CHAPTER 07

1K 207 138
                                    

7. Taehyung Cemburu

Hari senin, Jennie kembali masuk kerja, lengkap dengan wajah ceria tanpa topengnya. Wanita itu sedang sangat bahagia hari ini. Alasannya cukup simpel. Jennie semalam diberitahu oleh Rose kalau ternyata Taehyung dan Tzuyu batal menikah. Oleh karena itu, dirinya kembali mengumbar senyum tulus. Tanpa kepalsuan sedikitpun.

Namun, senyum tulus itu harus teredam ketika Jennie melihat Seulgi datang. Jennie ingat betul kalau penyebab utama dirinya masuk ke dalam klub malam adalah karena pertengkaran hebatnya dengan Seulgi kemarin. Tidak, Jennie tidak marah kok. Dia sama sekali tidak marah. Dia hanya merasa sedikit ... tidak enak?

"Jen!"

Jennie mendongakan kepalanya. Menemukan sosok pria yang menjadi penyebab utama dirinya dan Seulgi bertengkar. Semalam Jennie sudah memutuskan kalau mulai hari ini dan seterusnya, Jennie tidak mau lagi berurusan dengan Kai.

"Apa?" jawab Jennie sedikit cuek.

"Istirahat makan siang nant--"

"Gue ada janji sama yang lain. Mending lo ajak Seulgi aja," potong Jennie. Dia tahu kalau Kai tadi hendak mengajaknya makan siang bersama.

Kai mengangguk, lalu kembali duduk di mejanya sendiri. Tanpa sadar, Jennie mengela napas lega. Dia bersyukur karena Kai orangnya tidak rewel. Tidak bertanya detail dengan siapa dirinya akan makan siang.

"Jeeee!" Rose mendorong kursi yang tengah diduduki dirinya sendiri menggunakan kaki. Mengakibatkan roda yamg menopangnya bergulir membawa Rose tepat di samping Jennie.

Jennie menoleh ke samping. "Kenapa?"

"Lo lagi deket sama Si Bangke?" tanya Rose penasaran.

Jennie menggeleng mantap, "Enggak."

"Terus?" Kening Rose mengernyit bingung. "Perasaan selama beberapa hari ini lo sama dia pergi bareng terus deh. Sampe kayaknya lo pergi ke toilet aja Si Bangke ngikut."

Jennie menyikut pelan pinggang ramping Rose. "Nggak sampe ke toilet juga kali."

"Berarti bener dong lo lagi deket sama dia!" Jari telunjuk Rose menuding wajah Jennie. Setelahnya, wanita berambut pirang itu mendekatkan bibirnya pada telinga Jennie. "Lo tau 'kan kalo Seulgi demen ama dia? Masa lo tega sih Je nusuk dia dari belakang?"

Jennie memijat pelipisnya. Kenapa dia begitu bodoh menyimpulkan kalau Seulgi tidak menyukai Kai hanya karena Seulgi tidak pernah memberi konfirmasi atas berita itu? "Gue juga lagi berusaha jauhin dia."

"Kenapa?" Rose menatap Jennie. Tidak lagi dengan sorot penuh keingintahuan, namun, kali ini lebih lembut. Seperti tatapan teman waras yang sebenarnya. "Seulgi ngelabrak lo?"

Jennie mengela napas berat. Sekilas dia menunduk, kemudian mengangguk lemah. "Kemarin malam, gue sama dia tengkar."

Rose mengelus pelan bahu Jennie, lengkap dengan ekspresi penuh prihatinnya. "Sabar aja sih. Gue tau kok kalo Seulgi cuma lagi kebakar api cemburu. Bentar lagi juga tuh bocah minta maaf."

Jennie menipiskan bibir, lalu mengangguk, "Iya. Mungkin sekarang gue sama Seulgi memang lagi harus saling menjauh. Kita butuh ruang buat renungin semuanya."

Rose memeluk setengah tubuh Jennie seraya tertawa. "Gini dong! Jennie gue kan kuat!"

Jennie menepis tangan Rose dari bahunya. "Jennie lo apaan?! Jennienya Pak Taehyung kali!"

Rose tertawa keras, "Sa ae lo, kutu kupret!"

Jennie ikut tertawa. Dia bersyukur mempunyai stok teman seperti Rose. Rose memang terkadang menyusahkan dan suka membuat orang naik darah. Namun, wanita itu juga bisa menjelma menjadi sosok bijak yang mampu meredam tangis. Jennie bangga pada Rose. Bangga. Bangga sekali.

The BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang