Six

184 24 1
                                    

"loh kak, bukan nya kaka anak tuan pratama" ucap Alin.

"suatu saat kamu bakalan tau, yang kakak punya saat itu cuman kamu Alin, dan kakak bakalan ajarin kamu hal yang baru" balas nya.

"oiya kak ko disana banyak banget pistol di kacain si kak" ucap nya sambil menatap meja hias yang sangat cantik.

"kaka seorang mafia"

Aline pun mengaga tak percaya, dengan mata berbinar membuat yg melihat nya gemas.

"wah, aku mau ikut dong, nama mafia kakak apa?"

_______________
___________

Setelah berbincang-bincang dengan Aline, Lala pun pergi kesuatu tempat yang sangat gelap.

"hei, pak tua!!"

di ruangan gelap, tiada orang yang berani datang kesini, bau amis pun menyengat di hidung.

"lepaskan kan aku gadis manis" balas nya dengan menanatap ke arah seorang gadis cantik yang tak lain adalah Lala.

"berisik, dabedah!" dingin dan tegaas membuat sang empu merasa takut dan merinding.

"kau tau, a–ku tak takut pa–damu" ucapan nya pun terbata-bata akibat mendengar ucapan Lala tadi.

brasss

pedang panjang yang biasa diapnggil dengan samurai pun menancap di bahu pria tersebut hingga menanam kan bercak darah.

ahkkkk

"lepas–kan a–k–u" ucap nya dengan memegang bahu yang terkena samurai milik seorang gadis tersebut.

"Siapa yang menyuruh mu!"

"A–aku tidak a–kan mengasitahui mu!"ucap dengan gugup, dan hanya terdengar ringisan saja.

"Badebah, bangsat!"

PRASSS

Kepala pun mengelinding diatas lantai yang berwarna merah akibat darah dari seorang pak tua tersebut.

"Ternyat kau ingin bermain-main tuan!" senyuman manis pun keluar dari bibir Lala yang melihat nya akan ketakutan.

flasback

"nama mafia Ka–

kau wanita yang hebat
takan ada yang tergantikan
kau wanita yang hebat

ucapan Lala pun terpotong akibat dering telfon berbunyi.

"halo nona"

"to the point"

"orang nya sudah saya tangkap nona" ucap seseorang.

"5 menit saya kesana"

Tut..

"Kaka harus pergi dulu Aline kamu jaga mision ini ya" bergegas mengambil jaket kebanggaan dirinya.

"Baik kak, hati-hati kak" ucap Aline sambil melambaikan tangan ke arah pintu dan Lala pun melambaikan tangan nya juga.

Flasback of

setelah, menghabiskan waktu bersama dabedah, Lala pun memutuskan untuk pulang kerumah keluarga nya.

"ASALAMUALAIKUM, WAHAI PENGHUNI MISION, LALA CANTIK DAN IMUT INI PULANG" ucap nya dengan teriakan khas milik nya.

"BACOT JANGAN TERIAKK!!" balas kakak nya dengan teriakan.

"SAHID JANGAN TERIAK!!" mamam nya pun tak kalah berisik.

"MAMAM JUGA TERIAK!!" balas nya bersamaan.

"tuhan aku ingin seperti ini, semoga dugaan ku salah" batin Lala.

"udah-udah, kalian semua berisik Lala mau kekamar dulu BABAI SEMUA YUHUI"ucap nya sambil belari kearah tangga.

"GAUSAH TERIAK WOI DUGONG!!" balas Sahid.

"kamu juga kak kenapa teriak kan jadi berisik!" ketus mamah nya.

"ihh ko mamam gituin aku sih, yaudah lah aku mau kekamar" ucap dengan cemberut dan menghentak-hentakan kaki nya seperti balita baru belajar berjalan.

mamam nya pun hanya mengeleng-gelengkan kepala.

"ya tuhan anak siapa mereka" gumam nya pelan.

"YA ANAK MAMAM LAHH!!" balas mereka bersamaan dari arah pintu kamar dan papap nya pun juga ikutan yang baru saja pulang dari kantor.

ANANDITA[ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang