TWINS OF THE BASTARD - Part 14

454 38 59
                                    

Yg gak Vot tak doain gak nemu jodoh kayak Axel dan Aland hehehe :)

Mohon typo nya ditandai ya teman :)

Happy reading!

🔥🔥🔥

Vanesa duduk menemani Aland yang masih diam tak bergerak sedikitpun, dikesunyian Vanesa terus saja mengusap perutnya berulang kali tanpa bosan. Felix pun sedari tadi sudah berpamit untuk melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Sedangkan diluar sana ada Shella yang sebelumnya di temani Felix di luar dan sekarang digantikan oleh Vernan yang baru saja sampai dan mereka berdua hanya membisu dihadapan pintu.

Shella yang terus saja menunduk sedangkan Vernan yang terus saja menatap Shella tanpa berbicara.

Vanesa menarik napas kemudian menghembuskannya secara perlahan, ia berharap mata Aland segera terbuka sebelum Axel menyadari jika dirinya digantikan oleh orang lain. Vanesa yakin Axel akan segera menyadarinya, sedari tadi firasatnya tidak enak. Ia terus saja gelisah dan.... takut.

Vanesa melirik sekelilingnya dan ia baru saja sadar jika ruangan yang ditempati Aland lumayan besar, terdapat dua kursi sofa beserta meja yang tersampir disudut ruangan. Ia kembali teringat saat perutnya baru saja berbunyi karena sedari tadi perutnya tak diisi apapun sama sekali. Vanesa melirik bingkisan buah yang bertengger diatas nakas, kemudian dengan perasaan ragu Vanesa mengambil satu buah apel dan melahapnya begitu saja. Tidak peduli belum dicuci, dipotong ataupun tidak yang penting dirinya dan calon bayinya tidak lagi lapar seperti orang susah. Toh Vanesa memang berasal dari keluarga yang sederhana tapi tidak dengan calon bayinya yang memiliki ayah seorang Billionaire terkenal yang memiliki reputasi tinggi dimata dunia.

Saat Vanesa kembali menggigit buah apel untuk yang kesekian kalinya, Vanesa tak sengaja melirik jari-jemari Aland yang bergerak beberapa kali. Sontak Vanesa terkejut dan menjatuhkan makanannya kelantai lalu bangkit menyerukan nama Aland.

Vanesa menitikkan air matanya karena terharu saat mendapati Aland yang berbisik memanggil namanya. Ya tuhan betapa beruntungnya Vanesa dicintai Aland, sedang sekarat seperti inipun pria itu masih saja memikirkannya.

"Aland... ini aku.... buka matamu Aland, aku disini bersamamu.." ucap Vanesa memegang kedua pipi Aland.

Mendengar suara yang berasal dari ruangan Aland, Shella dan Vernan berubah panik dan segera membuka pintunya. Shella mendekat dan melihat kakaknya yang terus saja mejebut nama Vanesa.

"Aland.. ini aku... Vanesa." Ucap Vanesa lagi dengan air mata yang terus membanjiri kedua pipinya.

Vernan yang mengetahui Aland yang sudah sadarkan diri langsung menekan tombol yang ada di dinding samping kepala ranjang. Tak lama kemudian seorang dokter dan dua suster datang dan memeriksa Aland.

Dokter itu menatap ke arah Vernan, Vanesa dan Shella kemudian tersenyum. "Syukurlah, keadaan pasien sudah mulai membaik. Ini mukjizat tuhan, saya pikir tuan Aland tidak akan siuman dalam waktu yang cepat tapi kali ini perkiraan saya meleset."

Setelah dokter pergi, Vanesa segera berhambur untuk memeluk tubuh Aland. Vernan dan Shella sempat khawatir melihat aksi spontas Vanesa yang mungkin saja membahayakan kandungannya dan Aland. Namun melihat Aland yang tersenyum Shella pun ikut bahagia.

"Aku mencintaimu Vanesa." Bisik Aland tanpa henti sedari tadi, membuat Vanesa tersenyum kecil disela bahu Aland yang lebar.

"Jangan tinggalkan aku. Aku mencintaimu. " Bisiknya lagi.

Vanesa tak menjawab dan semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Aland. Jika ia mengangguki maka dia akan mengingkarinya. Karena Vanesa tau Axel sedang mencarinya dan...

TWINS of the BASTARD《on going》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang