TBG - 04

25 10 3
                                    

#Judul Part TBG = Trio Bad Girls

Pulang sekolah, Lisa mengajak kedua sahabatnya untuk menemaninya ke mall, bukan tanpa alasan, sebab dia mendapat telfon dari mamanya yang memintanya untuk mengajak adiknya pergi ke mall.

"Lis, kita jadi kerumah lo?" tanya Dira.

"Iya Dir, biasalah si Dino minta main ke mall." Dino adalah adik kandung Lisa.

"Mau langsung atau pulang dulu, gimana?"

"Ikut kerumah gue dulu Rik, jemput Dino. Terus lo ama Dira ganti baju punya gue, yakali kita ke mall masih pake seragam."

"Lo yang nyetir Lis! Gue lagi males."
Rika melemparkan kunci mobilnya kepada Lisa, dengan sigap Lisa menangkapnya.

"Iya-iya!"

Skip...

Mereka berempat berjalan berdampingan, seolah mengundang banyak orang untuk melihatnya. Tiga cewek cantik dengan pakaian yang senada dan seorang anak kecil yang tampan, berada di gendongan salah satu dari mereka.

"Dino turun! Itu kak Dira nya capek, gendong kamu mulu. Udah besar, bukannya jalan sendiri!"

"Ish, enak tahu di gendong sama kakak cantik. Ya kan kak?" tanya Dino pada Dira.

"Udah biarin aja Dino ama gue Lis, lagian gue masih kuat kok gendong bocah ini. Lagipula Dino ganteng, jadi pas ama gue yang cantik."

"Yeee... Tuh Kak, Kak Dira aja tahu kalau aku ganteng, nggak kayak kakak, jelek!" Dino menjulurkan lidahnya kearah Lisa. Lisa yang tidak diterima lantas merebut paksa Dino, lalu menjewer telinga kanannya.

Dira yang merasa kasihan pada Dino, lantas gantian menjewer kedua telinga Lisa. Tentu saja hal itu semakin membuat mereka menjadi pusat perhatian, sementara Rika, dia justru sibuk dengan hp yang dia pegang miring, pertanda kalau dia sedang mabar.

"Kalian ini rebutan adek ini yah, mending adeknya buat saya saja." Seorang ibu-ibu yang sedang hamil besar mendekati mereka.

Tak mau berurusan dengan ibu-ibu itu, Dira mengambil kembali Dino lalu menggendongnya dan membawanya pergi, disusul oleh Lisa. Rika? dia masih belum menyadari kepergian kedua sahabatnya.

"Buset, gue ditinggal!" dumel Rika saat menyadari jika dia ditinggal oleh kedua sahabatnya, segera dia mempause gamenya dan berlari untuk mencari keberadaan mereka.

Sekitar lima belas menit Rika berkeliling mencari kedua sahabatnya, namun belum juga terlihat batang hidungnya.

"Hosh... Hosh... Hosh..."

Nafas Rika yang tersengal-sengal membuatnya meraih sebuah gelas yang ada didepannya. Tapi tenang, gelas yang berisi jus alpukat itu milik Dira.

"Kalian tega ninggalin gue tadi, mana gue udah keliling-keliling mall ini kek orang ilang. Eh kalian enak-enakan disini makan."

Memang benar jika saat ini Dira, Lisa dan Dino sedang berada disalah satu restoran di mall ini.

"Ya itu salah sendiri, nge-game mulu! ya gue tinggal lah, bener nggak Dir!"

"Hmm." Mulut Dira penuh dengan makanan yang dia pesan.

"Lo ya Lis, nggak ada pengertiannya sama sekali ama gue! Lo juga Dir, enak-enakan makan."

"Gue nggak peduli, mau lo ilang kek atau diculik itu bukan urusan gue!"

"Dasar laknat banget ya lo ama sahabat sendiri. Eh tapi asal lo tahu, gue tadi nggak sengaja lihat si Devan ama cewek."

"Siapa tuh?" entah kenapa Dira menjadi tertarik dengan arah pembicaraan Rika.

Dira menyudahi aksi makannya dan berfokus mendengar cerita Rika, yang sepertinya mengundang sifat keponya untuk keluar.

"Wah muka-muka cemburu tuh."

"Enak aja lo, gue cuma nanya aja kali. Emang ada yah? cewek yang mau ama dia?" sebelum berkata seperti itu, Dira sempat menyentil dahi Rika.

Sambil mengusap dahinya, Rika berkata. "Ngaku aja deh lo! Kalau Lo itu emang cemburu."

"Mau gue pukul Lo hah! Lagian siapa yang cem--buru, lo kali yang cemburu, secara kan lo play girl. Eh tapi play girl punya rasa cemburu yah?"

"Punya lah, gue cemburu sih dikit tapi, secara kan cowok masih banyak didunia. Nggak cuman dia!"

"Jadi siapa tuh cewek!"

"Tuh kan bener, lo emang cemburu! Ngaku aja deh Dir, apa susahnya sih?" Rika semakin menyudutkan Dira.

Sementara Dira, dia heran sendiri dengan dirinya. Mengapa dia sangat-sangat kepo dengan cewek yang di maksud Rika.

"Oh lo mau beneran gue pukul!" Dira mengangkat tangan kanannya yang terkepal, saat sampai didepan wajah Rika. Lisa menahannya.

"Udah deh Rik, kasih tahu aja. Nggak lihat apa! kita jadi pusat perhatian."

Melihat pengunjung disekeliling mereka semakin menatapnya heran, membuat Rika menceritakan siapa cewek yang dia lihat bersama Devan.

"Jadi gue nggak sempet lihat mukanya, tapi yang gue lihat tuh cewek pake kursi roda." Jelas Rika.

"Ooo."

"Anjir, cuma O doang."

"Lah terus gue harus ngapain?"

"Serah lo deh Dir."

"Kak Dira sama kak Rika lagi bicara tentang apa? Dino dengar kalian sebut-sebut cemburu. Emang cemburu itu apa sih kak? mainan ya?" tanya Dino yang sedari tadi memperhatikan perdebatan antara Dira dan Rika.

"Iya sayang itu mainan kalau kamu udah dewasa," ujar Rika ngasal.

"Aku mau coba main boleh?" Rika menggeleng cepat. "Emang nggak boleh dimainin anak kecil ya kak?

"Iya Dino, nanti kalau kamu sudah besar pasti tahu sendiri." Jawab Rika lalu mencubit kedua pipi Dino yang menggemaskan.

Baik Dira maupun Rika, mereka berdua sudah menganggap Dino sebagai adiknya sendiri. Apalagi Rika, dia adalah satu-satunya anak tunggal diantara kedua sahabatnya.

Perbincangan mereka berlanjut, hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Dirasa sudah cukup, Dino meminta untuk segera pulang.

.

.

.

Rangga Eldino Johanes (Dino)

Rangga Eldino Johanes (Dino)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lanjut part berikutnya...

Vote and Coment 👇👇👇

Terimakasih

Bad Girls | LDR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang