TWINS OF THE BASTARD - Part 15

362 25 83
                                    

Happy Reading!

🔫🔫🔫

Vanesa melotot kearah kakaknya, Anna. Sedangkan wanita yang berdiri di hadapannya menatap Axel dengan kesal. Seharusnya pria itu tidak membahas hal semacam itu untuk sekarang. Itu hanya masa lalu dan tak seharusnya di ungkit, Lagi pula Anna dulu hanya bercanda sama sekali tidak serius meminta Axel memacari adiknya.

"Jangan bercanda Axel. kau tak bisa seenaknya memperlakukan adik ku seperti ini dan dunia tau siapa Vanesa di mata Aland, yaitu adik mu sendiri!  kau pasti memaksanya."

"Aku tidak ingin sahabatku merebut kekasih adiknya sendiri. Aku tau kau sangat membenci Aland tapi kau seharusnya tidak melakukan ini, kau melibatkan adikku! Dan aku tidak akan membiarkan ini terjadi. Lebih baik batalkan! Kau tidak bisa bermain-main dengan ini semua!" Lanjut Anna dengan Han yang ada disisinya sembari mengelus bahu Anna yang menunjukkan penolakan terhadap perbuatan Axel.

Axel tersenyum smirk mendengarkan perkataan Anna. Karena melihat respon Axel yang tampak meremehkan ucapannya, Anna merasa semakin geram dan berakhir menarik Vanesa dengan kuat hingga tangan Axel yang memeluk pinggang ramping Vanesa terlepas.

"Jangan pernah menyentuh ataupun mendekati adikku lagi Axel. Aku tidak suka! Jika kau ingin bermain dengan wanita. Maka bermainlah dengan jalang yang biasanya kau sewa." Ucap Anna dengan nada tajamnya seolah-olah menampar telak pipi Axel.

Anna bergerak menarik tangan Vanesa untuk keluar dari Mansion, namun baru beberapa langkah mereka berjalan sebuah suara nyaring dan pekikkan orang-orang membuat langkah mereka terhenti.

Anna dan Vanesa berbalik, menatap apa yang terjadi barusan. Sontak mata kakak beradik itu melebar melihat Daren yang tersungkur di lantai. Anna dan Vanesa segera berlari kearahnya, namun saat Vanesa hampir saja mendekat lengannya tiba-tiba di cekal oleh Axel. Vanesa menatap benci ke arah Axel dengan air mata yang berlinang. "Lepaskan!" Bentak Vanesa pada Axel.

"Jangan berlari saat mengandung."
Lagi, itulah kata-kata Axel yang tak terduga dengan nada yang dibuat selembut mungkin.

Vanesa menghempas cekalan Axel dengan kuat. "Brengsek! jangan pernah berbicara seperti itu lagi padaku!"

"Ku pikir kau akan luluh dengan perkataan ku, ternyata kau sangat keras kepala." Balas Axel menarik Vanesa keatas panggung yang telah di susun sedemikian rupa untuk acara pertunangan itu. Vanesa berusaha melepaskan tangan Axel namun semakin ia memberontak meminta dilepaskan pria itu malah semakin mengeratkannya.

Vanesa dan Axel berdiri diatas, kedua orang tuanya mendongak menatap Axel dengan tajam, begitupun Anna. Ia sama sekali tak menyangka pada sahabat yang sangat dia sayangi kini menembak kaki ayahnya.

Axel mengabaikan tatapan tajam dari keluarga sahabatnya itu, kemudian mengambil sebuah kotak kecil bewarna merah yang ada di balik saku jasnya dan dengan tergesa membukanya. Ia mengambil sebuah cincin berlian yang tak ternilai harganya itu, sedangkan Vanesa menolak dengan mengepalkan tangan kirinya dengan erat. Axel mencengkram pergelangan tangan Vanesa hingga memerah. Cukup mudah, pria itu berhasil memakaikannya di jari manis Vanesa.

Vanesa kembali menitikkan air matanya saat Axel menghempaskan tangannya ke udara. beberapa saat kemudian suara milik Axel bergema menakutkan di ruangan tersebut.

"Jika kalian tidak keluar dalam hitungan kelima, nyawa kalian akan hilang dalam hitungan detik itu!" ucap Axel lantang hingga bergema kepenjuru mansion mengancam para tamu undangan dengan seenaknya, tidak peduli jika salah satu tamu undangan adalah kolega penting di salah satu cabang perusahaannya. Dan detik itupun seluruh tamu undangan berhimpitan untuk keluar dari pintu mansion tersebut.

TWINS of the BASTARD《on going》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang