Tubuh lemah itu perlahan melepas topengnya
Mengobati sendiri luka kepura-puraan
Kelopak matanya mati rasa
Dia meracau dengan banyak kata-kata
Yang tak sempat Ia perlihatkan
Pikirannya menerka-nerka
Seperti menempati tubuh yang salah
Bahkan Ia hampir tidak mengenalinya
Memeluk diri sendiri adalah jawaban paling aman
Hingga terlalu asyik berpura-pura membuatnya lupa memikirkan kesia-siaan
Kadang Ia lelah menjadi setegar karang
Ia ingin seperti buih saja lalu menghilangTersadar bahwa dunia ini fana
Hidup di tanah yang bahkan kau injak
Merindukan hujan yang bahkan kau takut basah kuyup olehnya
Membutuhkan api yang bahkan kau bisa terbakar karenanyaNamun, lihat, sebentar lagi Ia akan tangguh
Kembali berbenah seperti sedia kala
Heran kah ada manusia sekuat baja?
Enggan meracau di keramaian
Namun, sendu dalam kesepiannya
Dan tiba-tiba bahagia lagi
Begitulah Ia dengan beribu rupanya
Pandai membasuh luka lain
Terlalu bodoh menghentikan luka sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Manusia
PoetryIni 'Cerita Manusia' dari perspektif berbeda. Tulisan ini nyata dengan rasa yang dibalut imajinasi