1. Hari Beruntung Atau Hari Sial?
Mata kucing itu mengerjap beberapa kali. Cahaya dari fentilasi ruangan asing yang kini ditempatinya terasa menganggu. Membuat wanita dengan balutan rok span super ketat berwarna hitam itu bangkit perlahan. Dirinya menatap sekitar.
Kening Jennie mengernyit ketika matanya justru melihat Jimin--asisten sekaligus sekretaris CEO yang selama tiga bulan ini selalu dibuat kelimpungan menggantikan posisi Taehyung. Jangan tanya kenapa Jennie bisa mengetahuinya. Jimin itu pacar Rose--sahabat sekaligus teman satu timnya.
"Jim, gue kenapa bisa ada di sini?" Jennie cukup sering mengobrol dengan Jimin, maka dari itu dirinya dan Jimin tidak saling berbicara menggunakan bahasa formal.
Mata Jimin membulat lucu. Tanpa menjawab pertanyaan Jennie, pria bertumbuh kerempeng dan sedikit pendek itu berlari kecil menuju pintu masuk. "Bapak Taehyung yang terhormat! Dia udah bangun!"
Begitulah sekiranya teriakan yang Jimin koarkan sebelum keluar dari dalam ruangan itu.
Lagi-lagi, Jennie hanya bisa mengernyitkan alis sembari menanyakan berbagai hal pada dirinya sendiri. Untuk apa Jimin berteriak sedangkan Taehyung saja tidak berada di sana? Aneh banget! Bininya tukang gosip, lakinya mulut toa! Dasar pasangan aneh!
Pintu toilet dalam ruangan itu terbuka. Membuat manik Jennie tertarik untuk meliriknya. Mulut Jennie terbuka lebar ketika ia melihat sosok Taehyung keluar dari dalam sana. Rasanya Jennie ingin kembali pingsan saja. Dia malu.
"O-oh? P-Pak Taehyung!" Jennie lantas segera berdiri dari sofa berukuran besar yang tadi dia baringi. Mata setajam kucingnya tampak berkeliaran. Mencari heels hitam seharga ponsel i-Phonenya. Sekalian juga untuk menghindari menatap wajah Taehyung. Bisa pingsan lagi dia kalau lama-lama menatap wajah kurang ajar tampan itu.
"Cari apa?"
Siaaaal! Jennie mengucapkan beribu kata mutiara dalam hati ketika mendengar suara serak-serak basah milik Taehyung. Mendengar suara bosnya seseksi itu membuat otak Jennie melanglang buana tak tentu arah. Gila saja! Jennie membayangkan ketika Taehyung mendesah di atasnya! Astaga! Sepertinya Jennie sudah benar-benar gila sekarang.
"Eeee ... i-itu P-Pak, sa-saya ca-cari heels hit--"
"Ini?" Taehyung menjinjing sepasang heels yang tampak mengkilap di genggamannya.
Mata Jennie berbinar menatap heels hitamnya yang tidak jadi hilang. Syukurlah, sepatu itu tak jadi hilang. Padahal, tadinya Jennie akan berjanji untuk diet selama satu tahun demi bisa mengembalikan uang teman-temannya yang sudah dia pinjam pada saat membeli heels hitam itu.
"Nona?"
Jennie tersentak pelan. Wanita berkemeja putih itu lantas meringis pelan. Lagi-lagi, dia mempermalukan dirinya sendiri. Jennie melamun di hadapan atasannya yang kelewat tampan itu? Astaga! Kenapa sifat absurd Jennie harus muncul sekarang? Kenapa tidak munculnya nanti saja?
"A-ah i-iya, Pak?"
Taehyung berjalan mendekati Jennie. Senyum geli terbit menghiasi bibir tipisnya kala dirinya melihat wajah pias Jennie. Wanita itu lucu saat sedang gugup.
Taehyung bersimpuh tepat di hadapan Jennie. Meraih sebelah kaki wanita itu, membuat tangan Jennie tanpa sadar menopang di sebelah bahunya. Dirasa Jennie telah kembali menguasai keseimbangannya, Taehyung buru-buru memakaikan heels hitam itu pada kaki seputih porselen milik Jennie.
Taehyung kembali berdiri saat kedua kaki Jennie sudah dibaluti sepatu berheels 12 cm miliknya. Pria berambut cokelat terang itu tersenyum. Taehyung tidak tahu saja kalau senyuman semanis gulanya itu sudah mampu membuat Jennie serasa menghadapi sakaratul maut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boss
Fanfiction[ON GOING] Bisa bayangkan ketika kamu mempunyai bos muda, tampan, kaya, mapan, seksi, dan bonusnya adalah seorang duda beranak satu? Itulah yang dirasakan oleh Ruby Jennie Catherine. Memiliki CEO seperti Anantha Taehyung Leonidas tidaklah mudah. Ap...