Two

435 31 1
                                    

Prilly~

"Ayah ... Aku tak bisa merasakan keberadaan Tory," ucapku sambil memandang orang yang duduk didepanku.

Yang kuajak bicara hanya menghela nafas panjang, ia berdehem pelan dengan posisi yang sama, masih duduk diatas singgasananya.

"Sudahlah anakku, lupakan dia, ini memang sudah menjadi takdirnya."

"Tapi Ayah, aku tak bisa begitu mudah melupakan Tory, dia anggota keluarga kita. Aku harus mencarinya Ayah!"

"Jika kau masih keras kepala, kau akan bernasib sama dengan kakakmu, Nak!"

Jika sudah seperti ini, aku harus bagaimana? Namaku Prilly dan tadi yang kuajak bicara adalah ayahku, Raja Jehian, Raja didunia peri.
Ya, aku adalah peri, makhluk yang memiliki kekuatan untuk mengendalikan sesuatu. Aku adalah peri hewan, tugasku adalah mengatur seluruh hewan dibumi, memberikan mereka keturunan dan membuat mereka bahagia selama hidup dibumi.
Warna yang kumiliki adalah putih, entahlah. Warna itu hadir ketika aku diciptakan ibuku, warna yang kusukai dan memiliki keterikatan dengan sifatku, yaitu kelembutan.

Didunia Moresea, yaitu dunia peri yang kami tinggali bersebelahan dengan dunia manusia. Kami berbeda dengan mereka yang hidup hanya berpuluh tahun dan tak memiliki kekuatan, kami hidup beratus tahun dan akan mati jika kekuatan yang kami miliki melemah tanpa perantara umur. Ada berbagai macam jenis peri yang ada didunia Moresea: ada peri cinta, peri langit, peri buah dan sebagainya.

Sebagai anak raja tak membuatku melupakan tugas yang sudah menjadi takdirku, sebagai peri hewan aku sangat dibutuhkan hewan-hewan di dunia manusia.

Jika kalian bertanya apakah aku boleh mengunjungi dunia manusia, tentu saja boleh! Tapi dengan syarat melaksanakan tugasku. Didunia manusia aku sering menyamar menjadi manusia relawan yang membantu hewan-hewan yang kesakitan, menyamar menjadi hewan agar menjadi teman mereka, dan menjadi titik-titik cahaya putih yang terbang agar aku bisa bermain tanpa terlihat mata manusia.

Saat ini aku sedang berada didunia Moresea, menatap cermin yang memantulkan bayangan wajahku yang sedang sedih. Aku memegang hiasan kepala diatas telingaku, hiasan itu diberikan Tory beberapa waktu yang lalu, sebelum dia menghilang didunia manusia dan berubah menjadi makhluk yang entah akupun tak tau.
Tory, dia kakakku. Aku dan Tory sama-sama peri hewan, hukum peri adalah jika berada didunia manusia terlalu lama, melebihi batas waktu yang diberikan untuk bertugas maka, kami akan berubah menjadi sesuatu tetapi tidak mati dan tak akan kembali lagi menjadi peri, kecuali jika diantara kami bertemu dan itu sangat mustahil. Karena dunia manusia sangat luas.

Mengingatnya aku kembali merasa sedih, ayah tak pernah mengijinkan ku mencari Tory, karena ayah takut apa yang terjadi dengan Tory juga terjadi juga kepadaku.
Entahlah apa yang dia lakukan didunia manusia sehingga dia tak bisa kembali lagi kedunia kami. Aku tak tau sudah berapa lama dia meninggalkanku, karena dunia peri tak ada pergantian waktu seperti didunia manusia yang akan berganti dari siang ke malam.

"Tory, aku berjanji akan menemuimu, bagaimanapun wujudmu disana, aku pasti akan membawamu pulang," ucapku masih menatap pantulan wajahku.

"Prilly ternyata kau masih kukuh ingin menemuinya. Kuharap kau tidak memaksa Prilly, kau sahabatku. Aku sudah bersedih kehilangan Tory yang kucintai, aku tak mau kehilangan engkau."
Suara Meryda membuatku menoleh kebelakang, dia peri bunga berwarna kuning yang mencintai kakakku. Aku tak tega melihatnya menangisi Tory.

"Meryda, percayalah padaku. Aku akan membawa dia untukmu, itu janjiku."

Kupeluk tubuhnya yang terguncang menangis, rasanya aku juga ingin menangis tetapi habis rasanya rasa sedihku, yang ada hanya jiwa ku yang berkoar-koar ingin menemukan kakakku.

MiraculousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang