2. Taehyung Belum Siap
Kedatangan Jennie dan Irene disambut oleh pelukan satu tim. Mereka bersorak bahagia. Penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah karena tim mereka lagi-lagi memenangkan project pameran di museum Paris. Besok sore, mereka akan berangkat ke Paris menggunakan pesawat terbang. Bonusnya, semua tiket dan biaya makan mereka akan ditanggung oleh Taehyung. Hm, atasan yang baik.
"Gue nggak sabar buat besok! Astaga gue mau buru-buru liat menara eifell nih!" Joy terlihat paling semringah di antara mereka semua.
"Besok Pak Taehyung juga ikut 'kan, Bu?!" Jennie sedikit mengguncang bahu mungil Irene.
Irene mengangguk penuh antusias. "Pasti dong! Kali ini dia nggak bakal ngewakilin tugasnya ke Si Bantet! Dia bakal turun tangan sendiri!"
"Sebut pacar gue apa lo tadi? Heum?" Rose melipat tangannya di depan dada seraya menunjukkan wajah sok garangnya.
"Aseeekkk! Kota Paris bakal tambah indah kalo ada Pak Taehyung di dalamnya!" canda Jisoo.
"Bener bangeeetttt!" angguk Wendy.
"Masih mau bilang Pak Taehyung pelit, lo Sung?! Dia yang bakal ngebiayaain kita semua loh!" Seulgi menatap Sungjae geli.
Sungjae menyengir lebar. "Kagak dah kalo udah gini mah."
"Yeuuu dasar rakyat jelata! Giliran dikasih yang gratis-gratis langsung lo baek-baekin orangnya!" Kai menempeleng pelan kepala Sungjae.
Suga menepuk pelan bahu Kai. "Lo kayak nggak tau Sungjae aja sih."
"Heh! Nanti kita di sana berapa hari?" tanya Jisoo tak kalah bersemangat dari yang lain.
Irene dan Jennie saling bertatapan, setelahnya, senyum misterius terbit di kedua bibir wanita cantik itu. "Tiga hari fokus pameran, satu hari buat pameran, dan ... dua hari buat jalan-jalan!"
"Yeaaayyy! Nggak sia-sia ternyata kita lembur kemaren!"
***
Tubuh Jennie ambruk menindih berlembar-lembar pakaian yang tadi modelnya sudah dia teliti satu per satu. Jennie frustasi. Alasannya cukup menggelikan. Wanita itu bingung ingin membawa apa untuk mengisi koper berwarna biru langitnya. Maksudnya, bukan tidak tahu apa-apa saja yang perlu dibawa. Jennie bingung ingin membawa baju, sepatu, aksesoris, dan alat make up yang mana.
Tok ... tok ....
"Jeeee! Lo ada di dalem?!" Itu suara Joy. Joy memang tinggal di tempat kost yang sama dengan Jennie. Bukan hanya Joy, yang tinggal satu atap dengan Jennie. Rose, Lisa, dan Seulgi juga tinggal di sana. Jangan tanyakan Jisoo dan Wendy, tentu saja dua wanita itu ikut tinggal di rumah mertua masing-masing.
Jennie bangkit dari rebahannya. Berjalan malas-malasan, wanita yang kini tengah mengenakan jubah tidur berbahan tipis itu membuka pintu bercat cokelat terang kamarnya. "Ada apa?"
Joy melipat tangannya di depan dada. "Ada Pak Taehyung di depan. Beruntung banget lo dicariin sama Pak Taehyung."
Wajah Jennie menegang. Tanpa bertanya lebih lagi, ia segera berlari menuju pintu utama bangunan kost berisikan sekitar sepuluh kamar itu.
"Jeee! Ganti baju dulu! Gaun tidur lo tipis banget!"
Tubuh Jennie seketika mematung di ambang pintu. Batinnya merutuk kesal. Kenapa dirinya main serobot buka pintu tanpa memerhatikan tampilannya terlebih dahulu? Namun, mau merutuk sebanyak apapun rasanya juga percuma. Taehyung terlanjur melihat ke arahnya.
Taehyung menatap Jennie dari bawah sampai atas. Mata elang pria itu mengerjap pelan. Sadar keadaan ini tak akan baik bagi dirinya dan Jennie, Taehyung berdehem canggung dengan kepala yang ikut memaling ke arah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boss
Fanfiction[ON GOING] Bisa bayangkan ketika kamu mempunyai bos muda, tampan, kaya, mapan, seksi, dan bonusnya adalah seorang duda beranak satu? Itulah yang dirasakan oleh Ruby Jennie Catherine. Memiliki CEO seperti Anantha Taehyung Leonidas tidaklah mudah. Ap...