Kopi DinginSejuk mengisi celah-celahnya berpulang.
Pelayaran yang jauh, angin timur ke barat berhembus menyapa, menggoda.Hujan rintik-rintik, menyisakan embun yang memonopoli sudut jendela.
Kuseduh kopi,
Masih terlalu panas, kalah telak dingin pagi dibuatnya.Yang pahit itu, kopi inilah.
Lalu entengnya luruh, saat sosokmu kutemukan tengah bersanding dengan sisa rintikan.Lengkung yang sempurna menyinggahi bibir ranum itu.
Beruntung sekali hujan bisa membuatmu tersenyum.Menit ke menit, pandangmu tetap bertumpu pada siluetmu.
Jam ke jam, meskipun embun mulai egois menyamarkan posisimu, kau tetaplah sedang mendiami isi mataku.Sampai kuteguk secangkir air coklat nan pahit yang lama sudah terabai.
Yah, sudah dingin, hilang nikmatnya.
Anganku melayang,
Mencoba mengarah tentang betapa dinginnya dirimu.Ya, ini kopi lebih dingin ketika kuingat-ingat.
-Manusia Dingin-
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara dari sudut jendela
Romancemenyudutlah, ada kisah yang perlu diperdengarkan. Cover by : @fitrialjazera_