TWINS OF THE BASTARD - Part 13

409 35 61
                                    

HujanJuni_ sumpah ya kamu penyemangat aku bangettt, suka ketawa gtu liat komenan kamu♡♡♡

Yg lain minta vot nya dong hehe:v

🔥🔥🔥

"Kak Vanesa?!" ucapnya kaget saat mengetahui siapa pemilik nomor tak dikenal itu.

"Hmmm... Shella maafkan aku karena baru menghubungi kalian. Hmm... Bagaimana keadaan Aland? Apa Aland baik-baik saja?" Ucap Vanesa langsung pada intinya.

"Tidak apa-apa kak. Sejauh ini Aland terlihat baik-baik saja namun sampai saat ini kakakku belum siuman. lalu sekarang kau bagaimana? Apa kau benar akan bertunangan dengan Axel?" Tanya Shella memastikannya lagi, pasalnya dia agak tidak percaya pada apa yang telah ia dengar dari kedua orang tuanya. Pagi sekali kedua orang tuanya itu pamit untuk menghadiri acara pertunangan kakaknya itu. Namun karena Aland masih dirawat Shella tak bisa ikut dan menjaga Aland jika sewaktu-waktu kakak keduanya itu siuman.

"Aku tidak bisa...." cicit Vanesa yang masih terdengar oleh Shella diseberang sana.

Shella kembali menatap tubuh kakaknya yang terbaring tanpa diketahui kapan akan bangun. "Aku tidak bisa bertunangan dengan Axel. Ku mohon bantu aku keluar dari sini Shella." Lanjut Vanesa dengan getaran suara frustasi dan ketakutan.

"A-aku mencintai Aland. Aku tidak mungkin menghianatinya." Ucapnya lagi.

"Aku tak tau harus membantu mu bagaimana, kau tau sendiri berurusan dengan Axel sama saja berurusan dengan kematian. Aku saja yang adik kandungnya tidak berani membantah apa lagi melawannya."

"Aku tau... tapi ku mohon bantu aku kali ini saja Shella. Demi Aland dan kau tau sendiri kakakmu itu sangat mencintai ku. Ku mohon jangan buat usaha Aland yang ingin membawa ku kembali menjadi sia-sia." Ucapnya dengan suara bergetar.

Shella terdiam sejenak, gadis berusia 18 tahun itu tampak ragu memikirkan apakah ia bisa membantu calon kakak iparnya itu. "Baiklah! Tunggu aku di belakang gerbang mansion, setauku gerbang itu tidak terlalu dijaga ketat oleh para penjaga. Aku akan kesana secepat mungkin."

"Terimakasih Shella." Ucapnya legah sebelum ia memutuskan sambungan ponselnya. Vanesa membuka pintu kamar mandinya, disana terlihat salah satu perias yang tadi membantunya meminjamkan ponsel. Ia berdiri didepan pintu kamar mandi dengan pergerakan cemas dan gelisah.

Vanesa menepuk pelan bahu perias yang membelakanginya, dengan cepat perias itu membalikkan tubuhnya dan bernapas legah melihat wanita yang sedari tadi ia tunggu-tunggu untuk keluar. "Kau sudah selesai nona?"

Vanesa mengangguk, kemudian memberikan benda persegi itu ke tangan perias itu. "Terimakasih, kebaikan mu tidak akan pernah kulupakan."

"Sama-sama nona. Aku pasti akan membantu nona sebisaku."

"Kau bersungguh-sungguh?" Tanya Vanesa dengan mata yang berbinar.

"Hmmm...." gumamnya pasti.

"Aku boleh meminta bantuan mu lagi?" Tanya Vanesa lagi memastikan.

"Kau ingin keluar dari sini kan nona? Aku baru saja mendapatkan ide. Aku akan menggantikan posisimu nanti."

Vanesa tampak berfikir, sedikit ragu dengan usulan perias wanita itu. "Tapi kau akan terlibat langsung dengan Axel."

"Tidak apa. Kau sudah berjanji pada ku jika kau akan menyelamatkanku nantinya bukan. Untuk saat ini pergilah, aku yakin aku bisa bertahan." Ucapnya.

TWINS of the BASTARD《on going》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang