CHAPTER 06

1K 189 122
                                    

6. Bahasa Wanita

Seperti dugaan pertama, Jennie melakukan tindakan gegabah. Wanita itu masuk ke dalam salah satu klub paling terkenal di kota Jakarta. Meskipun tadi sempat kehilangan jejak dan dirinya diharuskan melacak ponsel Jennie terlebih dahulu, akhirnya Taehyung bisa memasukkan wanita itu ke dalam mobilnya.

Keadaan Jennie ketika Taehyung datang bisa dibilang amat mengenaskan. Wanita itu mabuk berat, dia bahkan tak peduli ketika beberapa pria hidung belang mencoba melecehkannya. Untung saja Taehyung datang tepat waktu, kalau tidak, Taehyung tak yakin kalau besok mendapati status Jennie masih perawan.

Taehyung memberhentikan mesin ketika mobil miliknya sudah terparkir sempurna di bagasi rumahnya. Taehyung memang membawa Jennie ke rumahnya. Awalnya, Taehyung ingin membawa Jennie pulang ke kostan wanita itu saja. Sayangnya, Taehyung tadi sempat melihat Jennie bertengkar dengan Seulgi. Kalau sampai Jennie pulang, apalagi dalam keadaan mabuk begitu, Taehyung tidak bisa membayangkan perang apa yang akan terjadi di kostan kecil itu.

Turun dari mobil, Taehyung memutar arah menuju kursi penumpang. Dia mengangkat Jennie dalam gendongan, menatap wajah memerah Jennie sebentar, kemudian dia kembali berjalan menuju pintu tinggi rumah besarnya.

Dia menekan bel dengan susah payah. Ia bahkan sampai mengumpat beberapa kali. Tapi, perjuangannya tak sia-sia. Selang beberapa detik, asisten rumah tangga Taehyung keluar membukakan pintu. Satu kata yang dapat mendeskripsikan ekpresi wajah wanita paruh baya itu kala matanya menangkap sang majikan tengah menggendong seorang wanita dewasa. Terkejut.

Taehyung berjalan masuk. Tak lagi memedulikan kehadiran sang asisten rumah tangga. Kaki panjangnya melangkah menuju kamar tamu yang terletak di lantai atas.

Taehyung membuka pintu dengan cara menendangnya sedikit keras. Pintu terbuka, langkah Taehyung kembali berlanjut. Sampai di depan ranjang, Taehyung membaringkan tubuh Jennie dengan hati-hati.

Dirinya hendak bangkit berdiri, namun tangan Jennie justru menarik lehernya. Taehyung yang sedang dalam keadaan tidak siap pun langsung jatuh terlentang di samping Jennie.

Jennie bangkit, lalu medudukkan dirinya tepat di atas perut berkotak milik Taehyung. Tangan nakal wanita itu bergerak membangkitkan tubuh sang pria. Taehyung bangkit duduk, mengakibatkan pantat Jennie berganti menduduki pahanya.

Jennie langsung melumat bibir Taehyung tanpa meminta izin terlebih dahulu. Gerakan bibirnya bisa dibilang kaku dan terlalu terburu-buru. Taehyung hanya diam dan menerima. Dia hanya akan bergerak ketika sudah lebih dari ini. Biar bagaimanapun juga, Taehyung adalah lelaki dewasa yang mudah terpancing hawa nafsu. Kalau perlakuan Jennie sudah melebihi ciuman, maka Taehyung pun tak yakin dirinya bisa menahan lagi.

Tangan Jennie turun meraba leher Taehyung sensual. Jari lentiknya bergerak mananggalkan jas hitam milik Taehyung. Dari jas, dia beralih membuka kancing teratas kemeja Taehyung. Sayang beribu-ribu sayang, gerakan Jennie harus terhenti karena Taehyung langsung menarik tubuh indah milik wanita di pangkuannya itu supaya kembali berbaring.

Taehyung memeluk tubuh Jennie erat-erat. Berusaha meredam tangis yang kini mulai menguar dari bibir sang wanita. Sebenarnya, Jennie menangis sudah dari mereka berciuman. Taehyung tadi sempat merasakan rasa asin khas air mata masuk ke dalam mulut. Menyampur dengan air liurnya dan air liur Jennie.

"Jangan tinggalin aku," Jennie meremat kuat kemeja putih terang yang dikenakan oleh Taehyung.

Taehyung menaruh dagunya tepat di atas kepala Jennie. Tangannya bergerak memberikan elusan lembut di punggung si wanita. "Aku ada di sini, aku nggak akan ke mana-mana."

Selang beberapa menit setelah Taehyung mengatakan barisan kata-kata menenangkan seperti tadi, tangisan Jennie mereda, berganti menjadi dengkuran halus. Taehyung tertawa kecil mendengar dengkuran Jennie. Di sela tawanya, Taehyung tampak mencium puncak kepala Jennie beberapa kali.

The BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang