Ayesha sudah menggoyangkan lengan Keenan, sudah menjambak, sudah menoel-noel pipi, bahkan sudah memasukkan satu jarinya ke lubang hidung Keenan. Namun, Keenan tetap tidak bangun. Suaminya itu malah ngorok lebih keras. Padahal biasanya Keenan sangat mudah dibangunkan.

"Yaampun, Mas!!! Sampai kapan aku menunggu kamu bangun!" teriak Ayesha gemas. Ayesha menubruk tubuh suaminya dengan keras. Tapi, suaminya sama sekali tidak merasa keberatan. Ayesha pusing sendiri. Kapan suaminya bangun?.

"Maaaaaasssss!!!" teriak Ayesha nyaring.

"Apasih, Ay?" tanya Keenan dengan suara serak.

"Mau jalan-jalan," ucap Ayesha dengan manja.

"Iya-iya, nanti jalan-jalan. Kamu minggir dulu. Aku mau bangun!" jawab Keenan menyingkirkan tubuh Ayesha yang menubruk tubuhnya.

"Ah leganya," ucap Ayesha bersyukur.

"Mana hpku?" tanya Keenan celingukan mencari hp nya.

"Aku cas di depan, soalnya stopkontak sini rusak!" jawab Ayesha.

"Tolong ambilin!" titah Keenan. Ayesha mengangguk, ia berjalan menuju ruang depan untuk mengambil hp suaminya. Setelah mencabut Charger, Ayesha langsung balik ke kamar suaminya.

"Ini mas!" ucap Ayesha menyerahkan hp Keenan. Keenan langsung mengambil hp nya. Membuka Aplikasi game online yang membuat dirinya kecanduan.

Keenan kembali merebahkan tubuhnya. Kali ini dia tengkurap. Dan Keenan pun asyik dengan game nya. Ayesha melongo. Dia dari tadi menunggu suaminya bangun, setelah bangun dia malah diacuhkan? Sungguh suami yang idaman, batin Ayesha.

"Mas, aku dari tadi nungguin kamu bangun loh. Masak kamu bangun langsung main game?" tanya Ayesha dengan lembut. Ia menyugar rambut suaminya dengan pelan. Keenan yang merasa terganggu, langsung menepis tangan istrinya. Tidak keras, tapi mampu membuat Ayesha ingin meninju suaminya sekarang juga.

"Mas, bangun tidur bukannya mandi malah main game. Masih ada belek nya juga, masih ileran. Jorok banget! Sekarang mandi!" omel Ayesha menarik piyama suaminya. Tadi, setelah sholat subuh, Keenan tertidur lagi. Saat bangun, yang ditanyakan malah Hp. Hari ini Ayesha sengaja tidak masak. Ia ingin jalan-jalan sambil sarapan di luar. Tapi, Keenan mengacaukan semuanya.

"Iya iya, bentar lagi." jawab Keenan.

"Gak bisa! Cepat mandi atau aku siram dari sini?" ancam Ayesha melotot. Keenan tetap pada pendiriannya. Kalau sudah rebahan sambil pegang Hp, Keenan akan berubah jadi manusia malas. Mau ngapa-ngapain juga malas. Jangankan beraktivitas, mau ganti posisi aja malas. Persis seperti beruang overzize yang hibernasi.

"Ngurus suami kayak ngurus bocah SD yang bandelnya minta ampun!" kesal Ayesha menarik rambutnya sendiri dengan gemas.

"Ck!" umpat Keenan membanting Hp nya. Ia kalah dalam permainan. Membuat pria itu kesal, kemudian beranjak menuju kamar mandi. Sebelum masuk ke kamar mandi, Keenan menyempatkan mengecup bibir Ayesha dengan singkat.

"Modus!" ketus Ayesha yang sebenarnya sudah merona. Serangan tiba-tiba dari Keenan membuat kerja jantungnya tidak normal. Berdebar berbunga-bunga.

Kalau tadi, Ayesha boring nungguin Keenan bangun. Kini Ayesha harus menunggu lagi dalam penantian yang panjang. Sudah hampir setengah jam, Keenan belum keluar dari kamar mandi. Suara Keenan bernyanyi dengan suara fals juga terdengar di indra pendengaran Ayesha yang sudah bete.

Keenan tidak peka kalau dia sudah menunggu sangat lama. Siapa yang tau kalau di dalam kamar mandi, Keenan tengah Pup sambil bermain air seperti anak kecil. Sebenarnya itu kebiasaan Keenan yang tidak diketahui siapapun. Dibalik tampang dewasa Keenan. Ada sifat seperti bocah yang selalu di sembunyikan pria itu. Keenan masih asyik menyanyi sambil duduk di kloset. Tidak memikirkan Ayesha yang rasanya ingin guling-guling di lantai.

Beloved Doctor (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang