11

647 69 1
                                    

Warning!
Tidak ada jeda pergantian lokasi.

.

.

.

Seminggu berlalu sejak terakhir Jungkook mendapat panggilan dari kakaknya yang mengatakan akan mengambil salah satu dari orang yang berharga baginya. Sampai detik ini tidak ada kejadian apapun yang terjadi. Semua ketakutan dan ketegangan pun sedikit terlupakan.

Jungkook duduk bersandar di kepala ranjang, memainkan ponselnya karena belum boleh banyak bergerak. Padahal sebenarnya ia sudah ingin masuk kuliah dan menjalani aktivitas seperti biasa. Tapi karena Taehyung melarang, jadilah ia harus terkurung di dalam rumah saja.

"Hahhhh, mau sampai kapan aku dirumah."

Jungkook mengeluh sendiri, ia meletakkan ponselnya disisinya. Bosan terkurung di dalam kamar, ia memutuskan untuk beranjak. Semua orang sedang beraktivitas di luar, sementara ia harus terkurung di dalam rumah. Seketika Jungkook merasa tidak adil. Ia meninggalkan ranjang king size nya yang di biarkan berantakan, lalu melangkah keluar kamar setelah menyambar ponselnya.

Baru pulih beberapa hari, membuat Jungkook tidak bisa berjalan terlalu cepat, tapi ini lebih baik daripada hanya duduk diam saja kan. Ia menoleh ke kanan dan kiri, sepi. Beginilah jika ia tidak bisa kemana-kemana. Ia berpikir untuk menghabiskan waktu di ruang tengah, sambil menunggu Jihoon pulang sekolah karena hari sudah sore. Mungkin dengan bermain game akan membuat harinya cepat berlalu sampai semua kembali.

Jungkook menyandarkan punggungnya ke punggung sofa. Menyamankan posisinya setelah sedikit mengernyit karena perutnya sedikit nyeri. Luka nya sudah kering tapi mungkin di bagian dalam perutnya perlu waktu lama untuk sembuh.

"Ahh kenapa stick game nya terlalu jauh."keluh Jungkook, ia lupa mengambil stick game yang biasa di letakkan di bawah televisi. Baru akan beranjak dari duduknya setelah menghela nafas panjang. Getar ponselnya menahannya. Sebuah pesan masuk dari nomor yang di kenalnya.  Jungkook mengerutkan keningnya, untuk apa orang ini mengirimkan pesan padanya.

Jungkook memang tidak menyimpan nama pemilik nomor itu tapi ia tahu siapa yang menghubunginya, seketika bayangan kakaknya yang menghubunginya seminggu yang lalu datang ke ingatannya. Jungkook berdebar, ia takut, sungguh, tapi ia percaya keluarganya dapat menjaga diri dengan baik. Ia berharap ini hanya ancaman saja atau pesan tidak penting walaupun tidak mungkin. Jungkook lantas membuka pesan itu. Ia melihat sebuah foto dan pesan di bawahnya.

"Aishh!,"tanpa berpikir panjang atau mengganti bajunya, ia keluar dari rumah.

Ceklek!

Tap! Tap! Tap!

Taehyung melangkah cepat menuju ruang tengah, menemui Seokjin dan Namjoon yang sudah menunggunya. Perasaannya sungguh tidak tenang setelah kabar yang di dapatkannya. Ia tidak suka seperti ini, ia seharusnya lebih waspada lagi tapi sekarang sudah seperti ini. Mereka hanya bisa mencari jalan keluar dari semua masalah yang terjadi.

"Hyeong! Bagaimana Jungkook? Dimana Jihoon? Aku tidak bisa menghubungi mereka."ucap Taehyung tiba-tiba, yang langsung membuat Seokjin dan Namjoon menoleh dan berdiri.

"Tae, aku tidak tahu mereka dimana. Saat aku pulang, Jungkook sudah tidak ada dan Namjoon tidak bisa menemukan Jihoon di sekolahnya."lapor Seokjin.

"Aku sudah bertanya pada semua siswa yang kutemui, mencari di seluruh sekolah dan meminta guru mencarinya juga. Untuk sementara ini keberadaan Jihoon masih di cari, aku meminta mereka merahasiakan hal ini dulu."jelas Namjoon, sadar dirinya di tuntut penjelasan oleh Taehyung meski Taehyung tidak mengatakan apapun.

Mirror [Part 2]Where stories live. Discover now