#9. Just a Friend

25 2 0
                                    

Pagi ini Lucy duduk di bangku nya sambil menikmati waktu pagi dengan mendengarkan musik favorit nya sambil bergumam melantunkan liriknya.

Sedangkan teman sebangku nya Clara sudah Jelas ada di Lapangan karena dirinya anggota Paduan suara. Seperti biasa Friska yang akan menemani Lucy berdiri disampingnya selama Upacara.

Tak lama kemudian, Bel berbunyi. Seluruh Murid berkumpul di lapangan untuk Upacara bendera.

Lucy memakai Topi Upacaranya dan berjalan keluar kelas. Koridor sekolah penuh dengan Murid yang berjalan menuju Lapangan.

Saat sampai di Lapangan, ia mencari tempat yang menurutnya ideal, yaitu bagian tengah barisan, namun kali ini ia kurang beruntung. Pasalnya ia mendapat barisan paling belakang dari siswi namun paling depan dari siswa. Belum lagi ia belum melihat Friska yang akan menjadi teman Upacaranya.

"Friska mana ya? Dia masuk gak sih?" Tanya Lucy pada Tya dan Arieska yang berdiri di depan nya.

"Gatau Lus, Tumben jam segini blm dateng, bentar ya gue tanya dulu" Jawab Tya sambil mengetik chat pada Friska, yang tak lama langsung dijawab oleh Friska

"Katanya Izin gak masuk, Kakaknya wisuda di Semarang"

"Yah.. Yaudah deh, Sampein gue kangen dia gak Upacara bareng gue gitu hehe.. Take care juga"

"Okay"

Sementara Friska tidak masuk, dengan Terpaksa sebelah Lucy kosong, ia merasa sendirian. Dalam hitungan menit Upacara akan dimulai, seluruh Murid wajib untuk khidmat dan tertib selama upacara berlangsung.

"Masih ada barisan kosong buat gue gak?" Tanya Ray dengan setengah berbisik kepada Alex walaupun masih dari kejauhan.

"Ini Depan gue Kosong, sini aja Ray" Jawab Alex menunjuk ke  sebelah kiri Lucy, yang harusnya di isi oleh Friska.

Ray menuju ke arah yang ditunjuk Alex. Sedangkan Lucy agak malas dengan Ray karena masalah kecil tadi malam.

"Pagi, Tutor" Sapa Ray sambil menampilkan gingsulnya.

"Ya"

"Jutek amat Bu, Matahari cerah loh hari ini. Masa muka Lo masih cemberut aja"

"Bisa diem gak, Upacara udah mau mulai" Jawab Lucy Ketus

"Oke sorry"

Selama Upacara Lucy merasa canggung dari biasanya, terlebih ia masih kesal dengan Ray.
Namun mereka tetap khidmat melaksanakan Upacara bendera.

Ray sesekali melirik gadis jutek itu, ia hanya menahan senyumnya agar tidak terlihat sedang memperhatikannya. Menurutnya, baru kali ini ia mempunyai teman seperti Lucy. Lucy itu gadis berkepribadian Langka.

....

Selesai Upacara, Murid-murid berhamburan hendak ke Kelas atau mampir ke kantin untuk membeli makanan.

Ray membuntuti Lucy yang sepertinya akan ke Kelas. Namun Lucy tidak menyadarinya.

Saat sampai di depan pintu, tiba-tiba Lucy mendengar dirinya disebut-sebut dari dalam.

"Gue denger Lucy ke klub? Kok gue gak nyangka ya?" Tanya Asal salah seorang teman Lucy.

Lucy berhenti dan tidak membuka pintunya, begitupun dengan Ray, ia juga ikut diam.

"Iya gue Liat dia berdiri di depan Mobil dan waktu itu dia sama laki-laki tua"

"Hah? Masa? Lo yakin itu Lucy?"

"Gue lihat sendiri.. gue gak paparazi soalnya batre hp gue low"

"Wah gak nyangka gue!"

"Iyaa gue juga"

Heartbeat And FireworkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang