Disinilah sekarang, Satria dan Dira berdiri berhadapan di pinggir lapangan basket Pelita Harapan. Sejak tadi Dira belum meninggalkan lapangan basket, dia sengaja menunggu sampai bel istirahat berbunyi.
"Dir!" panggil Satria.
"Gue pengen ngasih lo sesuatu." Lanjutnya.
"Apaan?"
"Coba lo merem."
"Ogah ah, kaya cewek-cewek alay."
"Emang kenapa? Disini juga sepi nggak bakal ada yang ngelihat."
Alhasil Dira menuruti permintaan Satria untuk memejamkan matanya. Satria mendekat kearah Dira dan memasangkan sebuah kalung yang sangat indah.
"Kalung apaan nih?" tanya Dira sambil memegang kalung yang berbentuk love.
"Itu kalung punya nyokap gue yang dikasih ke gue, karena lo pernah ngasih gue kalung ya apa salahnya gue juga ngasih lo kalung."
Pandangan mereka bertemu, namun dengan cepat Dira mengalihkan pandangannya.
"Gue harap lo simpen tuh kalung Dir."
"Pasti Tam, thanks ya kalungnya. Kalau gitu gue duluan mau balik ke kelas."
Di kelas XI IPS 4...
Terjadi keramaian didalam kelas XI IPS 4, tak ada satupun dari mereka yang keluar dari kelas, padahal sekarang telah memasuki jam istirahat. Dira memasuki kelas dengan wajah yang tersenyum, seketika dia tersadar bahwa seisi kelas memperhatikannya aneh.
"Wah lo kenapa Dir, senyum-senyum kek orang gila!" seru Lisa.
"Kepo lo!"
"Tumben nggak pada ke kantin, lagi pada bokek ya kalian." Lanjut Dira yang diiringi dengan tawa.
"Tau nih Dir, si Fero nyuruh kita buat diem dikelas. Katanya sih dia pengen ngomong sesuatu." Celetuk Reina, siswi yang duduk paling depan.
"Gara-gara nungguin lo, kita sampe nggak ngantin padahal gue laper banget." Sambung Cechilia yang duduk disebelah Reina.
"Yee, sewot aja lo! Dasar cabe lo!"
"Cabe? lo ngatain gue cabe hah! Nggak ngaca kalau situ yang cabe."
"Gini deh gue tanya sama lo." Dira mengubah posisinya, mendekat kearah Cechil. "Nama lo siapa?"
Dengan cepat Cechil menjawabnya. "Cechil," dia sedikit menjeda perkataannya, "emang kenapa dengan nama gue? Lo iri ya, soalnya nama gue kek orang bule-bule gitu."
Jarak yang dekat, membuat Dira dengan mudah menjitak kepala Cechil membuatnya meringis kesakitan. Sebab jitakan itu membuat kepalanya merah, sepertinya sebentar lagi akan membentuk benjolan kecil disana.
"Iri? Idih bukan gue banget, setahu gue lo pinter mapel Inggris kan? Nah pasti lo tahu dong bahasa Inggrisnya cabe?"
"Chili, terus hubungannya dengan nama gue apa?"
"Ya gue panggil lo cabe lah, nama lo kan Chili?"
Tak mau terlalu lama berurusan dengan Dira, Cechil lebih baik diam tidak menggubrisnya. Dia berusaha menahan emosinya.
"Dir, balik ketempat duduk lo!" titah Fero, selaku ketua kelas XI IPS 4.
Dengan malas Dira duduk disebelah Lisa. "Emang lo mau ngomong apa sih Fer, sampe satu kelas lo tahan gini?" tanyanya.
"Sabtu besok adik gue ultah, gue harap kalian semua pada dateng!"
Terjadilah aksi lempar kertas dan sorakan kearah Fero, sebelum mereka beranjak keluar. Dengan watadosnya, Fero justru menahan tawanya, melihat kejengkelan teman satu kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girls | LDR [ON GOING]
Ficção AdolescenteLDR --> Lisa, Dira, dan Rika. . . . Menceritakan tentang persahabatan antara Lisa, Dira, dan Rika, mereka sama-sama cantik. Namun sayang, mereka tergolong cewek yang 'bad', akan tetapi bukan berarti mereka tidak mempunyai sisi kebaikan di hatinya...