3

778 64 3
                                    

.

.

.

Mobil milik Taehyung memasuki garasi tepat pukul satu. Jihoon, orang pertama yang keluar, ia berjalan cepat langsung masuk ke kamarnya. Taehyung menahan tangan Jungkook sebelum ia keluar dari mobilnya.

"Biarkan Jihoon menenangkan dirinya dulu."

"Tapi hyeong, bagaimana kalau dia menyalahkan dirinya lagi."

"Dia akan baik-baik saja. Kau...kau lah yang aku kuatirkan."

Jungkook nampak salah tingkah, ia sudah berusaha terlihat baik-baik saja sejak tadi. Tapi ternyata sikapnya tetap terbaca oleh Taehyung. Ia mencoba tersenyum.

"Aku, baik-baik saja hyeong."

"Aku tahu kau mencoba bersikap dewasa didepan Jihoon. Tapi didepanku, kau tetap adikku. Tidak apa-apa kalau kau membutuhkanku. Jangan menahan dirimu. Jangan berubah karena Jihoon disini."

Jungkook memalingkan wajahnya, airmatanya sudah melesak diujung mata. Mati-matian ia menahannya agar tidak jatuh.

"Aku, sungguh tidak apa-apa hyeong."

Jungkook melepas perlahan tangan Taehyung dari lengannya. Ia mempercepat geraknya membuka pintu mobil. Hanya ingin segera masuk ke rumah tanpa melihat wajah Taehyung lagi, atau ia akan menumpahkan apa yang di tahannya.

Sejujurnya, ia masih gemetar ketika melihat wajah tiga orang yang mereka temui tadi. Ada sedikit trauma yang tertinggal, tapi melihat posisi Jihoon, ia merasa ia perlu menahannya.

Taehyung menarik lengan Jungkook lagi sebelum ia mencapai pintu rumah. Membalikkan tubuh Jungkook dengan cepat dan langsung memeluknya. Jungkook kaget, pasti, tapi ia merasa nyaman setelahnya. Mereka tidak bicara, selain dari kedua tangan Jungkook yang merapat ke punggung Taehyung.

-

-

Pagi-pagi sekali, Jungkook masih tertidur nyenyak di kasurnya. Malam tadi, akibat dari tangisannya membuat Taehyung tidur bersamanya. Ini masih pukul enam, dan Taehyung terbangun lebih dulu.

Taehyung mendudukkan dirinya, dengan mata masih terpejam, ia menggaruk kepalanya. Tidak peduli pada selimut yang melingkar di pinggangnya. Tidak sadar juga kalau Jungkook tidak memakai selimut. Suhu kamar masih hangat jadi tidak terlalu mengganggu tidur Jungkook.

Taehyung tidur sambil duduk, hingga Jungkook membalikkan badan. Tangannya meraba kasur sebelahnya yang kosong. Matanya yang awalnya terpejam jadi sedikit terbuka saat merasa tidak ada seorangpun disampingnya. Apa Taehyung sudah bangun?

Jungkook menatap punggung Taehyung yang terduduk. Dengan sedikit melenguh, Jungkook hanya menepuk dua kali kasur di sebelahnya. Taehyung menoleh, menangkap maksud Jungkook lalu merebahkan dirinya di kasur lagi. Taehyung tidak melihat lagi dimana letak bantal, tidur asal saat kantuk masih tersisa akan tetap menyenangkan.

Jungkook sudah kembali terlelap, sementara Taehyung memutar badannya. Mungkin ia tahu itu kaki Jungkook, tapi ia tidak peduli dan malah memeluknya. Mereka seperti sudah biasa begitu.

Jihoon membuka pintu, melongok ke dalam. Ia tidak tahu apa yang terjadi semalam, jadi ia agak kaget melihat Jungkook dikamar Taehyung pagi ini. Tapi Jihoon yang sekarang bukanlah Jihoon yang posesif terhadap Taehyung, tapi ia lebih memihak kepada kedua kakaknya. Pemikiran jahil terlintas. Jihoon mengeluarkan ponselnya, memotret posisi tidur kedua kakaknya. Berjalan mendekat, lalu menarik nafasnya panjang-panjang.





































Mirror [Part 2]Where stories live. Discover now