TBG - 01

38 13 13
                                    

Malam ini, suara dentingan piring dan sendok menyatu dengan derasnya hujan di luar sana, yang entah kapan akan reda.

"Nadira! papa tahu, kamu pasti habis di keluarin lagi kan dari sekolah?" tanya Akbar, selaku papa dari Nadira atau yang kerap disapa Dira.

Sebelum menjawab pertanyaan Papanya, Dira meraih segelas air putih lalu meneguknya. "Kok papa tahu? perasaan Dira belum cerita, malahan ini baru mau cerita habis makan." Jawabnya.

"Wah dek, lo emang parah sih. Kerjaannya keluar masuk sekolah mulu, nggak ada kapok-kapoknya. Inget! bentar lagi lo lulus!" celetuk seorang cowok disebelahnya, yang tak lain adalah kakak kandungnya yang bernama lengkap Arsen Stefano Ardian.

"Paan sih kak, orang gue masih kelas sebelas, yang ada lo tuh. Udah kelas dua belas, kerjaannya nge-game mulu!"

"Setidaknya gue nggak kayak lo, di keluarin dari sekolah untuk ketiga kalinya." Arsen meneguk minumannya lalu mengambil HP-nya dan terjun kedunianya, yakni mobile legend.

"Tuh kan baru dibilangin, udah mabar aja, btw mabar ama siapa kak?"

"Rika."

"Emang ya, kalau disini gue enek lihat lo yang kerjaannya melototin hp mulu, nah kalau di sekolah, gue gedek lihat temen gue sendiri yang sama kayak lo. Lagian apa enaknya sih maen gituan?"

"..." Tak ada sahutan dari Arsen, dia tengah fokus dengan game-nya.

"Ish, tuh kan gue ngomong aja dikacangin. Nggak ada akhlak lo kak!"

Arsen berdiri dengan tangan yang masih memegang hp-nya, lalu berjalan kearah kamarnya yang berada di lantai dua. Saat sampai di anak tangga pertama, Arsen terpeleset jatuh karena tidak memperhatikan jalan.

"Mampus lo kak!" teriak Dira yang mendengar suara jatuh, dia yakin itu berasal dari kakaknya.

"Dasar adek laknat!" batin Arsen lalu mengambil HP-nya dan berlari menuju kamarnya, sebab sudah dipastikan gegara jatuh tadi pasti dia kalah dengan Rika.

Sementara Dira tertawa terpingkal-pingkal, sampai tak sadar jika kedua orangtuanya menatapnya tajam, seolah dirinya akan diinterogasi.

"Dira, Mama sama Papa sudah mengambil keputusan, jika kamu akan bersekolah di SMA Pelita Harapan." Ujar Bella, Mama dari Arsen dan Dira.

SMA Pelita Harapan adalah salah satu sekolah favorit dikota Jakarta, sekolah yang sangat besar itu, tak lain adalah milik kakeknya dan juga sekolah kakaknya.

Selama ini, Dira tidak pernah mau jika diminta untuk sekolah disana, bahkan sejak SMP kedua orang tuanya sudah memintanya, untuk bersekolah di SMP Pelita Harapan yang masih satu yayasan dengan SMA Pelita Harapan.

Namun Dira menolaknya, sebab dia merasa tidak nyaman jika harus berada di sekolah milik keluarganya sendiri, alasannya dia tidak ingin dipandang tinggi, karena dia adalah cucu dari pemilik sekolah tersebut.

"Mah, kan Dira udah sering bilang. Kalau Dira nggak mau sekolah disana."

"Alasannya kamu nggak mau dipandang tinggi, itu kan?" tebak Akbar dan Dira menganggukkan kepalanya.

"Mau sampai kapan kamu seperti ini Dira, ingat! Ini sudah ketiga kalinya kamu di DO dari sekolah. Pokoknya kali ini kamu harus nurut sama kemauan kita berdua, jika kamu masih menganggap kita ini orang tua kamu."

"Tapi Mah... "

"Atau kamu mau papa kirim ke London dan sekolah disana!"

Mendengar hal itu, Dira cepat-cepat menggelengkan kepalanya. Dia tidak mau jika harus bersekolah di luar negeri dan jauh dari orang-orang terdekatnya.

Bad Girls | LDR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang