Sakura menundukkan kepalanya dan menghela napas pelan, kemudian berkata dengan nada tegas, "Mereka tidak jelek," Menolehkan kepalanya ke arah belakang, tepatnya ke arah prajurit yang memegang sepatunya, "Aku tidak perlu siapapun untuk menolongku."Kemudian, tanpa di duga, Sakura memegang ke dua bahu prajurit itu dengan erat dan membenturkan kepalanya ke kepala prajurit itu yang sedang menggunakan semacam topeng dari baja dengan keras, menyebabkan si prajurit jatuh pingsan. Dan dengan cepat ia mengambil sebelah sepatunya dari tangan prajurit itu.
"AKHH!" Sakura memegang dahinya yang terasa memar sembari mengaduh sakit, padahal tadi ia pikir ini tidak akan terlalu menyakitkan.
Melihat temannya jatuh pingsan, prajurit lain maju dan menggertak Sakura, "Diam di tempatmu! Dan letakkan kembali sepatumu!"
"Sekarang berlutut dan letakkan tanganmu di belakang kepala." Perintah prajurit itu sembari mengangkat pedang panjang yang ia bawa, dan temannya yang lain ikut mengeluarkan pedang mereka dan menodongkan pedang itu ke arah Sakura yang terdiam membisu.
Para prajurit itu terus maju dengan tetap menodongkan pedang mereka ke arah Sakura, membuat Sakura terpaksa melangkar mundur,
"Baiklah, baiklah. Sepatu ini milik kalian." Sakura mencoba kembali bernegosiasi dengan prajurit itu agar mereka berhenti menodongkan pedang mereka itu."Tak perlu menyudutkanku," ujarnya pelan sembari terus melangkah mundur karena tampaknya prajurit itu tidak mendengarkan apa yang ia katakan.
"Ini sangat mengerikan," ucap Sakura begitu ia terpojok, tak ada jalan lain untuk pergi dari prajurit-prajurit itu. Ia hanya bisa pasrah, berharap seseorang datang dan menolongnya.
●
●
●
●
●
Disclaimer = Masashi Kishimoto, Hwang Su-jin.
[Uchiha Sasuke & Haruno Sakura]
Story by CherrySaki
Inspired : Film kartun Red Shoes and Seven Dwarf!
Please review!
WARNING!
OOC, Typo(s), EYD berantakan, DLDR! Silahkan klik tombol "back" jika anda tidak menyukai fanfic ini.
●
●
●
●
●
Napas Sakura tercekat, begitu mengetahui bahwa ia sudah terkepung, tidak ada jalan untuk melarikan diri. Ia hanya bisa memejamkan matanya erat dan berdoa agar seseorang datang menyelamatkannya.
Namun sesaat kemudian, Sakura membuka kedua matanya, begitu merasakan mendengar bunyi senjata yang berjatuhan dari para prajurit tadi. Dan, matanya melebar begitu melihat apa yang terjadi kepada para prajurit itu. Prajurit yang tadi mengepungnya sekarang berada dalam kondisi terkapar tak berdaya dengan Sasuke yang ternyata dalang dari terkaparnya prajurit itu.Secara perlahan Sasuke maju dan mengambil sebelah sepatu Sakura yang berada di tanah. Sakura yang melihat itu hanya bisa terdiam, tidak menyangka bahwa Sasuke-lah yang datang menyelamatkannya.
"Ini sepatu merah mu, nona." Sasuke berujar sembari memberikan sepatu itu kepada Sakura yang masih terpaku menatapnya.
Seakan tersadar, Sakura segera mengambil sepatu merahnya dari tangan Sasuke, "Terima kasih."
"Uhm, maaf nona, apa ... kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Sasuke yang entah kenapa merasa familiar dengan penampilan perempuan di depannya.
Sakura membeku selama sedetik dan dengan cepat menjawab sembari melarikan pandangannya ke arah lain, asal tidak menatap onyx Sasuke, "Itu pertanyaan yang sulit."
Pembicaraan mereka terputus begitu mendengar seruan Gaara yang memanggil nama 'Red Shoes' dari luar gang sembari berjalan. Sasuke sedikit melirik ke belakang melalui bahunya dan berkata, "Maaf nona, aku harus pergi, berhati-hatilah."
Segera setelah mengucapkan itu, Sasuke membalikkan badannya dan berlari keluar dari gang kecil itu. Sakura hanya terdiam menyaksikan kepergian Sasuke. Kemudian, Sakura mengalihkan pandangannya ke samping kirinya, tempat cermin yang ia bawa tadi berada, dan menatap pantulan dirinya dengan pandangan yang sulit dimengerti.
Secara tiba-tiba, cahaya merah terang memenuhi gang kecil itu. Dan terlihat Sakura yang sudah mengenakan sepatu merahnya-dengan wujud yang berbeda dari sebelumnya- keluar dari gang itu sembari memperhatikan brosur pencarian ayahnya yang berada di tangannya.
Ia berjalan dengan tenang, melewati para prajurit yang masih terkapar lemas di tanah. Sakura melihat ke arah kanan dan kiri, begitu sudah berada di depan gang, dan ia lantas berseru begitu melihat Gaara dan Sasuke, "Teman-teman!"
Namun, langkahnya terhenti begitu melihat dua pria berbadan besar yang tadi mengejarnya nampak berjalan di depan Gaara yang membelakanginya.
Sementara itu, Gaara yang sedari tadi mencari 'Red Shoes' merasa lelah, karena sampai saat ini 'Red Shoes' belum menampakkan batang hidungnya, dan hal ini membuatnya merasa cemas, "Kemana dia?"
Gaara kemudian membalikkan badannya, dan secara tiba-tiba berseru begitu melihat Sakura yang berlari dari arah yang berbeda dengannya, "Red Shoes!"
Namun, nampaknya seruannya tadi mengundang perhatian kedua pria betubuh besar yang sedang berjalan mencari 'Perempuan Cantik' atas perintah tuannya. Kedua pria itu lantas ikut membalikkan badannya, dan langsung berlari, begitu melihat bahwa 'Red Shoes' itu ternyata merupakan incaran mereka.
Sasuke yang sejak tadi memperhatikan, mengalihkan pandangannya ke arah Sakura berlari dan ke arah ke dua pria yang mengejar Sakura.
Sakura mempercepat larinya dan secara tiba-tiba tanggannya tertarik oleh seseorang dari arah sebelah kanannya. Sasuke, orang yang menarik tangan Sakura itu memerintahkan Sakura agar berpegangan erat di belakangnya agar tidak terjatuh dari kelinci besar yang mereka naiki.
Mereka bergegas pergi meninggalkan tempat itu dengan ke dua pria yang menghentikan langkahnya. Tanpa di sadari oleh Sakura, brosur yang berisi gambar ayahnya terjatuh tepat di depan ke dua pria itu yang dengan cepat memungutnya. Lantas, ke dua pria itu menyeringai kejam, "Kena kau sekarang."
TBC
Note =
Maaf, untuk chpt kali ini mngkin ceritanya lebih pendek dari chpt-chpt sebelumnya.Dukung cerita ini dengan menglik '🌟' dan tinggalkan komen kalian tentang fanfic ini. Tandai apabila menemukan typo.
Terimakasih, dan sampai jumpa di chapter selanjutnya👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Shoes and Seven Dwarfs
FantasiTujuh Pemuda yang terkenal dengan sebutan Tujuh Tak Kenal Takut, para pahlawan yang berasal dari Negeri Dongeng. Mereka selalu dipanggil saat kejadian aneh maupun malapetaka terjadi di Negeri Dongeng, yang mana kejadian seperti itu sudah sangat seri...