TWINS OF THE BASTARD - Part 12

426 32 16
                                    

Vot kakak ♡

Tandai typonya ya :)

AND HAPPY READING!!

🔫🔫🔫

Vanesa memuntahkan semua makanan yang baru saja masuk kedalam perutnya, ia berpegangan pada pinggiran kloset lalu memuntahkan isi perutnya hingga tubuhnya merosot kelantai. Sedari tadi pagi dia hanya memuntahkan makanannya, entah kenapa tubuhnya menolak makanan-makanan itu. Bahkan rasa pusing semakin menjalar saat beberapa makanan baru saja tersaji dihadapannya. Rasanya ia ingin menangis dengan keadaannya yang tidak berdaya ini. Sedangkan bajingan itu hanya diam dan memberikannya beberapa obat yang tidak diketahui fungsinya. Apa mungkin itu karena obat dari Axel? Apa pria itu akan meracuninya dan membunuhnya secara perlahan-lahan.

Pandangan Vanesa jadi bercabang dua. Tubuhnya semakin lemah dan tak sanggup mengangkat bobot tubuh yang beratnya 40 kg dan mungkin berat badannya sekarang semakin menurun karena dari semalam dirinya hanya memuntahkan isi perutnya.

Vanesa mencoba meraih pinggir kloset agar bisa berdiri dengan benar. Dengan wajah yang semakin pucat Vanesa melangkahkan kakinya perlahan, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka menampilkam sosok jahanam yang berjalan kearahnya. Tanpa pikir panjang Axel menggendong tubuh mungil milik Vanesa menuju tempat tidur.

"Sudah sakit! Masih saja berjalan. Jika terjadi apa-apa bagaimana?! Aku tidak ingin kau mati sebelum hari pertunangan. Jika kau mati sekarang semuanya akan menjadi sia-sia. Kau tau seberapa banya uang yang telah kukeluarkan hanya untuk pertunangan sialan ini?!" Celoteh Axel menatap Vanesa serius. Begitu pula sebaliknya, Vanesa juga membalasnya dengan tatapan yang tak kalah serius.

"Sudah kubilangkan batalkan saja! Aku tidak pernah memintamu untuk mengeluarkan uang sepersenpun. Lagipula untuk apa pertunangan ini? Apa tujuanmu?! Apa yang kau inginkan dariku? Uang? Kau tau sendiri aku hanya gadis miskin! Kecantikan? Aku tau aku bukanlah tipemu! Lalu untuk apa semua ini huh?!!" Bentak Vanesa yang diakhiri dengan suara tangisannya.

Axel mendesah geram, kenapa wanita selalu saja menangis saat ada masalah yang menimpa diri mereka? Sangat merepotkan! Dengan kasar Axel mengacak rambutnya kemudian melemparkan sekantong plastik obat yang tadinya ia pesan dari rumah sakit.

Vanesa melirik bungkusan itu kemudian menendang obat-obat itu hingga berserakkan dilantai. Axel menatap Vanesa dengan wajah memerah menahan emosi, kemudian menarik bahu Vanesa dan mengguncangnya beberapa kali secara kasar.

"Sadarlah bodoh! Kau ingin mati huh?! Minumlah obat-obat itu sebelum kesabaran ku habis dan akhirnya membunuhmu!" Ucap Axel tak terbantahkan. Kemudian dengan gerakan cepat ia mengambil obat-obatan itu. Lalu menyuruh Vanesa membuka mulutnya.

"Buka!! Ku bilang buka!!" Pinta Axel memegang kedua pipi Vanesa kasar. Vanesa menggeleng tidak mau membukanya, didalam pikirannya bisa saja obat itu adalah racun. Jikapun Vanesa ingin mati namun bukan sekarang saat nya. Tidak sebelum ia bertemu dengan Aland.

Tidak kehabisan cara, Axel mulai melancarkan aksinya. Dengan kasar pria itu meremas payudara Vanesa hingga tanpa sengaja Wanita itu membuka mulutnya. Tanpa pikir panjang, pria itu langsung saja memasukkan beberapa obat itu kedalam mulutnya. Vanesa tersedak dan ingin memuntahkannnya.

"Telan dan jangan muntahkan!"

Vanesa menelannya tanpa bantuan dorongan dari air, dengan tangis yang semakin menjadi-jadi ia menatap Axel marah.

"Pria iblis!" Desis Vanesa disela isakannya.

Sedangkan Axel menatap puas dengan apa yang telah ia lakukan hari ini. "Terserah apa katamu. Yang penting kau telah meminumnya."

TWINS of the BASTARD《on going》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang