Five

281 33 5
                                    

Raja Jehian meratapi nasibnya sekarang. Tory dan Prilly yang menghilang tanpa jejak membuatnya dirundung kesedihan yang begitu mendalam. Bukan dia tidak mampu mencari anak-anaknya, tetapi itu memang sudah hukum alam yang sudah ditentukan.

Siapa yang melanggar, dia yang menerima akibatnya.

Prilly sempat bercerita kalau Tory hidup terjamin dengan manusia, dia masih beruntung. Tapi Prilly? Dimanakah dia sekarang, berubah menjadi makhluk apakah dia? Apakah ada orang yang menyelamatkannya di dunia manusia.
Atau mungkin dia telah mati.
Raja Jehian menepis pikirannya, tekadnya sudah bulat. Dia akan mencari anak-anaknya meskipun berkeliling dunia sekalipun.

*****

Prilly memandang baju yang diberikan tuannya, sangat bagus. Tetapi satu yang membuatnya bingung. Pakaian yang berbentuk seperti kacamata yang entah bagaimana cara memakainya. Jika pakaian yang biasa dia sering melihatnya dan memakainya ketika bertugas menjadi manusia. Ketika berubah menjadi manusia Prilly langsung memakai pakaian tanpa harus memakainya, dan ketika berubah menjadi peri pakaiannya berubah kebentuk semula, yaitu pakaian peri.

Tak ambil pusing Prilly hanya memakai baju dan celana tanpa memakai pakaian aneh lainnya. Rambutnya basah terurai, dengan kaos berlengan panjang berwarna putih dan celana selutut, ia menghampiri Dikta yang memeluk Tory.
Ketika sampai dibelakangnnya dan sadar dengan keberadaan Prilly, Dikta terlihat mengambil benda pipih didepannya dan mematikan layarnya.
Sesaat kemudian lelaki itu berteriak dan menjauh dari Prilly.

"KENAPA LO GAK PAKE DALEMAN?!!"

Prilly terlonjak terkejut mendengar suara Dikta.

"Maksud tuan yang berbentuk aneh itu? Saya tidak bisa memakainya tuan."

"Aduh Prillyyy, mau sampai kapan lo ngerepotin gue mulu sih?"
Ucap Dikta frustasi, ia mengalihkan pandangannya kelain agar tak memandang ciptaan Tuhan yang menerawang didekatnya.

Dikta mengambil handphonenya,
Memutar video cara memakai pakaian dalam dan menyerahkan kepada Prilly.

"Seharusnya lo ngerti kalo udah liat video ini," ucap Dikta masih tak mau menatap Prilly.

Prilly hanya mengangguk, menerima benda itu dan membawanya kekamar mandi.

*****

Duduk menghadap TV bersama seseorang yang baru dikenalnya membuat Dikta tak nyaman, apalagi dia perempuan yang cantik.
Dikta menoleh kesamping, melihat wajah Prilly yang berbinar menatap layar TV.

"Ni cewe kapan pulangnya sih? Kalo gini terus bisa bahaya."
Dikta menggerutu didalam hati, Jimbon juga aneh sekali, baru pukul 7 malam sudah tidur dikandangnya. Biasanya kucing itu menemaninya bermain gitar di balkon sampai larut malam.

Prilly yang merasa ditatap pun mengalihkan pandangannya dari layar, menatap Dikta yang juga menatapnya dengan wajah masam.

"Kenapa tuan?" tanya Prilly hati-hati.

"Sampai kapan lo disini? Emang gak bisa minta bantuan buat nyelamatin lo biar bisa pulang?"

"Ceritanya panjang tuan, aku tak bisa menceritakan dunia kami kepada manusia, maaf."

"Manusia juga gak akan percaya kali kalo peri itu memang ada, itu cuma makhluk mitologi di dongeng-dongeng. Dan gue pun masih belum bisa percaya sama lo."

"Percaya ataupun tidak percaya itu terserah tuan. Yang pasti aku hanya minta tolong kepada tuan agar tak menelantarkanku."
Prilly menunduk sebentar.
"Nama tuan siapa?" lanjutnya.

"Dikta dan kucing itu namanya Jimbon."
Sejenak ia ingat ketika melihat Prilly pertama kali, kucing putih teman Jimbon itu sudah hilang tak meninggalkan jejak.

MiraculousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang