Pagi buta sekitar pukul setengah enam, Lisa memarkirkan mobilnya di depan halaman rumah Dira yang sangat luas.
Seorang cowok dengan kaos putih polos dan celana pendeknya keluar dari rumahnya, dengan rambut yang basah lalu menghampiri Lisa yang baru saja keluar dari mobil miliknya.
"Lah lo ngapain kesini pagi buta gini, nggak dikasih sarapan sama ortu lo."
"Tuh mulut bisa nggak sih kak kalem dikit gitu ama gue, perasaan lo sinis mulu tiap lihat gue. Pake segala ngatain gue nggak dikasih makan lagi,"
"Terus ngapain lo sepagi ini ada disini?" Arsen mengusap rambutnya dengan handuk yang menggantung di lehernya, membuat kesan ketampanannya meningkat.
"Ya... Ya... Terserah gue lah."
Sebuah batu menghalangi jalannya, hingga membuat Lisa hampir saja terjatuh, untung saja dengan sigap Arsen menahannya. Membuat mata tajam Lisa bertabrakan dengan mata indah milik Arsen. Mereka saling bertatapan cukup lama. Sampai seseorang datang mengagetkannya, membuat mereka kembali ke posisi semula.
"Ehemmm... Kalau mau berduaan jangan didepan rumah orang napa!" celetuk Dira yang melihat Lisa dengan kakaknya yang sedang beradu pandang.
"Siapa yang berduaan, ngaco lo dek. Lagian ini juga rumah gue kali, eh tapi bukannya lo masih tidur?"
"Gue pura-pura dan gue kesini karena tadi gue denger suara mobil berhenti. Tau-taunya lo Lis, tumben pagi-pagi kerumah gue udah seragaman rapi gitu."
"Gini lo bilang rapi dek?"
Arsen meneliti dari atas sampai bawah penampilan Lisa yang tak jauh beda dengan adiknya, hanya saja ada sedikit yang membedakan keduanya, yakni warna cat kuku mereka.
Kenapa gue deg-degan sih ama kakaknya Dira? batin Lisa berkata seperti itu.
"Gu-ggguee mau bareng aja ama lo."
"Idih biasanya juga sering bareng, tapi nggak jam segini tuh. Paling cepet aja lo kerumah gue hampir jam tujuh, sekarang ada angin apa lo kesini jam segini," Dira mencepol rambutnya, "oh gue tahu lo pasti mau ketemu kan ama Arsen, buktinya gue lihat tadi pelukan gitu, tatap-tatapan segala lagi."
"Dira! Gue ini kakak lo, jadi lo harus panggil gue kak!"
"Idih, terserah gue dong kak. Mulut-mulut gue juga."
"Yaudah Dir mending kita masuk, gue udah nggak sabar makan masakan Tante Bella."
Arsen menyentil dahi Lisa. "Tuh kan, gue udah nebak lo kesini cuma gegara masakan nyokap gue, ujung-ujungnya lo minta makan."
"Serah deh, gue mah bodoamat kak!" Lisa mengatakan seperti itu tepat diwajah Arsen.
• • •「◆」• • •
Ketika Dira dan Lisa sampai disekolah, Devan menghampirinya.
"Gimana Dir kado dari gue? Lo pasti suka dong. Secara kan itu pemberian dari cowok ganteng kayak gue." Devan menaik turunkan alisnya bermaksud untuk menggoda Dira. Sementara Lisa dia sudah ngacir lebih dulu ke kelas.
"Kado lo bilang? Isi cuma nomer HP nggak penting gitu, buang-buang duit aja lo beli kotaknya. Lagian gue jadi mikir gini deh ama lo, kenapa sih sikap lo tiba-tiba berubah gini, sebenarnya lo ada maksud terselubung apa hah!"
"Berubah? Nggak tuh, perasaan lo aja kali."
"Ya berubah, lo dulu sok cool tapi, kenapa jadi kayak sekarang, jangan-jangan lo berkepribadian ganda ya?"
"Ngaco deh lo, gue mau berterimakasih ama lo soal kejadian waktu itu."
Dira yang mendengarnya justru menghiraukannya dan pergi begitu saja, salah sendiri kan waktu itu, dia sudah capek-capek melawan preman itu, yah meskipun berkelahi juga salah satu hiburan baginya tapi, tetap saja cowok itu tidak punya rasa terima kasih sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girls | LDR [ON GOING]
Teen FictionLDR --> Lisa, Dira, dan Rika. . . . Menceritakan tentang persahabatan antara Lisa, Dira, dan Rika, mereka sama-sama cantik. Namun sayang, mereka tergolong cewek yang 'bad', akan tetapi bukan berarti mereka tidak mempunyai sisi kebaikan di hatinya...