4. Hancur Sekedipan Mata
Satu minggu sudah berlalu sejak Jennie mengetahui kalau Taehyung ingin menikahi Tzuyu--model perusahaan Vee's Collection. Kini dirinya dan yang lain sudah pulang ke Indonesia. Jennie kembali menjalani hidupnya seperti biasa. Kembali bersikap absurd untuk menutupi luka bukanlah hal yang sulit bagi Jennie. Dia terlalu sering melakukan hal itu, hingga berujung menjadi kebiasaan.
Namun, ternyata hati Jennie tidak sekuat itu. Dia langsung menangis keras saat mendapat kabar bahwa Taehyung dan Tzuyu akan bertunangan nanti malam.
"Udahlah Je! Gue 'kan udah pernah bilang, lo nggak mungkin jadi sama Pak Taehyung! Pak Taehyung terlalu berlian buat lo yang butiran debu!" Rose menyeletuk seraya menyerahkan tisu--yang entah sudah keberapa kali.
Jennie menumpahkan ingusnya pada tisu, mengakibatkan bunyi menjijikan terdengar. "Tapi dia tuh jahat tau! Huaaa! Dia udah pernah nyium gue, terus seenaknya aja dia mau nikah?! Nggak tau banget kalo hati dedek Jennie jadi berasa diremas-remas!"
Joy geleng-geleng kepala melihat aksi galau Jennie. "Zaman udah maju pesat ternyata. Sekarang bukan cuma payudara sama pusaka laki doang yang bisa diremes! Hati juga bisa."
Wendy langsung menggeplak bibir kelewat frontal milik Joy. "Mulut dijaga!"
Lisa berdecak sebal. "Je! Udahlah! Nggak usah nangis lagi! Lagian nih ya! Pak Taehyung nikah sama Tzuyu itu karena dijodohin Mamaknya!"
BRAK!
Jennie menggebrak meja tempatnya bekerja keras-keras. Membuat semua teman-temannya kontan berjengit kaget.
"Pak Taehyung dijodohin?! Kenapa nggak ada yang bilang dari tadi?! Berarti gue nangis bombay dari satu minggu lalu percuma dong?! Pak Taehyung ternyata juga dipaksa! Hah! Gue jadi ngerasa bersalah!" Jennie menjambak rambutnya urak-urakannya.
Suga menatap Jennie prihatin. "Kasihan, masih muda udah gila."
Jisoo menepuk Jennie tepat di bahu. Sang pemilik bahu menoleh ke samping disertai ekspresi bingung. "Kenapa?"
Jisoo tersenyum sok misterius, "Kenapa kita nggak bantu Pak Taehyung buat keluar dari perjodohan sinting ini?"
Semua orang yang berada di dalam ruangan itu kompak mengernyitkan kening.
Senyum Jisoo bertambah lebar. "Nanti malem, kita buat rencana supaya pertunangan Pak Taehyung dan Tzuyu batal. Sekalian juga kita kerjain tuh model kegatelan."
Jennie ikut mengembangkan senyum. Kepala wanita itu juga ikut mengangguk-angguk setuju. "Hm, boleh juga."
***
Taehyung memijat pelipisnya pusing kala tangisan sang putri tak kunjung mereda. Hari ini, dia membawa Ella ke kantor atas permintaan bocah itu sendiri. Sampai di kantor, bukannya senang, bocah itu justru menangis histeris. Penyebabnya hampir membuat Taehyung tertawa sampai terpingkal-pingkal. Ella menangis karena melihat Tzuyu.
"Sttt ... Tante Tzuyu udah pergi! Sekarang Ella diem, oke?" Taehyung menaruh jari telunjuknya tepat di bibir mungil Ella.
Ella merentangkan kedua tangannya, meminta digendong. Mengerti akan isyarat itu, Taehyung buru-buru menggendong putri semata wayangnya. Tangan besar pria itu terangkat untuk memberikan puk-puk pada punggung sang putri.
"Ella udah Papah gendong, sekarang Ella diem ya? Papah harus kerja loh. Kalo Ella nangis terus, Papah nggak bisa kerja. Kalo Papah nggak bisa kerja, nanti Papah dimarahin sama Kakek. Ella kan tau kalau Kakek itu serem," bujuknya.
Ella mengeratkan pelukannya pada leher sang ayah. Namun, tangisan bocah berbalut rok selutut berwarna pink pucat itu tak kunjung reda.
"Ella pengen makan es krim? Papah suruh Om Jimin buat beliin ya? Ella mau es krim rasa apa? Oh! Cokel-"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boss
Fanfiction[ON GOING] Bisa bayangkan ketika kamu mempunyai bos muda, tampan, kaya, mapan, seksi, dan bonusnya adalah seorang duda beranak satu? Itulah yang dirasakan oleh Ruby Jennie Catherine. Memiliki CEO seperti Anantha Taehyung Leonidas tidaklah mudah. Ap...