Ten✨

458 35 12
                                    

"Lo kenapa sih Dikta? Lo kayak mayat hidup tau gak? Udah tiga hari gak masuk kerja, anak-anak pada nyariin lo. Kita khawatir sama lo... Cerita sama gue lo kenapa?? Mana Prilly?"

Erwin datang dengan wajah cemasnya, ia memandang Dikta yang terlihat sangat berantakan, apartementnya sekarang seperi kapal pecah karena benda-benda yang berserakan dilantai. Dikta duduk disofa dengan rokok yang menyala ditangannya. Erwin menatapnya iba.

"Bilang sama gue kalo Prilly itu cuma pergi sementara, Win. Dia bakalan kembali lagi kan?" ucap Dikta lirih.

"Jadi Prilly yang bikin lo kayak orang gila gini? Tolong jelasin kegue Dikta! Ada apa sebenarnya masalah lo sama Prilly?"
Erwin duduk disamping Dikta yang tetap menatap kedepan sesekali menghisap rokoknya.

"Dia ninggalin gue disaat gue sudah cinta terlalu dalam, dia menghilang saat gue butuh dia."

"Terkadang cewek polos kayak gitu emang brengsek."

"Dia cewek baik-baik, Win!"

"Dengan dia ninggalin lo, lo masih bilang dia cewek baik-baik?! Heran gue sama pemikiran lo!"

"Gue tau dia pergi dengan alasan yang jelas, gue tau dia juga cinta sama gue, gue tau... Tapi gue masih gak rela. Untuk apa dia datang kalau akhirnya dia pergi?"

Dikta membuang puntung rokok ditangannya kesembarang arah, ia mengacak rambutnya frustasi. Jimbon menghampiri kakinya dan mengusap kepalanya disana, seakan menguatkan Dikta yang sedang terpuruk.

"Gue tau lo bisa buka hati buat cewek lain, Ta! Lo bukan cowok lemah yang hancur cuman karena cewek! Lo jangan gegabah ngelukain diri lo sendiri, hidup lo panjang. Gue pulang dulu, setidaknya gue tau lo masih hidup, gue tau lo gak butuh cerewetan gue, lo butuh sendiri buat nenangin pikiran."

Erwin menepuk pundaknya sebelum beranjak, meninggalakn Dikta yang menunduk menyembunyikan air matanya yang tiba-tiba jatuh. Rasanya sakit sekali, lebih sakit dari kisah cintanya yang dulu. Kedua kalinya ditinggalkan orang yang dicintai.

*****

Prilly kembali menghirup aroma wewangian bunga yang berasal dari dunia dia dilahirkan, dunia Moresea. Semua orang bergembira menyambut kedatangannya, anak Raja yang menghilang telah kembali. Semua temannya memeluknya dengan sukacita, merindukan sosok peri hewan yang periang dan suka berbagi, tanpa hadirnya Prilly di dunia Moresea terasa hampa beberapa waktu. Meryda datang dengan cepat, ia memeluk Prilly dengan kencang dan kemudian mereka berdua menangis terharu.

"Mengapa kau lama sekali menghilang Prilly, aku merindukanmu, mencarimu didunia manusia tapi tak pernah melihat bayanganmu sedikitpun, dimana kau tinggal? Apa manusia menyakitimu? Dan... Dimana Tory? Apa kalian menemukannya?"

Prilly mengusap air matanya. "Maafkan aku Meryda, Tory memilih selamanya tinggal dengan manusia, dia sudah sangat menyayangi tuannya, dia memilih tinggal dan menyuruhku kembali menjadi peri."

"Mengapa kau harus minta maaf Prilly? Kau yang kuharapkan kembali, kau yang kutunggu-tunggu. Itu pilihannya, dia lebih memilih hidup didunia manusia."

Mereka saling melempar senyum dan bersama menuju ketempat kerajaan agung, tempat dimana Prilly akan menerima hukuman akibat kecerobohannya yang menyebabkan dia menetap didunia manusia.

*****

Mengapa suasananya terasa sama? Gerimis yang turun, suasana yang sejuk, dan tukang eskrim yang berada diposisi sama. Ia merasa sangat rindu.
Cara terbaik hanya memejamkan mata, membayangkan kembali Prilly ada disisinya, berlarian, memakan eskrim bersama.

Semua terasa nyata dibenaknya.
Sekarang hanya dia dan Jimbon yang duduk dikursi ini, kursi taman penuh kenangan, penuh dengan ingatan yang indah.

MiraculousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang