11

662 124 37
                                    

"Shin Hye-ya ... tunggu!" teriak Yong Hwa ingin menyusul Shin Hye. Sial! Justru Seo Hyun mencekal tangannya kuat, mencegahnya untuk tidak pergi.

Lambat laun punggung gadis itu sudah tak terlihat lagi, menghilang di balik pandangan Yong Hwa. Ia geram, marah, kesal, bercampur menjadi satu saat menyadari sepasang tangan sedang mencekalnya kuat. Di tepisnya cekalan tersebut dengan kasar, lalu dia pandangi lamat-lamat wajah wanita yang sudah membuat Shin Hye salah paham kepadanya.


Gara-gara Seo Hyun-wanita sialan yang menciptakan masalah baru antara dia dan Shin Hye. Entah dari mana Seo Hyun bisa muncul di waktu yang kurang tepat. Jika saja Yong Hwa belum berubah ia bersumpah akan menghabisi wanita itu memberikan pelajaran jika ia sedang berhadapan dengan siapa sebenarnya.

Pada dasarnya Yong Hwa memang tidak menyukai jika siapapun orang yang mengusik kebahagiaannya bersama Shin Hye. Sekalipun orang tersebut adalah orang yang dia kenal, ia tidak akan pernah diam, akan selalu ada cara membuat mereka tidak berkutik dan berhenti mengusik kebahagiaannya lagi.

"Puas? Hah?!" geram Yong Hwa.

"Wae?"

"Puas kau berhasil mengusik kami!" teriak Yong Hwa marah dengan rahang mengeras.

Namun gadis licik itu justru memberikan sebuah senyuman kecil. Seo Hyun membuka suara, "Jangan salahkan aku, Yong Hwa. Tapi ini memang takdir jika kau harus rela melepaskan wanitamu itu," kata Seo Hyun tegas.

Yong Hwa tertawa sumbang membuang ludah di depan Seo Hyun sambil memandangnya tajam.

"Cih! Persetan dengan kalimatmu! Kau kira aku akan percaya? Bangunlah dari mimpimu Seo Jo Hyun, sampai kapanpun aku tidak akan pernah melepaskan Shin Hye. Dalam hidupku hanya ada satu wanita yang aku cintai yaitu Shin Hye, bukan wanita lain ataupun kau sendiri .. wanita jalang yang mengaku sedang mengandung anakku."

"Jaga bicaramu! Kau akan menyesal telah melontarkan kata-kata itu padaku. Sudah ku katakan bukan disini .." Seo Hyun menggantungkan kalimat. Satu tangannya ia bawa menuju perut sambil di elusnya pelan-pelan, "Di rahimku tengah tumbuh anak kita. Anakmu. Darah dagingmu. Tolong terima kenyataan ini, Sayang."

Sungguh menjijikan mendengar kata 'Sayang' terlontar dari mulut Seo Hyun. Yong Hwa bergidik ngeri memilih memalingkan wajah ke sembarang arah. Percuma baginya jika terus meladeni ucapan Seo Hyun yang semakin membuatnya bertambah marah.

Di tengah kemarahan yang ia rasakan ada terselip bagaimana cara untuk membuktikan bahwa anak itu bukanlah darah dagingnya. Yong Hwa sangat ingat pertemuan mereka di club dua bulan yang lalu tidak terjadi sesuatu apapun yang sedikit saja Yong Hwa lupakan. Memang benar jika Yong Hwa yang mengantar Seo Hyun ke hotel, tapi setelah itu ia langsung pulang dan kemudian yang ia ingat hanyalah ia terbangun di pagi hari dalam kondisi acak-acakan di dalam kamarnya sendiri, apartemennya, bukan hotel tempat dimana Seo Hyun menginap.

"Ikut denganku sekarang!" tukas Yong Hwa menarik paksa Seo Hyun meski wanita itu meronta meminta untuk di lepaskan.

"Yya! Pelan-pelan! Tanganku sakit!" Seo Hyun berseru agak lantang ketika rasa perih itu menjalar ke tubuhnya. Tarikan Yong Hwa benar-benar kasar, menimbulkan rasa panas di bagian pergelangan tangannya.

Setelahnya tubuh Seo Hyun di dorong dengan paksa di hempaskan cukup kasar ke dalam mobil. Seo Hyun merintih pelan namun tak di tanggapi sedikit saja oleh Yong Hwa, lelaki itu memilih memfokuskan diri saat sedang menyetir.

He is PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang