TBG - 03

28 13 2
                                    

"Lo mau bareng ama gue nggak? Mumpung gue lagi baik hati." Ujar Arsen.

Hari ini adalah hari pertama Dira bersekolah di Pelita Harapan. Penampilannya cukup urakan, dengan kemeja yang mencuat keluar, dasi yang hanya menempel dilehernya tanpa berniat untuk membentuknya, rok yang pendek dan ketat, rambutnya yang hanya dicepol asal, namun hal itu tidak mengurangi sedikitpun kecantikannya.

"Nggak ah, mendingan gue nyetir mobil sendiri daripada bareng lo!" Dira mengikat tali sepatunya, kemudian beranjak menuju mobilnya. Namun sebuah tangan kekar mencekalnya.

"Penampilan lo kayak gini? nggak salah! udah dasi nggak bener, kemeja berantakan, rok pendek, kuku lo diwarnain, rambut nggak disisir. Inget lo sekarang udah jadi anak Pelita Harapan!" Arsen meneliti penampilan adiknya dari atas sampai bawah.

Dia mendekat kearah adiknya, kemudian membenarkan dasi dan sedikit merapikan rambutnya.

"Nah gini kan lumayan, udah sono berangkat!"

"Serah lo deh kak."

• • •「◆」• • •

Sebuah mobil mewah berwarna merah memasuki pekarangan Pelita Harapan, disusul dua mobil hitam dibelakangnya. Yang tak lain adalah mobil milik Rika dan seorang cowok  yang entah itu siapa.

"Lis, tumben lo nggak bawa mobil?" tanya Dira saat melihat Lisa keluar dari mobil Rika.

"Lagi males aja Dir, oh ya tuh dasi rapi amat."

Dira segera melonggarkan dasi yang menurutnya sangat mencekiknya. "Ini tadi biasa kak Arsen, mending kita ke ruang kepsek sekarang, gue masih ngantuk nih pengen tidur dikelas."

"Kebiasaan lo Dir!" / "Skuylah... " Ucap Rika dan Lisa bersamaan.

Sama seperti sekolah sebelum-sebelumnya, mereka bertiga menjadi pusat perhatian dan bahan omongan.

"Wah denger-denger, cucunya pemilik sekolah ini mau pindah kesini."

"Jangan-jangan salah satu dari mereka,"

"Kayaknya sih iya, soalnya gue denger dari temen gue yang sekolah di Pura Bangsa, mereka itu bad girl makanya dikeluarin dari sekolahnya dan pindah kesini."

"Cantik-cantik tapi kok sayang, bad."

"Berarti salah satu dari mereka itu adeknya kak Arsen, gue baik-baikin mereka ah, kali aja gue bisa deket gitu ama kak Arsen."

"Idih jangan ngarep deh lo! Kata temen gue, mereka itu jarang ngobrol sama yang murid yang lain."

"Sombong tuh!"

"Udah kelihatan sih dari mukanya yang songong itu!"

Baru beberapa langkah mereka berjalan, sudah banyak yang membicarakan tentang keburukan mereka. Tak mau pikir panjang, mereka hanya menganggapnya sebagai angin lewat dan terus melanjutkan langkahnya menuju rumah kepala sekolah.

Saat sampai di pertigaan, tali sepatu Dira terlepas, alhasil dirinya tertinggal oleh kedua sahabatnya.

"Dasar, gue ditinggalin! awas aja kalian."

Brukkk ...

"Hati-hati dong kalo jalan! nggak lihat apa gue disini, maen tabrak aja." Dumel Dira sambil membersihkan roknya yang sedikit kotor, akibat dia terjatuh ditabrak seorang cowok. Untung saja roknya tidak sobek.

"Eh lo kan cowok yang kemarin? jadi benar lo anak sini, maksud gue murid disini!"

"Gue nggak kenal sama lo!" setelah berujar seperti itu, cowok yang menabraknya pergi begitu saja.

"Yah kabur lagi, sombong amat tuh cowok, belum tahu kali siapa gue!"

Daripada terus mengumpat tidak jelas, Dira memutuskan untuk berlari menyusul kedua sahabatnya.

Sesampainya diruang kepala sekolah, ternyata kedua temannya sudah lebih duluan ke kelasnya.

"Pak, saya dikelas berapa?"

"Kamu Dira? cucunya pak Eko?

"Iya pak, buruan elah beritahu saya dimana kelas saya."

"Kamu satu kelas sama kedua teman kamu tadi, dikelas XI IPS 4. Ruangannya ada di... " Ucap kepala sekolah yang terhenti karena Dira lebih dulu berlari, seolah dia sudah tahu letak kelasnya dimana.

Di kelas XI IPS 4...

"Assalamualaikum, Hosh... Hosh... Hosh... " Dira berusaha menetralkan nafasnya yang menderu.

Kemudian melirik kearah pojok kelas, dimana ada dua temanya yang nyengir tanpa dosa kepadanya. Sudah dipastikan mereka berdua duduk satu bangku, tak ada bangku yang tersisa kecuali satu bangku yang diduduki oleh seorang cowok yang menelungkupkan kepalanya.

Teeeeeetttt...

Bel berbunyi, membuat Dira segera menuju bangku kosong yang tersisa.

"Sialan kalian berdua, maen ninggalin gue lagi! kalian tahu nggak... "

"Tahu apa Dir?"

"Bentar kali, gue belum selesai ngomongnya maen potong aja lo. Jadi gini, gue tadi ketemu ama cowok yang kemarin gue ceritain, ternyata bener dia sekolah disini, untung aja nggak sekelas."
Jelas Dira.

Saat Dira menoleh ke samping, tepat dimana cowok sebelahnya berada, kini menampakkan wajahnya, karena sedari tadi dia hanya menelungkupkan kepalanya.

"Lo lagi!" pekik Dira.

"Lo kaget lihat gue disini?"

"Nggak, biasa aja tuh."

"Hmm."

Kedua sahabatnya merasa heran dengan Dira, mengapa dia bisa mengenal cowok tampan disebelahnya.

"Dir, lo kenal ama tuh cowok?" tanya Rika sambil menunjuk kearah cowok disebelah Dira.

"Gimana gue nggak kenal coba, orang dia yang kemarin gue ceritain."

"Oh jadi Devan yang lo maksud?"

Dira mengerutkan keningnya, darimana Rika tahu namanya? Oh sepertinya Dira melupakan satu hal, Rika selain terkenal bad girl, dia juga seorang play girl. Mungkin dia sudah lebih dulu berkenalan dengannya.

"Jadi nama lo Devan? nama yang terlalu bagus buat cowok kayak lo!"

Kemudian Bu Dian masuk kedalam kelas dan pelajaran pun dimulai. Untuk hari pertama, Dira dkk tidak ingin membuat masalah, tapi lain kali?

.

.

.

Aldarren Devanca Putra Sanjaya (Devan)

Aldarren Devanca Putra Sanjaya (Devan)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lanjut part berikutnya...

Vote and Coment 👇👇👇

Terimakasih

Bad Girls | LDR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang