-Rasa itu pada akhirnya melebam-
Sebuah cerita, tentang seseorang yang bersebutan aku telah jatuh cinta.
Padahal, aku itu belum terlalu paham seperti apa defenisi cinta yang sesungguhnya.
Aku hanya bisa merasakan hadirnya. Hatiku bergejolak, bak taman bunga yang bermekaran.
Si dia selalu menjadi kegemaran. Meski tak pernah dapat balas apa-apa. Tapi, tetap saja menggemarkannya.
Entahlah, jika kali ini, ambisi memilih redum lagi. Ya, redum lagi. Hukum alamnya begitu. Dan sudah menjadi kelumrahan juga, bahwa harus ada satu rasa yang bersembunyi di antara banyak rasa yang selalu mudah terekspos ke mana-mana. Kan?
Tetap bertahan, adalah jalanku.
Sampai yang selalu berbaik hati mendatangkan suratan takdir untukku berhenti. Mungkin karena ia tahu, hatiku tak pantas tersakiti. Meskipun sekali.
Cukuplah sudah. Penderitaan menanggung beban berat itu, sendiri.
Jangan paksakan untuk lanjut, jangan egois.Banyak mahluk lain yang bisa dimiliki dan menerima untuk dimiliki.
Dan, rasa itupun pada akhirnya melebam. Hanyut bersama deburan ombak yang ganas. Hanya menyisakan sesosok pilu, yang katanya berhenti berjuang untuk si dia.
Itulah, aku itu.
-Manusia Dingin-
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara dari sudut jendela
عاطفيةmenyudutlah, ada kisah yang perlu diperdengarkan. Cover by : @fitrialjazera_