"kamu ngapain disini?"
"P-pak Eric?" Seseorang menghampiri Chenle yang sedang membakar "sampah" nya.
"Ada apa pak?" Tanya Chenle dengan bahasa sesopan mungkin. Karna Pam Eric ini ialaah atasan-nya di tempatnya "bekerja"
"Saya cuma jalan jalan disekitar sini. Kamu sendiri? Ngapain disini"
"Ah.. eum.. saya cuma bakar sampah pak.. tempat sampah penuh" ujar Chenle.
"Ini sudah malam, kamu nggak tidur?"
"Ngga pak. Saya ngga biasa tidur jam segini" ujar Chenle.
"Kalau begitu temani saya makan"
"Eh? Apa pak?"
"Temani saya makan. Saya yang traktir"
"Tapi pak-"
"Ikut saya saja."
"Hufft.. baik pak" ujar Chenle. Ia kemudian mengikuti atasanya amsuk kemobil mewah milik atadanya dan langsung berangkat ke restoran.
Mereka sampai dan langsung masuk ke ruangan vip. Atasan-nya langsung saja memesan makanan, juga Chenle.
"Kamu.. tinggal di apartemen itu?" Tanya Eric.
"Iya pak.. saya tinggal disitu."
"Kenapa nggak dirumah orang tua kamu?"
"S-saya merantau pak.. orang tua saya masih di negara asal"
"Kamu dari China?" Tanya Eric, Chenle mengangguk. Eric kemudian menggosok kedua telapak tanganya.
"Mantan Istri saya. Dia orang China. Saya suka orang China." Ujar Eric santai.
Deg.
Jantung Chenle sudah berdetak tak karuan. Bukan karena cinta atau apa, ia hanya takut atasan-nya ini melakukan hal yang tidak tidak kepadanya.
"YAKALO ADA SEME GENIT MAH BINALIN AJAAA, NOH TANTE DAPET JONI JONI YEZ PAPA AJA GEGARA DIBINALIN"
Chenle teringat ucapan Ten sehari sebelum mereka menyamar. Ia tau itu hanya sebatas candaan saja. Namun sepertinya sery bermain main dengan atasanya ini.. apalagi ia termasuk orang penting di perusahaan sebesar perusahaan milik Nyonya Dong itu. Ia pasti memiliki kuasa dan menge8tahui setiap detail rahasia di perusahaan tersebut.
"Ah.. saya.. juga suka orang Korea pak.. makanya saya merantau ke Korea" ujar Chenle diselingi senyuman tipis.
Tak lama kemudian, makanan yang mereka pesan datang. Chenle berusaha makan se"anggun" mungkin. 'Not My Style' kalau kata Jisung.
Mereka menyelesaikan makan malam mereka, Chenle yang tak lupa akan misinya mengambil tisu, kemudian mengelap mulutnya.
"kamu.. saya antar." ujar Eric
"ah? beneran pak? nggak usah. ngerepot-"
"ikut kata saya" ujar Eic.
'woopsie.. dia udah jatuh kayaknya' batin Chenle sambil menampilkan senyum miringnya sedikit.
Chenle masuk kedalam mobil milik Eric emudian menutupnya.
Eric tanpa basa bai langsung saja menyetir mobilnya dengan kecepatan rata rata. Chenle memfokuskan dirinya ke arah pandang mata atasanyatersebut. Chenle sadar atasanya ta sepenuhnya fokus ke jalanan dan mobilnya. sesekali ia meliri kearah paha Chenle yang terekspos. Chenle tertawa dalam batinya. 'ni orang gampang juga masuk perangkap.
Eric terus menjalankan mobilnya, sampai ia sampai di apartemen milik Chenle. namun bukanya berhenti disana, atasanya malah melewati apartmen Chenle.
"loh pak?
apartemen saya kok dilewatin?"
"Kamu dirumah saya aja" ujar Eric.
"h-hah? rumah bapak? k-kenapa pak? m-memangnya-"
"nggak ada siapa siapa kok.. kita bisa berdua aja" ujar Eric, kemudian melirik sedikit kearah Chenle, tanganya menjalar kearah paha Chenle yang terekspos.
"ah pak.."
"kamu tau kan kalo kamu nggak mau nyenengin atasan kamu.. atasan kamu bisa mecat kamu.."
Chenle menatapk earah Eric dengan tatapan segan. 'pfft. gampangn'
Jisung,Mark,Johnny,Jeno,Jaehyun and Taeil's side
"cung' panggil Jeno.
"7pangkat3. fix sisanya ada 343orang lagi" ujar Jissung melalui chip miliknya.
dilain sisi, Taeil dn Kun yang sedang mengawasi mereka menyalakan telponya.
"Il, mata
mat disini ngga mau ngau. terpaksa kita bunuh. karna mereka juga udah tau identitas dan seluk beluk NCT"
"Oh? bunuh aja"
"ada satu hal yang ganjal, didalem tubuhnya kita nemuin botol. isinya surat, mungkin berharga."
"lo udah cek?" tanya Taeil.
"bahasanya neh. Doyoung,Taeyong,Jungwoo lagi nngecek"
"Xiaojun?"
"nugas" ujar Kun.
Kun tiba tiba mengaktifkan sspeaker ditubuh Johnny,Jaehyun,Jeno,Mark dan Jisung. "Jisung arah jam 9, 40 orang. Jaehyun arah jam 11. bantai. sisanya, Mark liat belakang. Jeno kedepan bantuin Haechan bantai semuanya. Jisung kalau udah kearah jam 10 ke pojok dan bantai diem diem.Jaemin? dia di arah jam 1'
mereka memulai aksi tembak tembakan mereka. Jaehyun cedera prah, namun langsung dibantu oleh Jeno yang menembak langsung kedua arah dengan kedua pistolnya.
"kita kekurangaan orang. anggota besar kita cuma 21 orang dan harus ada banyak pasukan yang ngebantu mereka
. tapi kita gabisa ngasih tau kasus ini ke sembarang orang." ujar Taeil.
"cari orang buat ngebantu mereka. pasukan. dan dapat dipercaya. segera" ujar Kun ke Xiojun melalui chip.
"secepatnya. pasukan bakal serang dari atas dan pinggir" ujar Xiaojun. beberapa menit kemudian, Jeno yang ssemakin cedera krena melindungi Jaehyun hampir tumbang, beruntungnya, Jaehyun menahanya dan 'pasukan' yang diperintah oleh KUn dan Xiaojun datang. jumlahnya kira kira ada 14.
KAMU SEDANG MEMBACA
Millenials in a Mafia World - NCT DREAM •||END||•
Acciónini adalah kisah hidup dari kami, tujuh anak generasi milenial yang nakal dan suka melanggar peraturan. yang entah kenapa bisa masuk ke dunia mafia dan kriminal. •BXB •YAOI •Ship; Markhyuck Nomin Chensung Renvy sᴛᴀʀᴛ : 25042020 ᴇɴᴅ : 08102020