Chapter II

522 108 17
                                    

Sesampainya di depan pintu, secara tiba-tiba pintu itu terbuka dengan keras bersamaan dengan kabut merah yang keluar membuatnya harus menyilangkan tangannya ke wajahnya, menghalau debu dan silaunya cahaya dari kabut merah tersebut.

Sesaat kabut itu menghilang, ia menurunkan kedua tangannya dan matanya langsung membulat, tampak tak percaya dengan penglihatannya. Di depannya, tampak seorang gadis cantik bersurai merah muda dengan tubuh langsing dan bermanik emerald sedang menatap terkejut ke arahnya.

"Te-Terumi?" gumam gadis itu pelan dengan raut terkejut.

Disclaimer = Masashi Kishimoto

[Uchiha Sasuke & Haruno Sakura]

Story by CherrySaki

Inspired : Film kartun Red Shoes and Seven Dwarfs

Please review!

WARNING!

OOC, Typo(s), EYD berantakan, DLDR! Silahkan klik tombol "back" jika anda tidak menyukai fanfic ini.

"TIDAAKK! SEPATU KUU! CEPAT TANGKAP DIA!" Teriak Terumi murka seraya menunjuk ke arah Sakura, tiba-tiba sebuah akar besar menjulur keluar dari gedung seberang secara cepat ke arah Sakura, Sakura yang melihat itu tanpa berpikir panjang lari guna menyelamatkan diri dengan melompat ke belakang meja, mengakibatkan akar tersebut menabrak meja dan menghancurkan meja dan menembus dinding di belakangnya.

Sakura berlari ke arah kanan meja, tapi baru beberapa langkah dia berlari ketiga beruang yang terbang menghadangnya. Membuatnya memilih memutar arah, berlari dan melompati akar besar yang menghadang jalannya. Sementara ketiga beruang di belakangnya yang tak fokus melihat ke arah depan menabrak akar dan terjatuh.

Sakura yang melihat ada kesempatan untuk melarikan diri buru-buru mengambil sapu terbang milik salah satu beruang setelah sempat meminta ijin dengan beruang yang dibalas anggukan polos si beruang dan pergi begitu saja menggunakan sapu terbang lewat jendela yang ia gunakan untuk masuk tadi. Dan dia berhasil kabur.

Terumi yang melihat itu sontak geram, namun sesaat kemudian dia menoleh ke arah belakang, tempat pohon apel ajaib setelah mendengar gemerisik dedaunan, dan matanya melebar saat melihat pohon ajaib itu layu dan daunnya berguguran.

"TIDAAAKKKKK!!!!" Teriaknya.

~~~~

Sepanjang mata memandang, terlihat pohon rindang dengan rumput segar tumbuh dan bunga-bunga bermekaran. Tujuh Tak Kenal Takut nampak berjalan bersama menuju tempat rumah mereka yang berada di atas tebing.

"Pendek, gemuk, dan hijau," ucap seseorang seraya melihat ke arah tubuhnya dan menghela napas panjang membuat teman-temannya yang mendengar itu memasang raut bosan.

"Biru atau kuning akan membuat kita tampak menggemaskan dan menyenangkan. Tapi apa ini? Hijau? Hijau nampak seperti raksasa, ughh," gerutunya lagi. Dia terus menggerutu hingga membuat seorang temannya merasa kesal lantaran terus mendengar gerutuannya,

"Berhenti menggerutu Sasuke," ujar Gaara kesal. "Aku juga sedang memikirkan cara untuk mematahkan kutukan ini," lanjutnya sambil memelototi Sasuke.

"Dengar, kita perlu perempuan paling cantik untuk mencium kita, dan kita sudah kehabisan pilihan," ujar Neji yang mengenakan pakaian yang dapat membuat badannya tak terlihat alias tembus pandang. Sasuke, Gaara, dan Naruto yang mendengar ucapannya tadi sontak menoleh ke arah Neji.

"Bagaimana wanita cantik akan melihatmu, Wahai Tuan tak Terlihat?" Tanya Naruto dengan nada mengejek seraya meletakkan kedua tanggannya di pinggang.

Tiba-tiba seorang perempuan melintas tepat di atas mereka menggunakan sapu terbang dan nampak terbang meliuk-liuk menuju ke tebing, tempat tinggal para pahlawan Negeri Dongeng itu.

"AAAAAAA!!!!" Teriakan perempuan terdengar membahana membuat perhatian Tujuh Tak Kenal Takut ini beralih kearahnya.

~~~~

Di sebuah tempat yang gelap, Terumi memanggil Cermin ajaibnya,

"Cermin ajaib, katakan padaku, siapa yang paling cantik se-Kerajaan?" Ucapnya sambil melihat ke arah cermin ajaib yang menampilkan bayangannya sendiri.

"Yang paling cantik se-Kerajaan adalah perempuan yang menggunakan sepatu merah," balas sang cermin ajaib seraya menampilkan foto perempuan cantik yang sedang terbang dengan sapu terbang menggenakan sepatu berwarna merah.

"Beritahu aku, siapa nama perempuan itu?" tanya Terumi.

"Bagaimana aku bisa tau? Aku tak pernah keluar," balas sang cermin cuek.

"Lalu, apa yang kau bisa?" Tanya Terumi dengan perasaan gemas yang tidak dapat dia sembunyikan, pasalnya karena ulah gadis itu pohon apel ajaibnya layu dan tidak akan membuahkan 'sepatu awet muda' yang selalu ia nantikan tiap harinya.

"Aku hanya mencerminkan apa yang ku lihat, Kebenaran. Kebenarannya adalah perempuan yang memakai sepatu merah itulah yang paling cantik se-Kerajaan, jadi terima saja kenyataan itu," ledek sang cermin, mendengar perkataan sang cermin sontak membuat ketiga beruang yang sejak tadi hanya menyimak tertawa.

"Grhh, Sebarkan poster dicari keseluruh kota, desa, dan lembah, atas namakan kerajaan, dan temukan dia!" Perintah Terumi terhadap ketiga beruang yang langsung pergi keluar guna melaksanakan perintahnya.

Setelah melihat para beruang itu sudah pergi, Terumi mendudukan dirinya di sebuah kursi dengan lunglai, dan langsung memijat pelipisnya yang terasa pening dan berkata,

"Aku merasa kekuatanku terus terkuras, aku tak punya banyak waktu," katanya seraya menarik kedua pipinya ke belakang berharap dengan itu keriputnya dapat menghilang walau hanya sedikit, "Keriputku semakin menjadi, dan aku hanya mempunyai tiga beruang kecil tak berguna," ucapnya sembari terus memijit pelipisnya yang terasa pening dengan tampang kesal.

"Mungkin kau harus merekrut orang lain, seseorang yang dapat membantu mencapai keberhasilanmu, Bagaimana dengan orang ini?" Saran dan tanya sang cermin seraya menunjukkan sebuah foto seseorang ke Terumi.

"Ceritakan lebih banyak lagi, Cermin Ajaib," ujar Terumi yang merasa tertarik dengan saran sang Cermin.

TBC

Note :

Semoga klian tidak bosan dengan fanfic abal-abal buatan ku ini, buat fanfic ini sangat menguras otakku untuk berfikir kalimat mana yg srek di baca mana yg kurang srek dibaca (ㄒoㄒ). Skali lagi, jan segan-segan klo mau ngasih tips atau saran, atau koreksi, karna aku akan menerima itu semua dengan tangan terbuka, tapi gunakan bahasa yang baik ya kawan-kawan.

Maaf bila ada typo, EYD ku msih berantakan, harap maklum, semoga klian gk bosen sama fanfic ku ini ٩۹(๑•̀ω•́ ๑)۶

Sekali lagi trimakasih banyak buat yg sudah ksih aku saranヾ(@^▽^@)ノSaran klian sangat bermanfaat buat akuu (๑•̀ᄇ•́)و ✧ Dari tdi aku ngerevisiin Chapter ini, meminimalisir kesalahan, tpi klo msih ada kesalahan, maapkeun (T_T)

Okeyy sekian dulu untuk Chapter II ini. Pendapat klian tntng Chapter II ini apa? Silahkan komennya.

Jan lupa tinggalkan jejak, baik vote, komen, saran, dll (๑•̀ㅁ•́ฅ)

See U Chap III👋

Red Shoes and Seven DwarfsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang