11. Tidak dianggap

3.9K 263 35
                                    

Hari berlalu begitu cepat. Keenan masih teguh dengan pendiriannya. Mengabaikan Ayesha dengan segala tingkah lakunya. Keenan sibuk dengan kerjanya di salah satu Rumah sakit.

Semarah apapun Keenan pada Ayesha, tak ada yang sanggup menggeser kedudukan Ayesha di hatinya. Cintanya hanya untuk istrinya. Kurang idaman gimana Keenan. Antara idaman dan goblok mencintai, mungkin beda tipis. Bagi Keenan, pernikahan sekali seumur hidup. Walaupun ia dan Ayesha tidak baik-baik saja. Ia berusaha untuk tetap mempertahankan rumah tangganya.

Keenan juga sering mengunjungi Tiara untuk memenuhi kebutuhan perempuan itu. Sebentar lagi Tiara melahirkan, dan Keenan sudah tidak sabar ingin membawa anak Tiara. Kedengarannya memang sangat jahat, memisahkan ibu dan buah hati. Namun, Tiara sendiri yang bilang tidak menginginkan anaknya.

Keenan sedang nongkrong di teras depan rumahnya. Bersama Lisa dan Zaky. Walaupun mereka beda spesialis, hubungan mereka tetap baik. Lisa mengubur dalam perasannya pada Keenan. Karena saat ini, ia sedang dekat dengan Zaky. Zaky melihat Lisa yang tertawa karena candaan receh Keenan dengan pandangan terpesona

Awal Zaky mendekati Lisa karena ingin menyelamatkan Keenan dari bibit pelakor. Namun, kini Zaky yang terjebak perasannya sendiri. Zaky tertarik dengan Lisa karena gadis itu mempunyai pemikiran yang dewasa.

"Di rumah sakit, kamu pasti tetap jadi incaran Dokter perempuan, kan?" selidik Lisa menggoda. Keenan tertawa, sebenarnya ia tidak sesempurna itu untuk dikejar-kejar. Masih banyak yang lebih tampan dan pintar dari Keenan.

"Lo pakai baju sobek-sobek aja deh, Keen. Biar para Dokter cowok gak merasa punya saingan." kelakar Zaky yang dihadiahi cubitan manja dari Lisa.

"Assalamualaikum!" sapa Ayesha yang baru pulang. Perempuan itu jongkok untuk menyalami punggung tangan suaminya. Karena saat ini suaminya duduk di lantai. Keenan tersenyum, mengecup pipi Ayesha dengan mesra. Ayesha mematung. Untuk pertama kalinya setelah mereka bertengkar, Keenan mau menciumnya. Ayesha gugup, tak tau harus berkata apa.

"Main sosor aja, lo!" kesal zaky manabok lengan Keenan.

"Kalau ingin, itu ada si Lisa!" ejek Keenan.

"Boleh Lis?" tanya Zaky menggoda. Lisa menatap Zaky dengan garang.

"Belum sah, jangan aneh-aneh!" ucap Keenan memperingati.

"Duduk sini! Kamu pasti capek." ucap Keenan pada Ayesha. Ayesha duduk dengan cangung di samping suaminya. Keenan memegang telapak tangannya. Memandang Ayesha dengan tatapan yang benar-benar memuja.

"Ayesha sudah isi?" tanya Zaky tiba-tiba.

"Jangan tanya seperti itu, tidak baik!" tegur Lisa. Zaky merutuki mulut nyablaknya. Itu pertanyaan sensitif. Anak itu rezeki. Ada ditangan Tuhan. Manusia hanya berusaha dan berdo'a.

"Gak papa, kami sedang proses. Doakan aja segera punya momongan." jawab Keenan. Ia menepuk puncak kepala Ayesha.

"Kami juga tidak buru-buru, iya kan Ay?" Ayesha mengangguk. Entah kenapa mendapat perlakuan seperti ini membuat ia sedih. Ayesha tak kuasa menahan air mata yang akan jatuh.

"Masuk gih! Istirahat," ucap Keenan yang diangguki Ayesha. Tanpa pamit, Ayesha nyelonong begitu saja.

Seteleh Zaky dan Lisa pamit pulang, Keenan memasuki rumahnya. Ia bergegas untuk mengambil wudlu karena sudah pukul empat sore. Keenan melihat Ayesha yang tiduran di ranjang.

"Sholat dulu, nanti istirahat lagi!" titah Keenan.

Keenan tidak pernah basa-basi dengan Ayesha. Keenan akan berbicara saat mengingatkan sholat, selebihnya ia akan diam. Marahnya orang sabar memang beda. Sebenarnya Keenan ingin meluapkan amarahnya pada istrinya, tapi ia takut, Penyakit psikis yang dia derita membuat ia kelepasan kontrol. Keenan rutin meminum obat-obatan, agar tubuhnya tetap stabil.

Beloved Doctor (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang