#15. Next Trouble

39 1 0
                                    

Pak Asep berjalan di koridor Sekolah untuk mengecek setiap kelas, seperti mematikan AC dan menyalakan lampu karena hari semakin gelap, ditambah sore ini sangat mendung. Beliau memasuki setiap kelas tanpa ada yang terlewati.

Saat ini pak Asep sedang mengecek Ruangan kelas 12 MIPA 2, yaitu kelas Lucy dan Ray. Ia melihat sekeliling kelas itu untuk melihat Apakah AC sudah dalam kondisi mati atau belum.
Ternyata sudah. Lalu Ia menyalakan lampu dan keluar untuk menutup pintu. Dan begitu seterusnya pada kelas yang lain.

Beliau pun tak hanya mengecek kelas, namun seluruh ruangan yang ada di sekolah ini.

Sebenarnya tak hanya Pak Asep, Pak Karman juga adalah penjaga di SMA Bintang, namun saat ini Pak Karman sedang pulang kampung ke Cilacap.

Setelah mengecek seluruh ruangan di sekolah, ia berjalan kembali mengecek ruangan Lab Biologi yang sedang di cat oleh Ray dan Lucy.

"Bentar dulu, Kebelet pisan abdi teh" Ucap ringan Pak Asep. Ia segera berlari kecil menuju kamar mandi.

Saat sedang menyelesaikan hajatnya, Handphone Pak Asep berdering.

"Iya atuh sakedap" Ucapnya pada handphone yang tak bisa menjawab

Setelah keluar dari kamar mandi, ia mengangkat telepon itu.

"Halo selamat Sore Bapak?"

"Iyaa Sore, dengan siapa ini?"

"Kami dari Rumah Sakit Medika Utama, apa benar ini Bapak Asep?"

"Iya, ada apa?"

"Kami ingin memberitahukan bahwa istri bapak akan melakukan proses persalinan, bapak diminta untuk datang ke sini segera. Terima kasih"

"Iya terima kasih juga"

Tanpa pikir panjang, Bapak Paruh baya itu pergi ke rumah sakit yang dimaksud.

....

Kini Lucy dan Ray hampir putus asa. Bagaimana mereka keluar dari ruangan ini.

Lucy menuju ke arah jendela bertralis itu. Ia sedikit berjinjit untuk melihat kondisi di luar.

"Tolong!!" Teriak Lucy dengan suara terkerasnya.

"Kami terkunci! Tolong kami pak!" Teriak nya lagi.

Tidak ada yang mendengar kecuali mereka berdua.

Ray pun mencoba hal yang sama. Dirinya ikut berteriak disamping Lucy. Hasilnya sama. Hanya suara hujan deras yang sangat berisik.

Namun gadis jutek itu kembali berteriak.

Duarrrrr.

Klik.

"Aaaaaaa!!!!!!!" Pekik Lucy dan Ray sangat keras.

Lucy menarik lengan Ray dengan kuat. Ia memeluk tubuh Ray dan menyembunyikan wajahnya. Matanya terpejam rapat.

Ray pun tak kalah terkejut. Karena kini pengelihatannya menjadi gelap. Listrik nya padam akibat serangan petir yang cukup keras. Angin pun terdengar sangat kencang di luar sana.

Ditambah Ray terkejut tiba-tiba Lucy mendekap dirinya erat. Seakan gadis itu tidak ingin melepaskannya.

Deg Deg Deg Deg.

Irama Jantung lelaki pecicilan itu kini tidak bisa dikondisikan. Kali ini jantungnya seperti akan melonjak keluar.

Namun ia merasa gadis ini ketakutan, karena Tangan Lucy bergetar. Tanpa pikir yang panjang Ray memeluk tubuh gadis mungil itu agar merasa tenang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heartbeat And FireworkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang